Penyebab Sering Sakit Kepala

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 19 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sakit kepala terus menerus bisa menjadi tanda terjadinya peradangan pembuluh darah pada otak, infeksi, hingga tumor otak. Waspadai gejala dan cara mengatasinya.

Penyebab Sering Sakit Kepala

Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala setidaknya sekali dalam seumur hidupnya. Sakit kepala yang terjadi umumnya tidak berlangsung lama dan hanya terjadi sesekali saja. Namun, ada beberapa sakit kepala yang menetap untuk waktu lama atau sakit kepala terus-menerus, yang tentunya bisa mengganggu kegiatan penderitanya.


Untuk mencegahnya, ketahui penyebab terjadinya sakit kepala terus-menerus dalam artikel berikut ini.


Apa itu Sakit Kepala Terus-Menerus?

Sakit kepala yang dialami selama 1-2 kali dalam setahun dan tidak sampai mengganggu aktivitas, masih bisa dianggap suatu hal yang normal. Dikatakan mengalami sakit kepala terus-menerus jika keluhan ini dirasakan lebih dari 15 hari dalam 1 bulan, selama lebih dari 3 bulan.


Sakit kepala berkepanjangan atau terus-menerus dapat disebut juga sebagai sakit kepala kronis. Kondisi ini bisa terjadi karena kondisi medis lain (sekunder) maupun karena kondisi yang belum bisa dipastikan (primer).


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda



Penyebab Sakit Kepala Terus-Menerus

Seperti yang telah dijelaskan, sakit kepala berkepanjangan dapat terjadi karena kondisi medis lain maupun kondisi yang belum bisa dipastikan. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.


Sakit Kepala Primer

Penyebab terjadinya sakit kepala terus-menerus yang primer hingga saat ini belum bisa dipastikan. Namun, beberapa kondisi yang diduga menjadi pemicu terjadinya kondisi ini, antara lain:


  • Peradangan atau gangguan pada pembuluh darah pada otak, termasuk stroke
  • Infeksi, seperti meningitis
  • Perubahan tekanan intrakranial (tekanan dalam rongga kepala), baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah
  • Tumor otak
  • Cedera otak traumatik, misalnya karena kecelakaan kendaraan bermotor maupun pukulan


Sakit Kepala Sekunder

Sedangkan untuk sakit kepala akibat kondisi medis lain, ini dikenal dengan jenis sakit kepala terus-menerus sekunder. Beberapa gangguan kesehatan yang bisa menjadi penyebab sakit kepala ini, antara lain:



Mereka yang mengalami migrain atau sakit kepala tipe tegang yang kronis bisa mengatasi keluhan dengan konsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas. Namun, konsumsi obat sakit kepala secara berlebih, lebih dari 2 hari dalam seminggu atau 9 hari dalam sebulan, akan meningkatkan risiko terjadinya rebound headache (sakit kepala berulang).


Sakit kepala berkepanjangan memang dapat disebabkan berbagai faktor. Bila Anda memiliki keluhan sakit kepala yang berulang dan tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf untuk memastikan penyebabnya, sekaligus mendapatkan penanganan yang sesuai.


Baca juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang


Faktor Risiko Sakit Kepala Terus-Menerus

Meski belum diketahui dengan pasti, sakit kepala terus-menerus lebih berisiko terjadi pada mereka yang memiliki kondisi tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko terjadinya sakit kepala terus-menerus:


  • Berjenis kelamin wanita
  • Kecemasan
  • Depresi
  • Gangguan tidur
  • Mengalami obesitas
  • Mendengkur
  • Konsumsi kafein secara berlebih
  • Konsumsi obat sakit kepala secara berlebih
  • Mengalami nyeri kronis karena kondisi lain (selain sakit kepala)



Cara Mencegah Sakit Kepala Terus-Menerus

Sakit kepala sebenarnya bukanlah suatu kondisi, melainkan keluhan. Artinya, kondisi ini merupakan gejala dari suatu penyakit. Jadi, penangan yang terbaik untuk mengatasi setiap keluhan sakit kepala haruslah disesuaikan dengan penyebabnya, begitu pula dengan upaya pencegahan. Meski perlu disesuaikan lagi dengan penyebabnya, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut sebagai cara mencegah munculnya sakit kepala terus-menerus:


  • Menghindari kondisi maupun faktor yang memicu sakit kepala
  • Konsumsi obat sakit kepala hanya bila diperlukan
  • Tidur cukup
  • Menjaga pola makan sehat dan teratur
  • Cukup minum air
  • Olahraga rutin
  • Kelola stres dengan baik
  • Batasi konsumsi kafein


Baca juga: Red Flag pada Sakit Kepala, Apa yang Perlu Diketahui?


Kapan Anda Harus ke Dokter?

Bila Anda sudah mencoba beberapa tips di atas, tetapi sakit kepala terus-menerus masih terjadi, jangan menunda untuk periksa ke dokter spesialis saraf. Selain itu, pemeriksaan dengan dokter spesialis juga diperlukan untuk keluhan yang ditandai dengan sakit kepala seperti berikut ini:


  • Terjadi lebih dari 2 kali dalam seminggu
  • Hampir selalu membutuhkan konsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi keluhan yang terjadi
  • Memerlukan dosis obat sakit kepala yang lebih banyak dari dosis yang dianjurkan pada kemasan
  • Sangat berat atau gejala sakit kepala tidak sama dengan yang biasa dialami
  • Mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Disertai dengan mual muntah atau kelemahan, bahkan kelumpuhan, salah satu sisi tubuh


Baca juga: Terapi Akupunktur Tangani Migrain yang Mengganggu


Pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf akan membantu Anda mendapatkan penanganan yang sesuai. Jadi, kondisi ini tidak menyebabkan aktivitas Anda terganggu. Selain itu, penanganan yang sesuai juga diperlukan untuk mencegah komplikasi sakit kepala terus-menerus, baik berupa gangguan tidur, kecemasan, depresi, maupun gangguan psikologis lainnya.


Berbagai penanganan yang diberikan oleh dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah akan membantu Anda pulih dengan lebih cepat. Sebab, dokter spesialis kami telah didukung dengan fasilitas medis berteknologi terbaru. Sehingga proses pemeriksaan, maupun penanganan bisa lebih maksimal. Jadi, jangan biarkan sakit kepala terus-menerus mengganggu aktivitas Anda dengan memeriksakan diri ke RS Pondok Indah caang terdekat, sekarang juga!


FAQ Sakit Kepala Terus Menerus


Bagaimana Cara Mengatasi Sakit Kepala Terus Menerus?

Untuk mengatasi sakit kepala terus-menerus, minum air cukup, istirahat, kelola stres, hindari makanan pemicu seperti kafein, dan coba kompres dingin atau panas. Jika tidak membaik, minum obat pereda nyeri seperti paracetamol, dan konsultasikan dengan dokter.


Kenapa Sakit Kepala Tak Kunjung Hilang?

Sakit kepala tak kunjung hilang bisa disebabkan oleh stres, dehidrasi, kurang tidur, ketegangan otot, migrain, atau masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi. Jika berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Sakit Kepala Seperti Apa yang Harus Diwaspadai?

Sakit kepala yang perlu diwaspadai adalah yang sangat parah tiba-tiba, disertai muntah, penglihatan kabur, mati rasa, leher kaku, atau pingsan. Jika sakit kepala terus berlangsung lebih dari beberapa hari, segera periksa ke dokter untuk diagnosis lebih lanjut.


Referensi:

  1. Cheema S, Mehta D, et al,. New daily persistent headache: a systematic review and meta-analysis. Cephalalgia. 2023. (https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/03331024231168089). Diakses pada 9 Juli 2024.
  2. Peng KP, Rozen TD. Update in the understanding of new daily persistent headache. Cephalalgia. 2023. (https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/03331024221146314). Diakses pada 9 Juli 2024.
  3. Nagaraj K, Wei DY, et al,. Comparison and predictors of chronic migraine vs. new daily persistent headache presenting with a chronic migraine phenotype. Headache: The Journal of Head and Face Pain. 2022. (https://headachejournal.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/head.14362). Diakses pada 9 Juli 2024.
  4. Tana C, Bentivegna E, et al,. Long COVID headache. The journal of headache and pain. 2022. (https://link.springer.com/article/10.1186/s10194-022-01450-8). Diakses pada 9 Juli 2024.
  5. Rozen TD. Daily persistent headache after a viral illness during a worldwide pandemic may not be a new occurrence: Lessons from the 1890 Russian/Asiatic flu. Cephalalgia. 2020. (https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0333102420965132). Diakses pada 9 Juli 2024.
  6. World Health Organization. Migraine and other headache disorders. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/headache-disorders). Direvisi terakhir 6 Maret 2024. Diakses pada 4 Juli 2024.
  7. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Headache. (https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/headache). Direvisi terakhir 28 November 2023. Diakses pada 4 Juli 2024.
  8. Cleveland Clinic. Headaches. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9639-headaches). Direvisi terakhir 29 Agustus 2022. Diakses pada 4 Juli 2024.
  9. Cleveland Clinic. New Daily Persistent Headache (NDPH). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24098-new-daily-persistent-headache-ndph). Direvisi terakhir 31 Agustus 2022. Diakses pada 9 Juli 2024.
  10. Harvard Health Publishing. Headache: When to worry, what to do. (https://www.health.harvard.edu/pain/headache-when-to-worry-what-to-do). Direvisi terakhir 26 Maret 2024. Diakses pada 4 Juli 2024.
  11. Mayo Clinic. Chronic daily headaches. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-daily-headaches/symptoms-causes/syc-20370891). Direvisi terakhir 9 April 2019. Diakses pada 9 Juli 2024.