Egg Freezing: Teknologi untuk Menyimpan Cadangan Sel Telur Berkualitas

Tuesday, 05 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Egg freezing adalah teknologi yang memungkinkan perempuan untuk menyimpan sel telurnya dan menjaganya tetap berkualitas hingga waktu yang tepat untuk kehamilan.

Egg Freezing: Teknologi untuk Menyimpan Cadangan Sel Telur Berkualitas

Seiring bertambahnya usia, cadangan sel telur secara alami akan menurun, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Padahal untuk janin yang sehat, dibutuhkan sel telur dan sperma dengan kualitas yang baik pula. Oleh karena itu, teknologi ini hadir sebagai solusi untuk menjaga sel telur tetap berada dalam kondisi terbaik hingga siap digunakan.


Dalam kehidupan seorang perempuan, jumlah sel telur terus berkurang seiring berjalannya waktu. Saat lahir, seorang wanita memiliki sekitar 2 juta sel telur di dalam indung telurnya (ovarium). Namun, kebanyakan sel telur tidak bisa matang karena belum ada hormon yang membantu pematangan sel telur.


Oleh karena itu, hanya tersisa sekitar 400.000 sel telur ketika seorang perempuan memasuki usia remaja. Mulai usia remaja hingga usia produktif, perempuan sudah memiliki hormon reproduksi untuk mendukung pematangan sel telur, sehingga telur sudah matang dan siap untuk dibuahi. Semakin banyak cadangan sel telur yang berkualitas, semakin tinggi pula kemungkinan wanita untuk dapat hamil.


Meski begitu, jumlah sel telur akan terus menurun di setiap siklus menstruasi. Selain itu, ketika memasuki usia 35–37 tahun, penurunan kualitas dan jumlah sel telur akan semakin drastis. Oleh karena itu, peluang kehamilan umumnya akan berkurang pada usia ini.


Namun, bagaimana jika seorang perempuan belum siap hamil, tetapi ingin tetap mempertahankan kesuburannya? Bagaimana jika sebelum hamil, seorang perempuan harus menjalani kemoterapi atau operasi ovarium? Pada kondisi ini, egg freezing atau membekukan sel telur bisa menjadi jawabannya.


Apa Itu Teknologi Pembekuan Sel Telur?

Egg freezing atau cryopreservation adalah proses pembekuan sel telur untuk digunakan di kemudian hari. Teknologi ini sangat berguna, terutama bagi wanita yang ingin mempertahankan kualitas sel telurnya meski belum ada rencana untuk hamil dalam waktu dekat. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sel telur dari folikel ovarium untuk disimpan dan digunakan di kemudian hari dalam program kehamilan berbantu dengan pasangannya.


Teknologi medis ini dapat mempertahankan kualitas sel telur, sesuai dengan usia saat diambil, hingga nanti ketika akan digunakan pada program kehamilan. Dengan begitu, peluang kehamilan di masa depan tetap terjaga.


Sel telur yang sudah diambil akan dibekukan selanjutnya bisa disimpan untuk digunakan di kemudian hari. Umur simpan sel telur yang sudah dibekukan biasanya maksimal 10 tahun. Dalam periode tersebut, wanita yang menyimpan sel telur tersebut dapat menggunakannya untuk memiliki anak melalui prosedur fertilisasi in vitro (IVF).


Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?



Mengapa Egg Freezing Penting?

Teknologi egg freezing memberikan peluang bagi wanita untuk mempertahankan cadangan sel telurnya hingga siap menjalani kehamilan dengan pasangannya.


Pada awalnya, teknologi egg freezing dikembangkan untuk membantu wanita yang mengalami kanker dan harus menjalani kemoterapi, karena terapi ini dapat merusak cadangan sel telur dan menurunkan peluang hamil di masa depan. 


Namun, kini banyak perempuan sehat yang memanfaatkan teknologi ini dengan berbagai alasan, antara lain:


  • Belum menikah tetapi ingin menjaga kesuburan sebelum kualitas sel telur menurun
  • Sudah menikah tetapi ingin menunda kehamilan
  • Menderita endometriosis berat dan belum menikah atau belum siap hamil


Baca juga: Apakah PCOS Bisa Hamil? Harapan Memiliki Keturunan Bagi Wanita dengan PCOS


Siapa yang Dapat Menjalani Egg Freezing pada Usia Subur?

Egg freezing idealnya dilakukan oleh wanita berusia 20–35 tahun, karena pada kisaran usia inilah sel telur berada dalam kualitas dan jumlah terbaik. Wanita yang membekukan 10–20 sel telur sebelum usia 35 tahun memiliki peluang hingga 70 persen untuk bisa menjalani kehamilan yang sehat hingga melahirkan.


Usia maksimal untuk menjalani egg freezing umumnya adalah 37 tahun. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan seorang wanita bisa menjalani egg freezing walau telah berusia di atas 37 tahun. Terkadang, usia ovarium seorang wanita tidak sesuai dengan usia biologisnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatannya.


Oleh karena itu, sebenarnya egg freezing dapat dilakukan oleh setiap wanita yang telah melalui proses pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas.


Bagi wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti endometriosis, PCOS, atau kista ovarium, pertimbangan khusus mungkin perlu dilakukan. Selain itu, wanita yang memiliki kondisi kesehatan tertentu perlu menjalani pengobatan terlebih dahulu hingga agar kualitas sel telur tetap optimal saat diambil.


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF


Bagaimana Prosedur Egg Freezing?

Proses egg freezing dimulai dengan stimulasi ovarium untuk memproduksi sel telur dalam jumlah banyak. Sel telur kemudian diambil melalui prosedur medis dan segera dibekukan menggunakan teknik khusus. Sel telur yang dibekukan dapat disimpan selama bertahun-tahun dan hanya dapat digunakan oleh pemiliknya bersama pasangan sah, sesuai peraturan di Indonesia (UU pasal 127 No. 36 Tahun 2009).


Egg freezing memberikan kesempatan bagi wanita untuk menjaga cadangan sel telur mereka tetap berkualitas, meskipun belum ada rencana untuk hamil dalam waktu dekat. Teknologi ini dapat meningkatkan peluang kehamilan di kemudian hari, terutama jika dilakukan sebelum usia 35 tahun.


Jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan pembekuan sel telur, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau dokter spesialis IVF dan fertilitas guna mendapatkan informasi yang tepat dan menjalani prosedur sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.


RS Pondok Indah menyediakan spesialis berpengalaman, teknologi modern, dan layanan medis berkualitas tinggi dalam prosedur egg freezing. Untuk mendapatkan perawatan terbaik, segera jadwalkan konsultasi dan persiapkan masa depan Anda dengan RS Pondok Indah.


Baca juga: Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF



FAQ


Membekukan Sel Telur untuk Apa?

Membekukan sel telur atau egg freezing dilakukan untuk menjaga kesuburan wanita. Biasanya, ini menjadi pilihan bagi wanita yang ingin menunda kehamilan, sedang menjalani perawatan medis yang bisa memengaruhi kesuburan, atau belum menemukan pasangan. Prosedur egg freezing memungkinkan wanita untuk hamil di masa depan.


Sel Telur yang Dibekukan Bertahan Berapa Lama?

Sel telur yang dibekukan dan disimpan dengan metode pembekuan cepat atau vitrifikasi dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Biasanya sel telur yang dibekukan dapat bertahan selama 5-10 tahun.


Apakah Egg Freezing Berisiko?

Egg freezing adalah prosedur yang tergolong aman dengan risiko minimal. Risiko yang paling umum adalah sindrom hiperstimulasi ovarium, yang dapat terjadi saat proses pengambilan sel telur. Risiko lain yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan kerusakan sel telur saat dibekukan. Namun, dengan teknologi medis yang modern dan tim medis yang berpengalaman, risiko-risiko di atas dapat diminimalkan secara signifikan. 


RS Pondok Indah IVF Centre dapat membantu Anda dalam proses ini. RS Pondok Indah IVF Centre memberikan layanan one stop service. Anda bisa mendapatkan layanan penunjang tanpa harus pergi ke tempat lain. Dengan dukungan tim dokter spesialis IVF dan fertilitas yang dapat membantu menangani berbagai permasalahan kesuburan Anda maupun pasangan, hingga layanan akupunktur untuk menunjang keberhasilan program yang dijalani.