Laser vagina meremajakan area kewanitaan dengan merangsang produksi kolagen, meningkatkan elastisitas, dan memperbaiki jaringan vagina.
Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami perubahan dan penurunan fungsi. Pada wanita, area kewanitaan merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dan perlu mendapat perhatian tersendiri.
Pasalnya, selain dari faktor usia yang merupakan hal alami, berbagai hal lain pun dapat memengaruhi kesehatan area kewanitaan. Misalnya saja, lingkungan (termasuk polusi udara, terutama di kota besar) dan gaya hidup. Belum lagi ketika berbicara tentang proses kehamilan dan persalinan.
Umumnya, setelah menikah dan melahirkan, organ intim wanita akan mengalami perubahan, seperti dinding vagina yang mengendur dan mukosa vagina yang berkurang elastisitasnya.
Tak ayal jika kemudian muncul berbagai keluhan, seperti berkurangnya elastisitas vagina (vagina laxity), vagina terasa kering dan gatal, nyeri saat berhubungan, infeksi saluran kemih berulang tanpa komplikasi, atau stress incontinence urinary (SIU), yaitu salah satu tipe inkontinensia urin yang terjadi akibat otot dasar panggul dan sphincter (otot halus) uretra melemah atau rusak, menyebabkan keduanya tidak dapat menahan aliran urin.
Peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) bukan sekadar masalah estetika. Keluhan yang terjadi pada area kewanitaan, tentu dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup yang dijalani.
Misalnya, rasa sakit ketika berhubungan intim dengan pasangan, atau hilangnya rasa percaya diri akibat tidak dapat menahan hasrat buang air kecil sehingga mengompol di tempat umum.
Perkembangan teknologi medis terkini memungkinkan dilakukannya peremajaan area kewanitaan dengan memanfaatkan teknologi laser yakni Laser Feminine Rejuvenation Therapy.
Perawatan peremajaan organ intim kewanitaan ini dilakukan tanpa operasi dengan bantuan teknologi terbaru, yaitu CO2 Fractional Laser. Laser ini disebut dengan fractional karena dalam sekali penembakan, laser dapat mengeluarkan 81 cahaya.
Hal ini memungkinkan cakupan yang luas sehingga perawatan hanya memerlukan waktu singkat, yaitu tujuh menit.
Laser yang ditembakkan akan membuat perlukaan tak kasat mata (sedalam 3 milimeter) yang akan menstimulus terbentuknya jaringan kolagen elastin yang baru. Dengan cara ini, kualitas mukosa dinding vagina yang sebelumnya kaku dan kering akan menjadi lentur dan lembap.
Teknologi laser yang digunakan benar-benar aman, telah teruji klinis dari perusahaan laser terpercaya, dan sudah tersertifikasi oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.
Perlukaan yang dibuat pun tidak mencapai sistem saraf, yang berarti tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien hanya akan merasa hangat pada sekitar vagina. Selain itu, proses penyembuhannya juga cepat.
Dalam dua hingga tiga hari, pasien sudah dapat berhubungan intim dengan pasangan tanpa khawatir akan timbul luka atau rasa nyeri akibat perawatan.
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, diperlukan setidaknya tiga kali sesi perawatan. Setiap sesi akan meningkatkan perbaikan yang terjadi, mulai dari 14—20 persen pada sesi pertama, 20—40 persen pada sesi kedua, hingga 80—90 persen setelah sesi ketiga. Pada tahap ini, fungsi kekencangan (tightening) dan lubrikasi akan jauh lebih baik.
Hanya saja, kondisi tersebut tidak bersifat permanen. Proses penuaan memang tidak bisa dihentikan, apalagi ditambah faktor lain yang turut mempengaruhi. Wanita yang telah menopause disarankan mengulangi perawatan setiap enam bulan, sedangkan wanita yang berusia lebih muda dapat mengulangi perawatan setelah 18 hingga 24 bulan.
Laser vagina bisa membantu mengencangkan Miss V dengan merangsang produksi kolagen di jaringan vagina. Prosedur ini non-invasif, cepat, dan biasanya tanpa rasa sakit, sehingga bisa meningkatkan elastisitas dan kerapatan Miss V secara alami.
Treatment laser vagina untuk peremajaan Miss V biasanya hanya memakan waktu sekitar 15-30 menit. Prosedur ini cepat, tanpa rasa sakit, dan Anda bisa langsung kembali beraktivitas setelahnya tanpa perlu waktu pemulihan panjang.
Ya, Miss V bisa kembali kendur setelah treatment laser, terutama jika tidak menjaga gaya hidup sehat atau seiring bertambahnya usia. Namun, efek treatment bisa bertahan lebih lama dengan perawatan rutin dan pola hidup yang baik.