Teknologi Canggih untuk Diagnosis yang Lebih Akurat

Wednesday, 16 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

OCT menjadi salah satu teknik pencitraan diagnostik terdepan untuk membantu dokter melakukan intervensi yang lebih tepat.

Teknologi Canggih untuk Diagnosis yang Lebih Akurat

Penyakit jantung menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, mempengaruhi jutaan orang setiap tahunnya. Dalam upaya untuk memahami penyakit ini lebih baik dan memberikan penanganan yang lebih efektif, teknologi medis terus berkembang. Salah satu teknologi terkini yang semakin mendapat perhatian dalam penanganan penyakit jantung adalah Optical Coherence Tomography (OCT).


OCT adalah teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan cahaya inframerah (infrared) dan serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakterisasi jaringan pada organ jantung. OCT menjadi alat bantu untuk melakukan prosedur kateterisasi jantung, untuk melihat pembuluh darah koroner, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan prosedur Percutant Coronary Intervention (PCI).


Dengan menggunakan OCT, dokter dapat melihat kondisi pembuluh darah koroner. Memanfaatkan cahaya inframerah, mendeteksi dan memantulkan kembali menggunakan kontras, untuk melihat morfologi dari plak aterosklerosis yang ada. Dengan OCT, akan lebih mudah dan sangat jelas bagi dokter untuk menentukan jenis plak di pembuluh darah koroner misalnya kapur, jaringan fibrotik, jaringan lemak, atau campuran ketiganya.


Informasi dari prosedur OCT juga akan memudahkan dokter untuk memilih dan menentukan ukuran stent/ring jantung yang lebih tepat sesuai kondisi penyumbatan yang dialami pasien, juga untuk melihat secara jelas adanya komplikasi yang mungkin muncul saat tindakan. Saat atau setelah pemasangan stent/ring, OCT dapat membantu evaluasi untuk mengecek apakah posisi stent/ring atau pengembangannya sudah sempurna.


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Berapa Lama Bisa Keluar?



OCT dapat digunakan untuk melihat penyempitan pada pembuluh darah dengan lebih akurat dibandingkan dengan angiografi koroner maupun CT-scan. Sebagai gambaran, CT-scan dapat digunakan untuk melihat plak yang berupa perkapuran, akan tetapi tidak dapat memastikan apakah perkapuran terjadi di luar atau di dalam pembuluh darah. Sementara OCT dapat melihat lebih jelas secara anatomis.


Umumnya, OCT sangat dianjurkan pada tindakan PCI untuk jenis anatomi arteri koroner yang kompleks, seperti penyempitan arteri di daerah pangkal, percabangan pembuluh darah, penyempitan yang panjang, dan lainnya. Namun, walau menjadi nilai tambah, tidak semua prosedur membutuhkan alat OCT.


Tak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan pasien untuk menggunakan OCT. Persiapan yang diperlukan pada umumnya serupa dengan tindakan pra-PCI lainnya. Sesuai dengan protokol tindakan PCI, pasien akan dirawat inap selama minimal 24 jam pasca-tindakan untuk diobservasi. Selama prosedur, pasien juga tidak akan merasakan rasa tidak nyaman yang berarti, karena kamera yang digunakan berukuran sangat kecil dan minim risiko.


Baca juga: The New Revolutionary CT-Scan 512 Slice with AI, Teknologi Terkini CT-Scan Deteksi Dini Masalah Jantung



Melalui pemeriksaan, dokter akan menentukan apakah OCT perlu dilakukan atau tidak. Tindakan OCT menggunakan tambahan zat kontras (tidak dalam jumlah banyak), sehingga prosedur ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal. Penggunaan OCT juga tidak ideal pada arteri koroner yang berdiameter besar, sebagai pemeriksaan diagnostik jantung rutin, maupun penanganan darurat. Karena sifatnya yang invasif, pemeriksaan OCT pun hanya dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur PCI yang direncanakan.


RS Pondok Indah Group senantiasa mengadopsi teknologi medis terdepan untuk mendiagnosis masalah jantung, salah satunya dengan menghadirkan OCT. Komitmen tersebut membuat RS Pondok Indah - Pondok Indah masuk Top 100 Best Specialized Hospitals Asia Pacific 2023 dalam kategori Cardiology (jantung dan pembuluh darah). Pemilihan dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi nasional dan internasional oleh lebih dari 8.000 ahli kesehatan profesional di kawasan Asia Pasifik.