Cyclist's palsy adalah cedera saraf akibat tekanan berulang di pergelangan tangan saat bersepeda, menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau kelemahan tangan.
Olahraga bersepeda memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Dengan bersepeda selama 30 menit setiap hari saja, Anda sudah dapat membantu menurunkan risiko penyakit metabolik, meningkatkan kreativitas dan daya ingat, serta menurunkan tingkat kecemasan dan depresi seiring dengan meningkatnya kadar hormon endorfin dalam tubuh.
Olahraga bersepeda juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga membantu mempertahankan berat badan. Bersepeda di pagi hari dapat membantu memastikan tubuh kita terpapar sinar matahari dan mendapatkan manfaat dari vitamin D. Tak heran dengan begitu banyak manfaat, bersepeda semakin digandrungi di masa sekarang.
Supaya sesi bersepeda Anda semakin berdampak baik untuk tubuh, jangan lupa perhatikan posisi/postur tubuh yang baik. Posisi tubuh yang baik ketika bersepeda juga menjadi hal penting ketika kita ingin terhindar dari cedera. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memposisikan kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul. Arahkan mata ke depan dan rilekskan tulang leher Anda.
Apabila Anda sedang bersepeda dalam keadaan cepat, maka tundukkan punggung Anda, tetapi apabila track sedang menurun, tegakkan kembali punggung Anda. Sedangkan untuk posisi kaki, apabila pedal sedang berada di bawah kaki Anda, maka tekuklah sedikit kaki Anda.
Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki Anda (yang masih dapat ditekuk sedikit) hingga kaki terasa nyaman ketika menggoes. Kemudian untuk posisi tangan, tekuk sedikit siku Anda dan usahakan telapak tangan menggenggam handle bar atau rem sekaligus.
Posisikan bahu mengikuti alur yang dibentuk tangan dan punggung. Hati-hati, posisi tangan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya cyclist’s palsy.
Apabila saat dan setelah bersepeda Anda merasakan jari manis dan kelingking tidak nyaman, hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis, dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan (Guyon canal) tertekan, akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar.
Kondisi ini disebut juga dengan Guyon canal syndrome, kalau terjadi pada pesepeda disebut cyclist’s palsy.
Cyclist’s palsy kerap disamakan dengan CTS (carpal tunnel syndrome). Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya. Gejala CTS terjadi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, sementara gejala cyclist’s palsy hanya pada jari manis dan kelingking saja.
Gejalanya juga spesifik terjadi saat atau setelah Anda bersepeda. Anda akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari Anda. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah. Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya.
Cyclist's palsy adalah kondisi yang terjadi ketika saraf di pergelangan tangan tertekan akibat posisi tangan saat bersepeda terlalu lama. Gejalanya bisa berupa mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di tangan dan jari. Ini sering terjadi karena tekanan terus-menerus pada stang sepeda, yang mengganggu aliran darah dan merusak saraf.
Gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking akan terasa dan mudah hilang 1 – 2 hari setelah bersepeda.
Sementara gejala motorik yang tampak, antara lain jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari (melakukan gerakan abduksi dan aduksi jari, hingga dapat menimbulkan cedera berat sampai adanya abnormalitas.
Penyebab seseorang mengalami cyclist’s palsy saat atau setelah bersepeda bermacam-macam. Berikut beberapa di antaranya:
Cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama menggunakan sepeda gunung atau sepeda balap (road bike). Apalagi ketika Anda bersepeda menuruni bukit, sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan Anda. Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka dapat menimbulkan gejala CTS juga.
Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Apabila tidak ditangani segera, cedera/abnormalitas dapat menjadi permanen. Oleh karena itu, penting sekali memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery agar penanganan yang dilakukan dapat dilakukan sedini mungkin.
Agar aktivitas bersepeda menjadi lebih aman dan terhindar dari risiko cyclist’s palsy, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Olahraga bersepeda memang menyenangkan. Supaya bersepeda semakin memberi manfaat untuk kesehatan tubuh dan demi meminimalisir dampak ‘cedera’ yang terjadi, ikutilah panduan bersepeda dengan benar. Tubuh menjadi lebih sehat dan Anda pun akan bersepeda lebih nyaman.
Cyclist's palsy biasanya berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung tingkat keparahan dan penanganan. Istirahat, perubahan posisi bersepeda, dan kompres es bisa mempercepat pemulihan.
Cyclist's palsy umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan istirahat serta penyesuaian posisi bersepeda. Meski begitu, jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala seperti kebas dan kelemahan tangan bisa berlangsung lebih lama.
Ya, Cyclist's palsy bisa sembuh dengan sendirinya jika gejala ringan, biasanya dalam beberapa hari hingga minggu. Istirahat, kompres es, dan menghindari tekanan berlebih di tangan dapat mempercepat pemulihan.