Operasi pengambilan sperma adalah prosedur medis untuk mendapatkan sperma langsung dari testis, terutama bagi pria dengan azoospermia. Simak selengkapnya!
Memiliki buah hati adalah impian banyak pasangan. Namun, tidak semua pasangan dapat mewujudkannya secara alami. Beberapa pasangan membutuhkan teknologi reproduksi berbantu akibat gangguan kesuburan.
Masalah kesuburan bisa terjadi baik pada wanita maupun pria. Faktanya, sekitar 30–40% kasus infertilitas disebabkan oleh masalah dari sisi pria. Ada beberapa penyebab gangguan kesuburan pria. Kondisi yang banyak ditemukan di RS Pondok Indah IVF Centre adalah azoospermia, yaitu tidak adanya sperma di dalam cairan ejakulasi atau air mani.
Meski begitu, setiap pasangan yang kesulitan memiliki keturunan tetap perlu menjalani pemeriksaan yang lengkap. Di RS Pondok Indah IVF Centre, pasangan akan menjalani sesi tanya jawab dengan dokter terlebih dahulu.
Setelah itu, akan dilakukan sejumlah pemeriksaan, seperti analisis sperma dan DNA sperma, pemeriksaan darah dan hormon, serta USG skrotum untuk memeriksa struktur testis. Jika ditemukan azoospermia, maka dokter akan menentukan jenisnya dan metode terbaik untuk mendapatkan sperma.
Azoospermia terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Penyebab azoospermia obstruktif adalah adanya sumbatan pada saluran reproduksi, sehingga sperma tidak dapat keluar secara alami.
Operasi pengambilan sperma merupakan solusi yang efektif untuk kondisi ini, karena sperma dalam testis berjumlah cukup banyak. Bahkan, sperma yang diambil dari operasi dapat dibekukan untuk digunakan di masa depan.
Pada kondisi ini, gangguan terjadi langsung pada testis sehingga produksi sperma sangat sedikit atau tidak ada. Operasi pengambilan sperma tetap dapat dilakukan pada kasus ini. Namun, sperma yang terambil mungkin akan sangat sedikit atau hanya satu.
Meskipun demikian, peluang memiliki keturunan tetap ada berkat teknik Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini hanya membutuhkan satu sperma terbaik untuk membuahi sel telur dalam program bayi tabung.
Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?
Untuk mendapatkan sperma secara langsung dari testis atau epididimis, terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan:
Pada teknik ini, sperma diambil dengan jarum suntik. Jarum ditusukkan di area epididimis, yaitu saluran yang menyimpan dan mengangkut sperma dari testis. Tindakan ini tidak memerlukan sayatan.
TESA juga dilakukan menggunakan jarum suntik. Bedanya pada TESA, jarum disuntikkan langsung ke testis, yang merupakan tempat produksi sperma. Teknik ini dilakukan jika sperma tidak didapatkan dari teknik PESA.
Teknik ini dilakukan dengan membuka skrotum dengan sayatan kecil terlebih dahulu. Setelah skrotum dibuka, sperma langsung diambil dari epididimis menggunakan teknik bedah mikro. Dengan begitu, teknik pengambilan sperma menjadi lebih akurat.
Jika metode sebelumnya tidak berhasil, dokter akan melakukan teknik TESE, yaitu mengambil jaringan testis untuk mencari sperma yang masih ada. Jaringan yang didapatkan juga dapat diperiksa lebih lanjut untuk melihat apakah ada proses pembentukan sperma (spermatogenesis) atau tidak.
Teknik lebih lanjut yang tersedia di RS Pondok Indah IVF Centre adalah Micro TESE, di mana testis dibuka dengan bantuan mikroskop untuk meningkatkan peluang menemukan sperma.
Baca juga: Kenali Jenis Pemeriksaan dan Metode Program Kehamilan
Bagi pria dengan azoospermia, operasi pengambilan sperma bisa menjadi solusi untuk memiliki keturunan melalui teknologi bayi tabung. Dengan teknik yang semakin berkembang, peluang mendapatkan sperma pun semakin besar.
Jika Anda mengalami masalah kesuburan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas atau dokter spesialis andrologi untuk mendapatkan solusi terbaik. Namun, perlu diingat bahwa meskipun semua prosedur telah dilakukan, masih ada kemungkinan sperma tidak ditemukan.
Di RS Pondok Indah IVF Centre, setiap pasien akan mendapatkan penanganan terbaik dari ahlinya. Oleh karena itu, jangan berkecil hati sebelum memeriksakan diri. Pastikan Anda dan pasangan mengikuti pemeriksaan sesuai yang disarankan oleh dokter, sehingga dokter dapat menentukan penanganan yang tepat untuk kasus Anda.
Baca juga: Peran Akupunktur untuk Infertilitas
TESA (Testicular Sperm Aspiration) dan MESA (Microepididymal Sperm Aspiration) keduanya prosedur untuk mengambil sperma, tetapi perbedaannya terletak pada sumber sperma. TESA mengambil sperma langsung dari testis, sementara MESA mengambil sperma dari saluran epididimis menggunakan mikroskop untuk prosedur yang lebih presisi.
TESA (Testicular Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction) adalah prosedur untuk mengambil sperma dari testis pada pria yang mengalami masalah fertilitas. TESA melibatkan aspirasi sperma dengan jarum, sedangkan TESE memerlukan pengambilan jaringan testis untuk mencari sperma.
TESA dapat dilakukan beberapa kali, tergantung pada kondisi kesehatan dan hasil yang diperoleh. Biasanya, prosedur ini bisa dilakukan lebih dari sekali jika perlu, tetapi dokter akan mempertimbangkan faktor seperti kualitas sperma dan kondisi testis sebelum memutuskan jumlah prosedur yang diperlukan.