Waspada Serangan Jantung pada Atlet

By Tim RS Pondok Indah

Friday, 25 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Serangan jantung pada atlet memang bukanlah kondisi yang rutin ditemukan, tetapi beberapa atlet dari cabang olahraga tertentu lebih berisiko mengalaminya.

Waspada Serangan Jantung pada Atlet

Serangan jantung merupakan suatu kondisi dimana otot jantung tidak dapat memompa darah dengan normal, sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke jantung akan berkurang secara mendadak. Tanpa penanganan yang tepat secepatnya, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jantung mendadak. 


Olahraga rutin merupakan salah satu pola hidup sehat yang disarankan bagi setiap orang. Sebab berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang bisa meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan risiko terjadinya penyakit kronis, serta meningkatkan kesehatan secara umum. Namun, olahraga yang berlebih, terutama dilakukan dalam waktu singkat, justru bisa membuat beban kerja jantung bertambah, yang bahkan dapat membahayakan nyawa.


Meski atlet terbiasa melakukan aktivitas fisik, sesuai arahan pelatih dengan pengawasan tenaga ahli, risiko mereka mengalami serangan jantung juga tidak bisa dihindari. Mengapa kondisi ini bisa terjadi dan bagaimana cara mengenalinya? Temukan penjelasan singkatnya dalam artikel berikut ini.


Mengapa Atlet bisa Mengalami Serangan Jantung?

Olahraga memang baik untuk kesehatan, hanya jika dilakukan dengan porsi yang tepat. Artinya dilakukan dengan durasi yang secukupnya, dengan intensitas yang sesuai dengan kemampuan diri maupun kondisi kesehatan.


Atlet yang merupakan profesional sudah terlatih untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang lebih berat. Semua ini dilakukan guna mendukung prestasi, sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti.

Namun, aktivitas fisik dengan intensitas berat dan pelatihan intens membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen. Tubuh atlet akan memenuhi kebutuhan ini melalui degupan jantung. Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas jantung dalam memompa lebih banyak darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen atlet ini akan menyebabkan perubahan bentuk pada organ vital tubuh, yakni menjadi lebih besar dan kuat dengan disertai peningkatan kapasitas.


Selain itu, serangan jantung pada atlet bisa saja terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah saat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas berat. Yang mana kondisi ini akan meningkatkan beban kerja jantung, dan akan membuat orang dengan kelainan jantung berisiko mengalami serangan jantung, henti jantung, bahkan kematian jantung mendadak. 


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui



Gejala Serangan Jantung pada Atlet

Umumnya gejala serangan jantung pada atlet tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada orang biasa. Beberapa tanda dan gejala yang dikeluhkan bisa berupa:


  1. Nyeri dada maupun rasa tidak nyaman seperti dada tertimpa beban yang berat
  2. Nyeri yang menjalar hingga ke bahu, punggung, maupun lengan kiri
  3. Sesak napas
  4. Jantung berdebar-debar
  5. Mual muntah
  6. Nyeri di ulu hati
  7. Keringat dingin maupun keringat berlebih
  8. Kliyengan atau pusing
  9. Tampak pucat
  10. Terasa seperti akan pingsan, bahkan hingga pingsan


Baik Anda seorang atlet elit, penggemar olahraga, maupun pelaku olahraga rekreasional, sebaiknya segera ke IGD di rumah sakit terdekat ketika merasakan salah satu dari beberapa gejala serangan jantung di atas.


Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami


Penyebab Serangan Jantung pada Atlet

Meski atlet elit tampak bugar, pemeriksaan kesehatan jantung tetap perlu dilakukan. Sebab adanya kelainan pada kelistrikan maupun otot jantung hampir selalu tidak bergejala. Padahal, kondisi ini bisa menjadi penyebab terjadinya serangan jantung pada atlet.


Beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab serangan jantung pada atlet adalah sebagai berikut ini:


1. Kardiomiopati

Kardiomiopati hipertrofik (HCM) merupakan penebalan otot jantung yang menyebabkan peningkatan, maupun tidak teraturnya, denyut jantung. Penyebab serangan jantung pada atlet ini terutama lebih banyak ditemukan pada mereka yang berusia kurang dari 30 tahun, karena adanya mutasi genetik.


2. Aritmia

Adanya kelainan pada sistem kelistrikan jantung, baik yang diturunkan maupun karena kelainan cairan tubuh, dapat menyebabkan kelainan irama detak jantung. Beberapa bentuk aritmia yang sering menjadi penyebab serangan jantung pada atlet, khususnya yang berusia kurang dari 35 tahun, adalah sindrom Long QT dan sindrom Brugada.


3. Penyakit arteri koroner

Bila pada atlet usia muda kebanyakan serangan jantung disebabkan oleh mutasi genetik maupun kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya gangguan pada kelistrikan maupun otot jantung, atlet yang sudah berusia 35 tahun atau lebih akan berisiko mengalami serangan jantung karena adanya penyakit arteri koroner.


Adanya kelainan bentuk anatomis dari pembuluh darah arteri koroner juga berisiko menjadi penyebab serangan jantung pada atlet muda. Namun, sumbatan pada arteri koroner menjadi penyebab tersering serangan jantung pada atlet yang lebih tua.


4. Miokarditis

Peradangan pada otot jantung dapat menyebabkan otot jantung menjadi lemah dan gangguan irama denyut jantung di ventrikel. 


Meski banyak dikaitkan sebagai komplikasi dari COVID-19 maupun vaksin COVID, hingga saat ini belum ditemukan kasus kematian pada atlet karena serangan jantung akibat miokarditis terkait infeksi COVID-19.


5. Contusio cordis (commotio cordis)

Atlet pada cabang Olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti tinju dan taekwondo, juga berisiko mengalami serangan jantung. Namun, penyebabnya lebih banyak karena cedera tumpul pada jantung, yang biasanya terjadi karena tendangan, pukulan, atau tinju dari lawan saat bertanding.


Adanya cedera tumpul pada dada akan menyebabkan perubahan aliran listrik yang menyebabkan kelainan irama jantung, dan memicu terjadinya fibrilasi ventrikel. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, atlet yang mengalami kondisi ini masih mungkin diselamatkan.


Jika Anda adalah seorang penggiat olahraga dengan riwayat penyakit jantung, disarankan untuk rutin memeriksakan kesehatan dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah agar kondisi Anda dapat dikontrol dengan baik.


Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga untuk mendapatkan saran dan rekomendasi berolahraga yang sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Mengenal Aneurisma Aorta sebelum Terjadi Komplikasi


Olahraga Pemicu Serangan Jantung

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan selama 20 tahun di Amerika, berikut ini adalah urutan cabang olahraga pemicu serangan jantung:


  1. Sepakbola Amerika (Football)
  2. Basket
  3. Olahraga atletik
  4. Sepakbola
  5. Lari lintas alam
  6. Bisbol
  7. Renang 


Sayangnya belum ditemukan data dengan sampel penelitian di Asia, khususnya Indonesia, untuk mengetahui jenis olahraga yang menyebabkan serangan jantung pada atlet.


Tidak semua kelainan dan penyakit jantung menunjukkan gejala, sehingga skrining atau pemeriksaan awal menjadi penting sebagai upaya pencegahan terjadinya serangan jantung pada atlet. Panel pemeriksaan memang ditentukan oleh peraturan dari masing-masing perhimpunan cabang olahraga. Beberapa pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memastikan kesehatan jantung, termasuk rekam jantung dan pemeriksaan panel kolesterol. 


Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?


Bagi Anda penggiat olahraga, tidak ada salahnya memeriksakan kesehatan secara berkala di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mencegah terjadinya efek samping saat berolahraga. 


Bila Anda seorang atlet, pemeriksaan secara berkala juga diperlukan untuk mencegah serangan jantung pada atlet, yang tentunya dilakukan dengan penilaian khusus oleh dokter spesialis kedokteran olahraga


Di SMIRC yang berlokasi di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, kami menyediakan pemeriksaan komprehensif bagi atlet. Jadi, tidak hanya mencegah serangan jantung pada atlet, kami akan memberikan pemeriksaan untuk memaksimalkan prestasi Anda dalam berolahraga.



FAQ


Kenapa Seorang Atlet Bisa Terkena Serangan Jantung?

Seorang atlet bisa terkena serangan jantung karena faktor genetik, stres fisik berlebih, atau kondisi kesehatan yang dialaminya, seperti hipertensi, kardiomiopati, dan aritmia. Penting bagi atlet untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga secara berkala agar kondisi-kondisi tersebut dapat dideteksi dan ditangani sebelum berakibat fatal.


Apakah Orang yang Punya Penyakit Jantung Boleh Olahraga?

Penderita penyakit jantung boleh berolahraga, asalkan sesuai dengan kondisi kesehatan dan mengikuti arahan dokter. Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, yoga, atau bersepeda ringan bisa membantu menjaga kesehatan jantung. Apabila Anda hendak melakukan olahraga dengan intensitas lebih berat, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.


Apakah Kelelahan Berolahraga Bisa Memicu Serangan Jantung?

Kelelahan saat atau setelah berolahraga bisa memicu serangan jantung, terutama pada individu dengan riwayat penyakit jantung. Latihan berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan kerja jantung, sehingga risiko serangan jantung pun meningkat.


Oleh karena itu, penting untuk mengenali batas tubuh, berolahraga sesuai kemampuan, dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga sebelum memulai program latihan intensif, terutama bila Anda memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.


Bisakah Pelari Memiliki Masalah Jantung?

Ya, pelari bisa mengalami masalah jantung, terutama jika ada faktor risiko seperti riwayat keluarga dan kelainan genetik. Overtraining dan dehidrasi juga dapat meningkatkan risiko aritmia atau serangan jantung pada pelari.



Referensi:

  1. Bohm P, Meyer T, et al,. Sports-related sudden cardiac arrest in young adults. Europace. 2023. (https://academic.oup.com/europace/article/25/2/627/6763074). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  2. Egger F, Scharhag J, et al,. FIFA Sudden Death Registry (FIFA-SDR): a prospective, observational study of sudden death in worldwide football from 2014 to 2018. British journal of sports medicine. 2022. (https://bjsm.bmj.com/content/56/2/80?fbclid=IwAR2gP4ox8Tjed4cHPkfYRLyKsOK4no8CRce0e01OIrG3SJCqoRnQHG7GFCo). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  3. Prakash K, Swarnakari KM, et al,. Sudden cardiac arrest in athletes: a primary level of prevention. Cureus. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9674198/). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  4. Kochi AN, Vettor G, et al,. Sudden Cardiac Death in Athletes: From the basics to the practical work-up. Medicina. 2021. (https://www.mdpi.com/1648-9144/57/2/168). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  5. Peterson DF, Kucera K, et al,. Aetiology and incidence of sudden cardiac arrest and death in young competitive athletes in the USA: a 4-year prospective study. British journal of sports medicine. 2021. (https://bjsm.bmj.com/content/55/21/1196). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  6. Barretta F, Mirra B, et al,. The hidden fragility in the heart of the athletes: a review of genetic biomarkers. International Journal of Molecular Sciences. 2020. (https://www.mdpi.com/1422-0067/21/18/6682). Diakses pada 18 Oktober 2024.
  7. American Heart Associations. Sudden cardiac deaths in college athletes fall, but still high in one sport. (https://www.heart.org/en/news/2023/11/13/sudden-cardiac-deaths-in-college-athletes-fall-but-still-high-in-one-sport). Direvisi terakhir 13 November 2023. Diakses pada 18 Oktober 2024.
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kematian Jantung Mendadak pada Olahraga Kompetitif. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3348/kematian-jantung-mendadak-pada-olahraga-kompetitif). Direvisi terakhir 3 Mei 2024. Diakses pada 18 Oktober 2024.
  9. National Heart, Lung, and Blood Institute. Researchers explore high rate of sudden cardiac arrest in Black male athletes. (https://www.nhlbi.nih.gov/news/2023/researchers-explore-high-rate-sudden-cardiac-arrest-black-male-athletes). Direvisi terakhir 23 Oktober 2023. Diakses pada 18 Oktober 2024.
  10. Cleveland Clinic. Incidence of Sudden Cardiac Death in Athletes. (https://my.clevelandclinic.org/podcasts/cardiac-consult/incidence-of-sudden-cardiac-death-in-athletes). Direvisi terakhir 22 Juni 2023. Diakses pada 18 Oktober 2024.
  11. Mayo Clinic. Sudden death in young people: Heart problems often blamed. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-cardiac-arrest/in-depth/sudden-death/art-20047571). Direvisi terakhir 20 Maret 2024. Diakses pada 18 Oktober 2024.
  12. Mayo Clinic. Youth athletes shouldn't skip a beat when it comes to heart health. (https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/young-athletes-and-heart-health). Direvisi terakhir 25 Januari 2023. Diakses pada 18 Oktober 2024.