Waspada Penyakit Rakitis yang Bisa Membuat Tulang Menjadi Rapuh

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 29 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Rakitis adalah kondisi kelainan pertumbuhan tulang anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Kondisi ini membuat tulang anak menjadi lebih rapuh.

Waspada Penyakit Rakitis yang Bisa Membuat Tulang Menjadi Rapuh

Tulang sebagai bagian penyangga tubuh, berfungsi untuk memberikan bentuk, serta beraktivitas atau bergerak. Untuk menjalankan fungsinya, diperlukan tulang yang kuat.


Guna membentuk tulang yang kuat, diperlukan kalsium dan fosfor sebagai mineral utamanya. Namun, untuk mengoptimalkan penyerapan kedua mineral ini, diperlukan cukup vitamin D. 


Ketika tubuh kekurangan vitamin D, kadar kalsium dan fosfor dalam tubuh juga akan berkurang. Akibatnya tulang akan jadi lebih lunak dan mudah patah, yang dikenal juga dengan istilah rakitis.


Apa itu Rakitis?

Rakitis adalah suatu kondisi yang mengacu pada kelainan pertumbuhan tulang anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D atau gangguan penyerapan vitamin D dalam tubuh. Kondisi yang juga dikenal dengan rickets ini akan menyebabkan kepadatan tulang berkurang, sehingga tulang menjadi lebih lunak dan rapuh. Akibatnya, penderita rakitis akan lebih rentan mengalami patah tulang.


Kebanyakan penderita rakitis adalah anak berusia 6 bulan sampai 3 tahun, yang proses perkembangan tulangnya sangat pesat. Kondisi ini bisa mengganggu tumbuh kembang anak, khususnya tinggi badan yang dibawah standar, bahkan stunting.


Bila melemahnya tulang akibat kekurangan vitamin D dialami oleh orang dewasa, kondisi ini dikenal dengan istilah osteomalasia.


Baca juga: Optimalkan Pertumbuhan Badan Anak



Gejala Rakitis

Adanya gangguan pada pertumbuhan tulang akibat kadar vitamin D yang dibawah batas normal ini akan menyebabkan anak mengalami tanda dan gejala rakitis sebagai berikut ini:


  • Gangguan tumbuh kembang, khususnya pertumbuhan tulang, yang akan tampak nyata pada tinggi si kecil yang berada dibawah nilai rata-rata (tubuh anak lebih pendek dari teman seusianya)
  • Keterlambatan perkembangan kemampuan motorik
  • Kelemahan otot
  • Pada anak yang sudah lebih besar, biasa ia akan mengeluhkan nyeri tulang, khususnya di tulang belakang, panggul, maupun kaki. Namun, pada bayi gejala ini biasa hanya dikenali sebagai anak yang lebih rewel dari biasanya.
  • Kelainan pada gigi, bisa berupa pertumbuhan gigi yang terlambat maupun gigi mudah berlubang
  • Anak yang juga mengalami kekurangan kalsium (hipokalsemia), dapat mengalami kram otot, kesemutan, maupun kejang


Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak


Selain itu, gejala rakitis dapat dikenali sebagai kondisi sebagai gangguan bentuk tulang, berupa:


  • Kaki bengkok, berbentuk kaki O maupun kaki X
  • Skoliosis
  • Kelainan bentuk tulang rusuk, menjadi lebih menonjol menyerupai bentuk dada burung merpati (lebih ke depan dan ke arah atas)
  • Bentuk tulang tengkorak yang tidak normal, maupun keterlambatan tulang tengkorak untuk menutup
  • Penebalan tulang pergelangan tangan maupun pergelangan kaki


Apabila si Kecil mulai menunjukkan gejala-gejala di atas, jangan menunda, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis anak. Deteksi dan penanganan dini sangatlah penting dalam proses penyembuhan rakitis.


Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya


Penyebab Rakitis

Rakitis terjadi karena kekurangan vitamin D, yang secara garis besar bisa dibedakan sebagai faktor intrinsik (dari dalam tubuh) maupun ekstrinsik (dari luar tubuh). Berikut ini adalah penjelasan singkat dan contoh dari penyebab rakitis sesuai dengan penggolongannya:


1. Faktor intrinsik penyebab rakitis

Ketika tubuh sudah cukup mendapatkan asupan vitamin D, tetapi tubuh tidak bisa mengolahnya dengan baik. Kondisi ini termasuk gangguan dalam menyerap vitamin D dan ketidakmampuan tubuh dalam menyerap kalsium.


Beberapa contoh kondisi yang termasuk dalam faktor intrinsik penyebab rakitis adalah penyakit Celiac, penyakit ginjal yang mengganggu penyerapan fosfat (rakitis hipofosfatemia), radang usus maupun cystic fibrosis.


2. Faktor ekstrinsik penyebab rakitis

Ketika tubuh kekurangan asupan vitamin D, baik dari asupan makanan maupun paparan sinar matahari.


Meski jarang, rakitis juga bisa terjadi karena faktor genetik, yang menyebabkan terhambatnya proses penyerapan vitamin D. Selain itu, ada juga beberapa kondisi genetik yang menyebabkan gangguan metabolisme fosfor dan memicu terjadinya rakitis.


Baca juga: Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak


Faktor Risiko Rakitis

Selain karena beberapa penyebab di atas, rakitis juga lebih berisiko dialami oleh anak yang memiliki beberapa kondisi berikut ini: 


  • Lahir prematur
  • Terlahir dari ibu yang kekurangan vitamin D selama hamil
  • Menyusu pada ibu yang mengalami kekurangan vitamin D
  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif
  • Berkulit gelap
  • Bertempat tinggal di daerah yang kurang terpapar sinar matahari
  • Konsumsi atau terpapar obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu penyerapan vitamin D, seperti obat antikejang dan antivirus


Baca juga: Kenali ADHD, Bukan Sekadar Tidak Bisa Diam



Diagnosis Rakitis

Rakitis kebanyakan diderita oleh anak, jadi proses anamnesis akan dilakukan pada orang tua atau pengasuh. Yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik anak secara menyeluruh, termasuk memeriksa kekerasan tulang dengan menekan tengkorak, rusuk, maupun di kaki atau pergelangan tangan, dengan lembut.


Bila anak menunjukkan ekspresi nyeri atau dokter menemukan gejala rakitis, pemeriksaan penunjang akan dilakukan sebagai proses lanjutannya. Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis penyakit rakitis, meliputi:


  • Tes darah untuk mengukur kadar vitamin D, kalsium, alkali fosfatase, dan fosfor serta mengetahui fungsi ginjal dan hati
  • Foto rontgen maupun CT-Scan tulang melihat kelainan bentuk dan menilai kepadatan tulang
  • Biopsi tulang, atau pemeriksaan sampel tulang untuk dinilai di bawah mikroskop di laboratorium, sangat jarang dilakukan
  • Pemeriksaan genetik biasa dilakukan jika ditemukan kecurigaan faktor genetik sebagai penyebab terjadinya rakitis 


Baca juga: Mengenal OCD: Lebih dari Sekadar Obsesi Akan Kerapihan


Penanganan Rakitis

Penyakit rakitis merupakan kondisi yang bisa disembuhkan, jika dikenali dengan dini dan diberikan penanganan yang sesuai. Kebanyakan penanganan dilakukan dengan memastikan kebutuhan vitamin D harian terpenuhi. Dengan demikian gejala pun akan membaik dengan sendirinya. Beberapa upaya pengobatan rakitis dapat dilakukan dengan:


  • Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin, sesuai dengan arahan dokter
  • Memberikan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, seperti telur dan ikan salmon
  • Bila asupan kalsium dan vitamin D tidak bisa dipenuhi dari makanan, dokter akan meresepkan suplemen sesuai dengan kadar yang diketahui saat pemeriksaan
  • Penggunaan alat penyangga bisa disarankan bila rakitis telah menyebabkan kelainan tulang, agar pertumbuhan tulang masih bisa dikontrol
  • Bila kelainan pertumbuhan tulang sangat parah, dokter akan menyarankan operasi untuk memperbaiki bentuk tulang


Sedangkan untuk kasus rakitis yang terkait dengan faktor genetik, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan kelainan yang terjadi. Pengobatan bersama dengan dokter spesialis lain juga mungkin dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.


Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal


Komplikasi Rakitis

Tanpa penanganan yang tepat, bisa saja terjadi komplikasi rakitis, berupa:


  • Gangguan tumbuh kembang
  • Kelainan bentuk tulang belakang
  • Tulang rapuh atau tulang lebih mudah patah
  • Kelainan bentuk tulang
  • Kelainan gigi
  • Kejang


Baca juga: Begini Cara Menjaga Kesehatan Ginjal si Kecil


Pencegahan Rakitis

Pencegahan rakitis dapat dilakukan dengan memastikan asupan vitamin D telah terpenuhi. 


  • Menjemur anak atau memastikan anak cukup terkena sinar matahari, setidaknya selama 10-15 menit setiap harinya
  • Pastikan untuk menggunakan tabir surya sebelum berjemur di bawah sinar matahari, guna mencegah risiko terjadinya luka bakar, bahkan kanker kulit
  • Mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium dengan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti kuning telur, ikan salmon, ikan tuna, telur, serta makanan yang telah difortifikasi dengan vitamin D (termasuk susu, sereal, maupun jus atau roti), dan juga minyak ikan
  • Mengonsumsi suplemen vitamin D sebanyak dosis yang dianjurkan oleh dokter, termasuk untuk ibu hamil maupun bayi atau anak-anak


Untuk itu, Anda disarankan segera membawa anak untuk diperiksa ke dokter spesialis anak ketika mencurigai adanya gejala rakitis yang ia alami. Sebab dengan penanganan sedini mungkin yang tepat, kondisi ini bisa diatasi.


RS Pondok Indah dilengkapi dengan dokter spesialis berpengalaman yang didukung dengan fasilitas medis berteknologi terkini, akan memberikan pelayanan kesehatan optimal. Dengan demikian, kesehatan dan tumbuh kembang anak bisa diupayakan semaksimal mungkin.


Baca juga: Katakan Tidak untuk Dehidrasi pada Anak!



FAQ


Pada Usia Berapa Rakitis Paling Umum Terjadi?

Rakitis paling umum terjadi pada anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Namun, anak yang berusia lebih dari 3 tahun tetap bisa mengalami rakitis. Pada masa ini, pertumbuhan tulang sedang pesat, dan kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfor dapat menyebabkan rakitis.


Bagaimana Vitamin D Mencegah Rakitis?

Vitamin D dapat membantu mencegah penyakit rakitis dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di usus. Kedua mineral ini penting untuk pembentukan tulang yang kuat. Sebaliknya, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penurunan penyerapan kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi lunak dan lebih rapuh.


Apakah Susu Bisa Mencegah Rakitis?

Mengonsumsi susu secara rutin dapat membantu mencegah rakitis. Sebab kandungan kasium dan vitamin D yang dalam susu bisa menjaga kesehatan tulang dan mencegah rakitis, terutama untuk anak-anak pada masa pertumbuhan.


Apakah Rakitis Bisa Menyebabkan Patah Tulang?

Rakitis bisa menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini membuat tulang pada anak menjadi lunak dan rapuh, sehingga lebih mudah menyebabkan tulang lebih mudah patah (fraktur).


Berapa Lama Pengobatan Rakitis?

Pengobatan rakhitis umumnya memakan waktu beberapa bulan, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Kasus rakitis yang dideteksi dan ditangani lebih dini biasanya dapat sembuh lebih cepat. Sebaliknya, kasus rakitis yang terlambat ditangani dan sudah menyebabkan kelainan pada tulang (deformitas) akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.


Rakitis dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang si kecil secara signifikan. Oleh sebab itu, pencegahan dan deteksi dini rakitis sangatlah penting. Pastikan tumbuh kembang si Kecil selalu optimal dengan membawanya ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin.



Referensi:

  1. Biasucci G, Donini V, et al,. Rickets Types and Treatment with Vitamin D and Analogues. Nutrients. 2024. (https://www.mdpi.com/2072-6643/16/3/416). Diakses pada 21 Oktober 2024.
  2. Ackah SA, Imel EA. Approach to hypophosphatemic rickets. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2023. (https://academic.oup.com/jcem/article/108/1/209/6671527). Diakses pada 21 Oktober 2024.
  3. Cannalire G, Pilloni S, et al,. Alkaline phosphatase in clinical practice in childhood: Focus on rickets. Frontiers in Endocrinology. 2023. (https://www.frontiersin.org/journals/endocrinology/articles/10.3389/fendo.2023.1111445/full). Diakses pada 21 Oktober 2024.
  4. Chinoy A, Padidela R. Refractory rickets. Indian Journal of Pediatrics. 2023 Jun;90(6):574-81. (https://link.springer.com/article/10.1007/s12098-023-04538-4). Diakses pada 21 Oktober 2024.
  5. Vlok M, Snoddy AM, et al,. The role of dietary calcium in the etiology of childhood rickets in the past and the present. American Journal of Human Biology. 2023. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ajhb.23819). Diakses pada 21 Oktober 2024.
  6. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mengenal Rakitis. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/718/mengenal-rakitis). Direvisi terakhir 29 Juli 2022. Diakses pada 21 Oktober 2024.
  7. OrthoBullets. Rickets. (https://www.orthobullets.com/basic-science/9031/rickets). Direvisi terakhir 14 November 2022. Diakses pada 21 Oktober 2024.
  8. OrthoInfo. Rickets. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/rickets/). Direvisi terakhir September 2021. Diakses pada 21 Oktober 2024.
  9. Cleveland Clinic. Rickets. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22459-rickets). Direvisi terakhir 8 Maret 2022. Diakses pada 21 Oktober 2024.
  10. Mayo Clinic. Rickets. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rickets/symptoms-causes/syc-20351943). Direvisi terakhir 25 Februari 2021. Diakses pada 21 Oktober 2024.