By Tim RS Pondok Indah
Polip usus adalah benjolan kecil yang tumbuh di lapisan dalam dinding usus besar. Meski tidak berbahaya, tetapi ada kasus yang bisa berkembang menjadi kanker usus.
Benjolan merupakan kondisi yang bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, termasuk pada saluran pencernaan, khususnya usus besar. Bila terbentuk pada lapisan dalam dinding usus besar ini dikenal juga dengan istilah polip usus.
Meski tidak semuanya berpotensi menjadi kanker, polip usus tetap perlu ditangani dengan cepat. Sebab dengan menghilangkan benjolan ini, risiko terjadinya kanker bisa dimusnahkan, meskipun risiko polip usus kembali tumbuh tidak bisa dihindarkan.
Polip usus adalah benjolan kecil yang tumbuh di lapisan dalam dinding usus besar (colon) maupun rektum. Pertumbuhan polip bisa dikategorikan sebagai tumor, karena merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal.
Meski beberapa kasus kanker usus besar diawali dari terbentuknya polip, tidak semua polip usus akan berkembang atau berakhir sebagai kanker kolorektal.
Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis
Pengelompokan jenis polip bisa dilakukan berdasarkan beberapa kategori, yakni jumlah tumbuhnya, bentuknya, maupun sifatnya. Pembagian jenis polip usus akan membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang sesuai.
Berdasarkan jumlah pertumbuhannya, polip usus bisa dibedakan menjadi:
Berdasarkan bentuk tumbuhnya, jenis polip usus bisa dibedakan menjadi:
Sedangkan jenis polip usus berdasarkan sifat pertumbuhan selnya bisa dibedakan menjadi:
Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi
Kebanyakan penderita polip usus tidak menimbulkan gejala. Bahkan penyakit ini umumnya diketahui ketika melakukan pemeriksaan kesehatan untuk kondisi lain. Namun, beberapa orang merasakan tanda dan gejala polip usus yang muncul sebagai berikut ini:
Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Normalnya, sel dalam tubuh akan terus tumbuh dan membelah secara teratur, dengan tujuan menggantikan sel-sel tubuh yang telah rusak. Namun, mutasi genetik akan menyebabkan pertumbuhan sel terjadi secara tidak terkendali, yang menyebabkan terbentuknya massa, yang terlihat sebagai benjolan atau tumor. Ketika terjadi pada lapisan dalam usus besar, kondisi ini dikenal dengan polip usus.
Meski mutasi genetik telah diketahui sebagai penyebab polip usus, tetapi kondisi yang memicu terjadinya mutasi ini sendiri masih belum dapat dipastikan. Namun, ada beberapa kondisi yang dipercaya menjadi faktor risikonya.
Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami polip usus, antara lain:
Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi
Dokter spesialis bedah digestif akan menegakkan diagnosis polip usus dengan melakukan anamesis, yang bertujuan mengumpulkan informasi medis seputar keluhan, keparahan kondisi, kesehatan pasien, serta riwayat kesehatan keluarga, maupun faktor risiko polip usus yang lain.
Hasil anamesis yang dilakukan akan menjadi petunjuk dokter dalam melakukan pemeriksaan fisik bagi orang yang mengalami polip usus.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis polip usus mencakup:
Baca juga: Sakit Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya
Jika sudah dipastikan, dokter akan melakukan pengobatan polip usus dengan cara memotong benjolan tersebut melalui operasi. Sebab satu-satunya cara untuk mengobati polip usus adalah dengan prosedur bedah untuk mengangkat polip.
Beberapa metode operasi yang dapat digunakan untuk pengangkatan polip usus yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut ini:
Meski beberapa jenis polip usus bisa berkembang menjadi kanker usus besar, kemungkinan ini akan dihilangkan jika benjolan tersebut sudah diangkat. Namun, kemungkinan kambuhnya polip usus bisa saja terjadi. Oleh karena itu, Anda sebaiknya melakukan kontrol rutin sesuai dengan arahan dokter spesialis bedah digestif.
Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik
Meski sangat jarang, berikut ini adalah beberapa komplikasi polip usus yang bisa terjadi:
Baca juga: Pemeriksaan Saluran Cerna Atas dengan Gastroskopi
Hingga kini belum ditemukan metode pencegahan terjadinya polip usus yang efektif. Namun, skrining dan pemeriksaan rutin bisa mencegah risiko terjadinya polip maupun kanker usus besar. Selain itu, ada beberapa tips untuk mencegah terbentuknya polip usus yang bisa Anda terapkan, yakni:
Selain itu, kontrol rutin ke dokter spesialis bedah digestif juga diwajibkan bagi Anda yang memiliki risiko atau sudah pernah terdiagnosis mengalami polip usus sebelumnya, guna mencegah kekambuhan kondisi ini. Kontrol rutin ini setidaknya dilakukan setiap 5 tahun sekali, setelah berusia lebih dari 45 tahun.
Dokter spesialis di RS Pondok Indah tidak hanya melakukan pemeriksaan rutin maupun penanganan polip usus saja. Pelayanan medis yang diberikan oleh dokter spesialis kami didasarkan pada kesehatan Anda secara umum, sehingga hasilnya pun lebih optimal.
Tidak semua polip usus berbahaya. Namun, ada beberapa jenis polip yang berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak diatasi. Oleh karena itu, deteksi dini polip usus tetaplah penting untuk mencegahnya berkembang menjadi kanker usus besar.
Proses perubahan polip usus menjadi kanker umumnya memakan waktu bertahun-tahun, sekitar 10-15 tahun, tergantung jenis dan ukuran polip. Perlu diingat juga bahwa tidak semua jenis polip usus akan berkembang atau berakhir sebagai kanker kolorektal.
Meskipun demikian, polip berukuran besar atau polip jenis adenomatosa lebih berisiko untuk berubah menjadi kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin tetap dianjurkan sebagai langkah skrining sekaligus menghilangkan polip sebelum berkembang menjadi kanker.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis polip dapat berkembang menjadi kanker, terutama polip adenomatosa. Selain itu, polip yang berukuran besar juga bisa menyebabkan perdarahan maupun obstruksi pada usus.
Umumnya dokter akan merekomendasikan untuk mengangkat semua polip yang ditemukan selama kolonoskopi. Meskipun tidak semua polip akan berubah menjadi kanker kolorektal, sulit untuk membedakan polip yang berisiko menjadi kanker dari yang tidak. Dengan mengangkat semua polip, risiko perkembangan kanker bisa diminimalkan.
Akan tetapi, polip yang berukuran terlalu besar biasanya sulit untuk diangkat selama kolonoskopi. Bila hal ini terjadi, dokter spesialis bedah digestif mungkin akan menyarankan tindakan laparoskopi.
Setelah polip usus besar diangkat, biasanya pasien akan dipantau untuk memastikan tidak ada komplikasi atau polip baru yang tumbuh. Polip yang diangkat juga akan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui risiko kanker. Jika hasil biopsi menunjukkan risiko tinggi, dokter spesialis bedah digestif mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk deteksi dini kanker usus besar.
Referensi: