13 Tips Puasa Bagi Penderita Anemia

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 24 December 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penderita anemia boleh saja menjalankan ibadah puasa, tetapi sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Simak juga tips puasa bagi penderita anemia​ di sini!

13 Tips Puasa Bagi Penderita Anemia

Anemia adalah suatu gangguan darah yang ditandai dengan rendahnya jumlah sel darah merah, sehingga fungsi darah dalam menghantarkan oksigen jadi terganggu. Kondisi ini bisa memperparah lemas saat penderita anemia berpuasa. Lalu, apakah mereka yang menderita penyakit anemia boleh berpuasa? Simak jawabannya dalam penjelasan di bawah ini.


Apakah Pengidap Anemia Boleh Berpuasa?

Penderita anemia boleh saja menjalankan ibadah puasa jika kadar hemoglobin darahnya di atas 6 gram/deciliter. Untuk mengetahuinya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam terlebih dahulu, sebelum mulai berpuasa. 


Baca juga: Tips Agar Puasa Tidak Lemas dan Tetap Semangat saat Beraktivitas



Tips Puasa bagi Penderita Anemia

Bila dokter internis sudah memperbolehkan, Anda bisa menjalankan puasa sesuai dengan arahan dokter. Selain itu, Anda bisa menerapkan beberapa tips berpuasa untuk penderita anemia, sebagai berikut ini: 


  1. Usahakan menjaga pola makan yang teratur, dengan berbuka dan sahur sesuai dengan waktunya. 
  2. Memperhatikan jenis asupan makanan saat sahur dan buka puasa. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang mengandung zat besi, protein, lemak, vitamin, dan mineral, untuk mencegah timbulnya rasa lemas. 
  3. Konsumsi makanan yang merupakan sumber protein dan tinggi zat besi, seperti daging merah, kacang-kacangan, kuning telur, hati, dan sayuran hijau untuk mendukung proses pembentukan sel darah merah.
  4. Pastikan asupan mikronutrien juga terpenuhi, termasuk asupan vitamin D, asam folat, kalsium, dan vitamin C. Asupan kalsium bisa Anda peroleh dengan mengonsumsi ikan teri dan susu.
  5. Konsumsi makanan sumber vitamin C, terutama dari buah-buahan seperti jeruk, mangga, dan strawberry, yang penting untuk membantu penyerapan zat besi. 
  6. Saat berpuasa kurangilah minum kopi, teh hitam, dan minuman yang mengandung kafein lainnya, karena dapat mengganggu penyerapan zat besi. 
  7. Konsumsi suplemen penambah darah yang mengandung zat besi dan vitamin B, seperti asam folat, bisa dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
  8. Penuhi kebutuhan cairan harian dengan minum air putih sebanyak 6–8 gelas per hari, agar sirkulasi darah dalam tubuh tetap lancar.
  9. Saat berbuka puasa, konsumsi kurma dan teh manis hangat untuk cepat mengembalikan kadar gula dalam darah dan mencegah rasa lemas.
  10. Istirahat yang cukup, setidaknya selama 7-8 jam tiap malam, agar tidak lemas saat berpuasa. 
  11. Pastikan tetap rutin berolahraga, agar kebugaran tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa.
  12. Tidak merokok.
  13. Mengendalikan stres, baik dengan menerapkan teknik relaksasi maupun mengembangkan hobi.


Bagi Anda yang menderita anemia dan mengalami keluhan ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. 


Sayangnya, sering kali anemia tidak menunjukkan gejala, kecuali sangat parah. Oleh karena itu, Anda bisa memeriksakan kondisi ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mencurigai diri mengalami kurang darah. Dokter kami akan memeriksa dan memastikan kondisi Anda, sehingga penanganan yang diberikan sesuai. Anda pun bisa menjalani puasa tanpa perlu terganggu dengan anemia yang tengah dialami.


Baca juga: Cara Efektif Atasi Sakit Kepala Saat Puasa Agar Tetap Fokus di Bulan Ramadan



FAQ


Apakah Puasa Bisa Menyebabkan Anemia?

Puasa tidak secara langsung menyebabkan anemia. Namun, asupan nutrisi yang tidak seimbang, termasuk tidak mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat, dapat meningkatkan risiko anemia.


Bagi penderita anemia, puasa berpotensi memperparah gejala anemia yang dialami. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam sebelum mulai berpuasa.


Apa Saja Gejala Anemia saat Puasa?

Gejala anemia atau kekurangan sel darah merah saat puasa meliputi mudah lelah, lemas, pusing, jantung berdebar, kulit pucat, dan sulit berkonsentrasi. Beberapa orang juga dapat mengalami sesak napas atau tangan dan kaki yang terasa dingin.


Gejala ini cenderung lebih terasa karena asupan makanan dan cairan terbatas selama puasa, yang dapat memperburuk kondisi anemia.


Apakah Puasa Mengurangi Hemoglobin?

Puasa yang dijalani dengan asupan makanan bergizi tidak akan mengurangi kadar hemoglobin secara signifikan. Namun, jika tubuh kekurangan zat besi dan nutrisi penting lainnya selama puasa, produksi hemoglobin dapat terganggu. Jadi, pastikan untuk makan makanan kaya zat besi dan vitamin saat sahur dan berbuka puasa.


Penderita Anemia Makan Makanan Apa saat Sahur dan Berbuka Puasa?

Penderita anemia sebaiknya mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati ayam, dan kacang-kacangan. Anda juga disarankan mengonsumsi sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli. Kombinasikan juga dengan sumber vitamin C seperti jeruk, stroberi, atau paprika untuk membantu penyerapan zat besi.


Kapan Waktu Minum Tablet Penambah Darah saat Puasa?

Tablet penambah darah sebaiknya diminum saat sahur atau setelah berbuka puasa, karena tubuh lebih mampu menyerap nutrisi saat ada asupan makanan. Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk dosis dan caram minum obat yang tepat.



Referensi:

  1. Skolmowska D, Głąbska D, et al,. Effectiveness of dietary interventions to treat iron-deficiency anemia in women: a systematic review of randomized controlled trials. Nutrients. 2022. (https://www.mdpi.com/2072-6643/14/13/2724). Diakses pada 20 Desember 2024.
  2. Rahfiludin MZ, Arso SP, et al,. Plant‐based Diet and Iron Deficiency Anemia in Sundanese Adolescent Girls at Islamic Boarding Schools in Indonesia. Journal of Nutrition and Metabolism. 2021. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1155/2021/6469883). Diakses pada 20 Desember 2024.
  3. O’Keefe JH, Torres-Acosta N, et al,. A pesco-mediterranean diet with intermittent fasting: JACC review topic of the week. Journal of the American College of Cardiology. 2020. (https://www.jacc.org/doi/epdf/10.1016/j.jacc.2020.07.049). Diakses pada 20 Desember 2024.
  4. Cleveland Clinic. Anemia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3929-anemia). Direvisi terakhir 16 April 2024. Diakses pada 20 Desember 2024.
  5. Mayo Clinic. Iron deficiency anemia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034). Direvisi terakhir 4 Januari 2022. Diakses pada 20 Desember 2024.
  6. Mayo Clinic. Anemia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360). Direvisi terakhir 11 Mei 2023. Diakses pada 20 Desember 2024.