By Tim RS Pondok Indah
Banjir dapat berdampak serius bagi kesehatan, terutama sistem pencernaan. Waspadai 5 jenis penyakit sistem pencernaan yang sering muncul setelah banjir berikut ini!
Banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga membawa dampak serius bagi kesehatan, terutama sistem pencernaan. Air banjir yang terkontaminasi limbah, bakteri, dan virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pencernaan yang berbahaya. Kurangnya akses ke air bersih dan makanan yang higienis juga meningkatkan risiko infeksi.
Berikut adalah lima jenis penyakit pencernaan yang sering terjadi setelah banjir, beserta cara mencegahnya.
Diare infeksius adalah salah satu penyakit pencernaan paling umum setelah banjir. Penyebabnya adalah konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella. Gejala kondisi ini meliputi tinja encer, dehidrasi, dan lemas.
Untuk mencegah diare, pastikan mengonsumsi air matang atau air kemasan, mencuci tangan dengan sabun, serta menghindari makanan yang tidak higienis.
Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke tubuh melalui makanan atau air yang tercemar. Penyakit ini sering terjadi setelah banjir karena sanitasi yang buruk dan meningkatnya jumlah lalat yang menyebarkan bakteri. Gejala tifus meliputi demam tinggi, lemas, sakit perut, dan gangguan pencernaan.
Pencegahannya meliputi vaksinasi tifus, menjaga kebersihan makanan, serta menghindari konsumsi makanan dari tempat yang tidak terjamin kebersihannya.
Baca juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit di Musim Hujan
Kolera disebabkan oleh infeksi Vibrio cholerae, bakteri yang berkembang biak di air kotor. Setelah banjir, penyebaran kolera meningkat drastis karena banyak orang mengonsumsi air yang terkontaminasi. Gejala utama kolera adalah diare berat yang bisa menyebabkan dehidrasi parah dalam waktu singkat.
Untuk mencegahnya, selalu pastikan sumber air minum bersih, gunakan tablet atau cairan desinfektan air, dan hindari makanan mentah atau tidak matang sempurna.
Hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati akibat infeksi virus yang menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita. Banjir meningkatkan risiko penularan karena buruknya sanitasi dan kontaminasi air minum. Gejala hepatitis A meliputi kelelahan, mual, kulit dan mata menguning (jaundice).
Pencegahan terbaik adalah dengan vaksinasi hepatitis A, menjaga kebersihan tangan, serta memastikan makanan dan air yang dikonsumsi dalam kondisi higienis.
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berdarah dan nyeri perut parah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolytica yang menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Kondisi lingkungan yang kotor setelah banjir mempercepat penyebarannya.
Cara mencegah disentri adalah dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari konsumsi air mentah, serta menjaga kebersihan toilet dan peralatan makan.
Banjir meningkatkan risiko berbagai penyakit pencernaan akibat kontaminasi air dan makanan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk mencegah infeksi. Konsumsi makanan yang higienis, vaksinasi, dan kebiasaan mencuci tangan dapat membantu mengurangi risiko penyakit.
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala penyakit pencernaan setelah banjir, segera periksakan diri ke dokter terkait. Dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam dapat membantu diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan tunda pengobatan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa
Banjir dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena lingkungan yang lembap dan kotor memicu penyebaran penyakit. Air banjir juga sering kali terkontaminasi oleh limbah, kotoran hewan, dan bahan kimia berbahaya. Ketika manusia terpapar, risiko infeksi meningkat. Selain itu, banjir dapat merusak sistem sanitasi dan penyediaan air bersih, yang memperburuk kondisi kesehatan.
Air banjir dapat mengandung berbagai jenis bakteri patogen, seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Vibrio cholerae. Selain itu, bakteri lain seperti Campylobacter dan Shigella juga dapat ditemukan mengkontaminasi air banjir dan berpotensi menyebabkan penyakit pencernaan. Paparan bakteri-bakteri ini melalui air banjir dapat mengakibatkan infeksi serius jika tidak ditangani dengan cepat.
Bencana banjir dapat menimbulkan gangguan pencernaan karena mengkontaminasi air dan makanan. Saat banjir terjadi, limbah dan kotoran hewan sering mencemari sumber air, yang dapat mengandung patogen berbahaya. Ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, risiko infeksi saluran pencernaan meningkat. Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk selama dan setelah banjir juga mempermudah proses penyebaran bakteri dan virus.
Banjir dapat menyebabkan diare. Air banjir sering terkontaminasi oleh mikroba patogen seperti bakteri, virus, dan parasit. Ketika seseorang terpapar air atau makanan yang terkontaminasi, risiko diare meningkat drastis.