Ibu menyusui memiliki tantangan berat kala berpuasa di bulan Ramadan
Hal ini terjadi karena ketika menyusui Anda memerlukan asupan energi lebih banyak, dan harus mencegah agar tidak mudah dehidrasi. Bagaimana caranya agar ibu menyusui tetap sehat dan dapat memproduksi ASI yang berkualitas, meski sedang berpuasa?
Pada saat berpuasa, ibu menyusui harus tetap sehat agar dapat memproduksi ASI yang berkualitas dan berkuantitas baik. Volume ASI yang diproduksi oleh ibu dipengaruhi oleh stimulasi, serta kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi ibu. Semakin sering anak menyusui, stimulasi yang diberikan dalam produksi ASI akan semakin baik. Zat gizi yang dikonsumsi ibu juga mempengaruhi kualitas ASI yang dikeluarkan. Selain kedua faktor tersebut, kondisi psikis ibu pun sangat mempengaruhi kuantitas ASI. Ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya akan mampu menyusui anaknya dan memenuhi kebutuhan anak.
Ibu menyusui sebaiknya senantiasa berada dalam kondisi psikis yang baik dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari sekitarnya, terutama suami dan keluarga. Peran penting asupan gizi salah satunya terletak pada asupan cairan. Apabila ibu dehidrasi, maka volume ASI yang dihasilkan akan berkurang. Saat berpuasa, ibu menyusui rentan mengalami dehidrasi. Karenanya, asupan cairan harus dijaga dengan minum yang cukup pada saat berbuka maupun sahur.
Ibu menyusui juga dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko dehidrasi, seperti beraktivitas di ruang terbuka yang panas. Sering berwudhu atau membasuh kulit dengan air bersih dapat meringankan dehidrasi yang mungkin terjadi. Jika memungkinkan, sebelum memasuki bulan Ramadan, ibu menyusui disarankan untuk menyiapkan stok ASI sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi di siang hari saat berpuasa, di mana volume ASI mungkin akan sedikit berkurang akibat dehidrasi ringan.
Asupan cairan dan makanan ibu menyusui
Perhatikan asupan cairan saat berbuka dan sahur, jangan sampai ibu menyusui dehidrasi. Simak tips berikut untuk memastikan kecukupan cairan ibu menyusui ketika berpuasa:
Sementara untuk asupan makanan, ibu menyusui membutuhkan energi lebih banyak daripada saat sebelum hamil. Setiap ibu menyusui membutuhkan tambahan 600 kkal/hari dari energi totalnya. Total kalori ini dapat dipenuhi dari berbagai macam makanan. Contohnya:
#####
Makanan yang dikonsumsi pun harus komplit, dengan komposisi seimbang karbohidrat, protein, dan lemak. Ibu menyusui dapat menggunakan pengaturan komposisi menggunakan panduan gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, dalam hal ini Piring Makanku, khususnya pada 6 bulan pertama, karena bayi sangat sedang bergantung pada ASI. Berikut acuan ibu menyusui secara umum dalam mengonsumsi makanan:
Sebaiknya ibu menyusui juga berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik atau ahli gizi untuk memahami jumlah asupan yang harus dimakan dan bagaimana pengaturan pola makan yang tepat.
Ibu menyusui turun berat badan saat puasa
Berat badan yang turun dapat disebabkan oleh kehilangan cairan saat berpuasa. Penting untuk memonitor berat badan saat selesai berbuka (sebelum tertidur) dan saat sebelum berbuka untuk memantau jumlah cairan yang hilang. Jika berat badan turun karena cairan yang hilang akibat dehidrasi minimal, maka berat badan akan kembali pada saat berbuka karena tubuh terdehidrasi dengan baik. Namun apabila jumlah cairan tidak kembali, biasanya berat badan akan mengalami penurunan. Penurunan berat badan sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan ibu menyusui menjalani pola makan yang baik. Apabila penurunan berat badan disebabkan oleh kekurangan asupan zat gizi, ini bukanlah pertanda baik, apalagi bila penyebabnya adalah penyakit.
Do’s and don’ts saat sahur maupun saat berbuka puasa
Kebutuhan asupan setiap orang berbeda-beda. Sebaiknya pahami kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu, lalu tambahkan 600 kkal/hari saat sahur maupun berbuka puasa. Berikut rangkuman hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat ibu menyusui sahur dan berbuka puasa.
Hal-hal yang boleh dilakukan:
Hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan:
Menjalani ibadah puasa saat menyusui memang bukan hal yang mudah. Bila diperlukan, ibu menyusui boleh berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik untuk membantu memberikan masukan mengenai asupan makanan yang tepat dan kaya gizi.