Jenis cedera pesepeda meliputi nyeri leher, punggung bawah, sindrom piriformis, tempurung lutut, tangan, kaki terkilir, hingga disfungsi seksual. Simak selengkapnya!
Olahraga bersepeda banyak bermanfaat dalam melatih jantung (kardiovaskular), meningkatkan kekuatan otot, membakar lemak dalam tubuh, membantu menurunkan risiko penyakit metabolik lainnya, hingga menurunkan risiko depresi, kecemasan, dan stres.
Selain untuk moda transportasi, bersepeda bisa menjadi kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan baik di pagi, sore, ataupun malam hari, bersama keluarga dan teman-teman. Namun, dibalik manfaat dan keseruannya, bersepeda juga memiliki risiko cedera bagi para pengendara, baik berupa cedera ringan, sedang, sampai berat, bahkan risiko terjadinya disfungsi seksual.
Secara umum, terdapat beberapa macam cedera saat olahraga, antara lain cedera otot, ligamen, atau tendon. Salah satu contoh cedera otot adalah kontraksi otot yang berkepanjangan, yang merupakan indikator dari kelelahan.
Cedera lainnya berupa benturan pada jaringan lunak atau contusio. Semua jenis cedera olahraga dapat terjadi apabila Anda tidak melakukan pengaturan sepeda dengan baik, begitupun ketika bersepeda.
Beberapa cedera yang dapat terjadi ketika bersepeda antara lain:
Bersepeda menyebabkan kepala dalam posisi ekstensi yang lama. Dengan kata lain, leher akan menahan beban kepala dalam waktu yang lama dalam posisi yang kurang nyaman, sehingga berisiko dapat menyebabkan nyeri. Pengaturan tinggi sadel dan stang sepeda yang kurang pas juga bisa menyebabkan otot bahu orang yang mengendarai sepeda menjadi tegang dan kaku.
Pengaturan sepeda dan lamanya bersepeda dengan posisi agresif/fleksi regio lumbal berlebihan.
Baca juga: Nyeri Punggung, Si Pengganggu Aktivitas
Nyeri punggung bagian bawah ini terjadi akibat otot piriformis yang menekan saraf skiatik yang terdapat pada area punggung bagian bawah hingga daerah tungkai Anda.
Biasanya, cedera ini akan terjadi jika Anda menggunakan roda gigi besar dalam jangka waktu lama, dan menggunakan sadel dengan posisi yang terlalu rendah atau maju jauh ke depan. Sadel dengan posisi terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan pinggul bergoyang maju atau mundur, mengurangi efisiensi mengayuh sepeda, dan juga menimbulkan rasa kurang nyaman di area punggung bawah, atau nyeri lutut (terutama lutut bagian belakang).
Cedera ini bisa terjadi apabila posisi pedal sepeda atau sadel terlalu tinggi, sehingga kaki dalam posisi plantar.
Baca juga: Awas, Cedera Otot Tidak Selalu karena Olahraga
Biasanya disebabkan oleh cara memegang setang sepeda yang salah dan distribusi berat yang kurang sinkron.
Kaum laki-laki yang menghabiskan waktu terlalu banyak bersepeda lebih rentan dalam mengalami masalah disfungsi ereksi. Hal ini akan semakin parah jika sadel sepeda yang digunakan terlalu keras dan banyak terjadi goncangan saat bersepeda.Disfungsi seksual dapat terjadi akibat tekanan di area perineum (area antara anus dan penis), di mana terdapat saraf dan pembuluh darah arteri yang menuju bagian penis.
Lalai dalam melatih otot bagian atas tubuh dapat menyebabkan masalah pada muskuloskeletal dan nyeri.
Hal ini dapat terjadi apabila otot tertarik ke arah yang salah saat mengayuh pedal sepeda. Pergelangan kaki dapat terkilir akibat secara tak sadar mengayuh pedal dengan posisi yang terlalu tinggi untuk kaki, jatuh saat bersepeda, atau saat bersepeda di tempat yang agak curam dan terlalu memaksakan diri.
Cedera saat besepeda memang bisa terjadi kapan saja, tetapi risiko cedera ini biasanya meningkat saat Anda bersepeda di permukaan yang tidak rata. Apabila Anda mengalami salah satu dari kondisi di atas, segera periksakan kondisi Anda ke dokter spesialis kedokteran olahraga untuk mendapat perawatan yang tepat.
Baca juga: Waspada Nyeri Tangan Akibat Main Game Berlebihan!
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau meminimalisir risiko cedera yang terjadi, antara lain:
Sebaiknya, sesuaikan sadel dengan memajukan atau menurunkan sadel lebih dekat dengan setang sepeda. Jangan lupa gunakan celana khusus bersepeda yang memiliki bantalan busa empuk di bagian selangkangan. Pemilihan busa yang lentur dan cukup tebal dapat melindungi selangkangan dari hawa panas dan lecet.
Keuntungan olahraga bersepeda adalah dapat membantu membuat otot bagian bawah tubuh, termasuk otot betis dan paha, jadi lebih kuat. Sebagai bentuk pencegahan, lakukan pemanasan lebih dahulu selama kurang lebih 15 menit, terlebih jika Anda berencana untuk bersepeda dengan jarak jauh, atau durasi yang lama. Selain itu, lakukan latihan pada otot inti tubuh untuk mencegah cedera saat bersepeda.
Sesuaikan posisi duduk yang aman dan nyaman sebelum bersepeda, terutama bila Anda bersepeda dalam jarak jauh.
Selalu perhatikan posisi atau postur tubuh yang baik ketika bersepeda, karena posisi tubuh ini dapat membantu menghindarkan Anda dari cedera. Posisikan kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul. Arahkan mata ke depan dan pastikan tulang leher Anda rileks. Apabila Anda sedang bersepeda dalam kecepatan tinggi, maka tundukkan punggung Anda.
Namun, jika track sedang menurun, tegakkan kembali punggung Anda. Perhatikan juga posisi kaki Anda. Apabila pedal sedang berada di bawah kaki, maka tekuklah sedikit kaki Anda. Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki Anda (yang masih dapat ditekuk sedikit), hingga kaki terasa nyaman ketika mengayuh pedal.
Olahraga bersepeda memang menyenangkan. Namun, agar aktivitas bersepeda Anda semakin memberi manfaat untuk kesehatan tubuh dan minim dari risiko cedera, sebaiknya Anda mengikuti panduan bersepeda dengan benar. Dengan demikian, tubuh akan menjadi lebih sehat, dan Anda akan bersepeda dengan lebih nyaman.
Baca juga: Cedera Hamstring: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Ya, bersepeda dapat menyebabkan cedera, terutama jika Anda kurang persiapan atau menggunakan teknik yang salah. Cedera bisa terjadi akibat jatuh, kecelakaan, postur yang buruk, atau penggunaan peralatan yang tidak sesuai. Risiko cedera juga meningkat pada medan sulit dan ketika Anda mengabaikan perlindungan, seperti helm dan pelindung lutut.
Cedera paling umum meliputi lecet akibat jatuh, nyeri lutut, cedera punggung, keseleo pergelangan tangan, serta nyeri leher dan bahu. Cedera lebih serius, seperti patah tulang, patah hati, atau gegar otak, juga bisa terjadi jika mengalami kecelakaan besar saat bersepeda. Terakhir, pesepeda jarak jauh juga dapat mengalami cedera overuse pada lutut dan pinggul.
Lutut bisa terasa sakit setelah bersepeda akibat pedal atau sadel yang salah, intensitas bersepeda yang terlalu tinggi, atau teknik mengayuh yang kurang tepat. Selain itu, apabila Anda sering bersepeda, terutama dalam jarak jauh, lutut Anda bisa saja mengalami cedera akibat overuse.
Apabila Anda merasakan nyeri lutut setelah bersepeda, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga. Selain memberikan penanganan untuk mengatasi nyeri yang Anda alami, dokter spesialis juga bisa memberikan rekomendasi dan tips bersepeda yang sesuai.
Agar dapat bersepeda dengan aman dan menghindari cedera, ikutilah tips-tips berikut ini:
Jika Anda mengalami cedera serius seperti patah tulang, luka dalam, atau gegar otak, segera cari bantuan medis dengan mendatangi IGD rumah sakit terdekat. Bahkan jika cedera Anda terlihat ringan, periksakan ke dokter jika nyeri atau bengkak tidak kunjung membaik. Evaluasi medis penting untuk memastikan tidak ada kerusakan internal yang tak terlihat.