Perawatan Infeksi pada Luka akibat Terjatuh

By Tim RS Pondok Indah

Friday, 01 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penting untuk memahami cara perawatan infeksi untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah komplikasi. Temukan langkah-langkahnya di artikel ini.

Perawatan Infeksi pada Luka akibat Terjatuh

Saat terjatuh, kulit bisa saja mengalami luka, baik berupa luka lecet hingga luka yang terbuka. Bila ringan, luka umumnya bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari. Namun, jika luka yang terjadi cukup dalam, Anda perlu melakukan perawatan infeksi luka setelah jatuh yang tepat agar cepat sembuh, tanpa meninggalkan bekas di kulit, bahkan tidak terinfeksi.


Langkah Perawatan Luka Setelah Jatuh

Terjatuh bisa dialami oleh siapa pun, di mana pun lokasinya. Ketika mengalaminya, kemungkinan kulit mengalami luka sangatlah besar, baik sekedar goresan maupun berupa luka terbuka. 

Adanya luka pada kulit memungkinkan masuknya benda asing, seperti debu, pasir atau tanah, bahkan kuman. Akibatnya, luka bisa saja terinfeksi. 


Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka jatuh, berikut ini adalah beragam cara perawatan yang perlu dilakukan:


1. Cuci tangan

Ketika mengalami luka jatuh, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh luka. Hal ini bertujuan untuk memastikan tangan dalam keadaan bersih dan tidak membawa kuman yang bisa menyebabkan infeksi, ketika menyentuh luka.


2. Bersihkan luka 

Selain tangan, Anda juga harus membersihkan luka dengan tepat. Pertama-tama basahi kain bersih atau kasa steril dengan air mineral, lalu usap luka dengan gerakan melingkar dari arah dalam (pusat luka) ke daerah luar, secara perlahan. Ulangi tahap ini setidaknya 3 kali, atau lebih, sampai luka benar-benar bersih.


Saat membersihkan luka, mungkin Anda akan merasa tidak nyaman atau nyeri, tetapi tahap ini perlu dilakukan agar jaringan kulit yang mati dan kotoran tidak menempel pada luka jatuh. Selain itu, membersihkan luka juga menjadi langkah penting dalam pencegahan terjadinya infeksi.


3. Hentikan perdarahan yang muncul

Jika luka sudah bersih, hentikan perdarahan yang terjadi, dengan menekan luka menggunakan kasa steril atau kain bersih, sampai luka tidak berdarah lagi. 


Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan


4. Gunakan salep luka 

Bila luka jatuh sudah bersih dan perdarahan telah dihentikan, Anda bisa mengoleskan salep untuk luka yang dijual bebas, atau petroleum jelly, untuk mengobati dan mempercepat penyembuhan luka terjatuh.


5. Tutup luka

Selanjutnya, tutup luka menggunakan kain kasa yang steril agar tidak terkontaminasi bakteri, ketika Anda beraktivitas atau berada di luar rumah. 


6. Ganti perban secara rutin

Gantilah perban secara rutin, setidaknya sehabis mandi atau ketika perban basah, supaya luka tidak terkontaminasi dan cepat sembuh.


Baca juga: Luka Diabetes, Kenali, Tangani, dan Cegah Komplikasinya!



Lalu, Apakah Luka Jatuh Bisa Mengalami Infeksi?

Pada dasarnya, tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka dengan sendirinya. Namun, ketika luka terinfeksi oleh bakteri dan daya tahan tubuh tidak mampu melawannya, proses penyembuhan luka jatuh pun terhambat, bahkan terinfeksi.


Infeksi pada luka jatuh bisa saja terjadi karena perawatan luka yang kurang tepat, baik kurang maksimal saat membersihkan luka maupun saat merawat luka.


Tanda Infeksi pada Luka Jatuh

Saat luka terinfeksi, bukan saja penyembuhannya yang terhambat, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kerusakan jaringan pada daerah yang terluka. Selain itu, tetanus juga bisa menjadi salah satu komplikasi infeksi luka jatuh, meskipun jarang terjadi.


Oleh karena itu, sangat penting memberikan penanganan yang tepat pada luka jatuh. Selain itu, mengenali tanda-tanda infeksi pada luka juga perlu dilakukan. Berikut ini adalah tanda-tanda infeksi pada luka jatuh:


  • Kulit di sekitar lokasi luka jatuh tampak lebih memerah dari sebelumnya
  • Luka semakin bengkak 
  • Luka terasa lebih nyeri
  • Muncul nanah dari luka jatuh
  • Muncul aroma tidak sedap di area luka
  • Mengalami demam


Baca juga: Sariawan Atau Kanker Mulut? Menengok Perbedaan Sariawan dan Kanker Mulut



Komplikasi Infeksi Luka Jatuh

Jika tanda luka terinfeksi muncul tetapi tidak mendapatkan perawatan yang tepat, infeksi ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan komplikasi yang serius, seperti:


1. Selulitis

Kondisi ini merupakan infeksi pada jaringan kulit yang lebih dalam dan menyebabkan pembengkakan, kemerahan, serta nyeri di area kulit yang terinfeksi.


Selain itu, selulitis juga bisa menimbulkan gejala lain, berupa demam, mual, pusing, dan muntah.


2. Necrotizing Fasciitis

Meski jarang terjadi, infeksi luka jatuh juga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi, yakni necrotizing fasciitis. Penyakit ini perlu ditangani dengan serius dengan pemberian obat antibiotik dan tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan kulit yang sudah rusak.


3. Sepsis

Sepsis adalah kondisi gawat darurat yang terjadi ketika sistem imun mengalami respon abnormal terhadap infeksi kulit yang terjadi. Penyakit ini bisa menyebabkan gangguan organ dan jaringan bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani sedini mungkin.


Baca juga: Cegah Komplikasi Kaki Diabetes


Perawatan Luka Jatuh yang Terinfeksi

Tubuh memiliki kemampuan sendiri untuk melawan infeksi yang terjadi di dalam tubuh, termasuk infeksi luka jatuh. 


Namun, jika Anda mengalami tanda luka jatuh infeksi, Anda dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter umum di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan demikian, dokter bisa memastikan kondisi luka jatuh yang Anda alami dan memberikan pelayanan yang sesuai.


Setelah melakukan konsultasi dengan dokter umum di rumah sakit, ada beberapa perawatan di rumah yang harus dilakukan untuk mempercepat penyembuhan infeksi luka jatuh:


  • Rutin membersihkan luka setiap hari dan menutup luka dengan perban steril.
  • Oleskan krim maupun salep, termasuk salep antibiotik, yang diresepkan oleh dokter.
  • Konsumsi obat antibiotik oral yang dianjurkan sesuai resep dokter.


Jika setelah melakukan tips di atas, kondisi luka jatuh yang terinfeksi tidak segera membaik atau bertambah parah, dokter akan menganjurkan Anda untuk dirawat di rumah sakit. 


Bila semua cara mengobati tidak bisa dilakukan dikarenakan infeksi yang terjadi sangatlah bahaya, mungkin dokter akan melakukan tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dan mati agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh.


Sebagian kasus infeksi kulit yang serius, seperti sepsis, membutuhkan pemberian obat antibiotik melalui infus. Jadi, Anda perlu dirawat beberapa hari agar infeksi luka segera membaik.


Umumnya, luka jatuh yang ringan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlu penanganan medis di rumah sakit. 


Namun, jika luka tersebut tidak diobati dengan baik sehingga menyebabkan infeksi dan menimbulkan tanda-tanda infeksi, Anda harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter umum di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Baca juga: Nyeri Perut, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Meredakannya



FAQ


Apakah Luka Lebih Baik Dibuka atau Ditutup?

Luka lebih baik ditutup dengan kasa steril atau perban untuk melindunginya dari kotoran dan infeksi ketika akan beraktivitas di luar ruangan, terutama pada luka terbuka atau berdarah. Namun, selama berada di rumah dan tidak melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan luka terkontaminasi, luka lebih baik dibuka.


Untuk mempercepat proses penyembuhan, pastikan membersihkan luka dengan rutin, menggunakan salep luka, dan mengganti perban secara rutin.


Jika ragu atau luka terlalu besar untuk Anda rawat secara mandiri, konsultasikan dengan dokter umum mengenai perawatan luka yang benar.


Apakah Luka Boleh Dibalut Kapas?

Luka sebaiknya tidak dibalut dengan kapas, karena seratnya bisa menempel dan menyebabkan infeksi. Lebih baik gunakan kasa steril maupun plester untuk menutup luka, serta pastikan area luka tetap bersih.



Referensi:

  1. Sturges M, Bregg JM. 780 Quality Improvement of the Road Rash Patient. Journal of Burn Care & Research: Official Publication of the American Burn Association. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8945498/). Diakses pada 15 Oktober 2024.
  2. American Academy of Dermatology Association. Proper wound care: How to minimize a scar. (https://www.aad.org/public/everyday-care/injured-skin/burns/wound-care-minimize-scars). Direvisi terakhir. Diakses pada 15 Oktober 2024.
  3. Cleveland Clinic. Cellulitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15071-cellulitis). Direvisi terakhir 18 April 2022. Diakses pada 15 Oktober 2024.
  4. Cleveland Clinic. Necrotizing Fasciitis (Flesh-Eating Disease). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23103-necrotizing-fasciitis). Direvisi terakhir 24 Mei 2022. Diakses pada 15 Oktober 2024.
  5. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Sepsis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214). Direvisi terakhir 10 Februari 2023. Diakses pada 15 Oktober 2024.
  6. Patient Info. Infected wounds. (https://patient.info/infections/wound-infection). Direvisi terakhir 8 Oktober 2024. Diakses pada 15 Oktober 2024.