Oleh Tim RS Pondok Indah
Penyakit Alzheimer akan menyebabkan penderitanya menjadi pikun. Kondisi ini juga bisa menyebabkan komplikasi yang akan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Jika Anda berpikir bahwa pikun (demensia) merupakan nama lain dari penyakit Alzheimer, sebaiknya baca artikel ini dengan seksama. Pikun yang biasa dialami oleh lansia bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, salah satunya adalah penyakit Alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat dan kemampuan otak penderitanya. Jadi, tidak semua orang yang pikun menderita penyakit Alzheimer, tetapi mereka yang menderita penyakit Alzheimer akan mengalami kepikunan sebagai salah satu gejalanya.
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu contoh penyakit neurodegeneratif, atau kelainan pada sistem saraf karena proses penuaan. Kondisi ini akan membuat sel saraf kehilangan struktur serta fungsinya, sehingga penderita penyakit Alzheimer akan mengalami penurunan fungsi kognitif otak. Yang termasuk dalam fungsi kognitif adalah kemampuan mengingat, berbicara dan berpikir, serta perilaku seseorang.
Kondisi yang sering kali dialami oleh mereka yang berusia lebih dari 60 tahun ini bersifat progresif, artinya penyakit ini akan terus berkembang dan makin parah. Sebab kematian sel saraf di otak terus terjadi dan makin banyak bagian otak yang rusak.
Baca juga: Alzheimer, Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Mencegahnya?
Ada 3 tahapan gejala penyakit Alzheimer yang terjadi secara berurutan. Munculnya gejala ini juga biasa terjadi secara bertahap. Di bawah ini adalah penjelasan singkat dari masing-masing tahapan, serta gejala Alzheimer:
Kebanyakan gejala awal penyakit Alzheimer terjadi pada pertengahan usia 60an. Meski jarang, ada juga yang menunjukkan gejala awal penyakit Alzheimer pada saat usianya lebih dari 30 tahun.
Umumnya gejala awal penyakit Alzheimer akan berlangsung selama 2-4 tahun. Beberapa gejala awal yang menandakan penyakit ini, antara lain:
Gejala Alzheimer akan memburuk seiring berjalannya perkembangan penyakit ini. Ketika memasuki tahap menengah, berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa ditunjukkan penderitanya:
Pada tahap ini, penderita penyakit Alzheimer memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas. Beberapa gejala Alzheimer pada tahap akhir, berupa:
Jika Anda atau orang terkasih merasakan salah satu dari beberapa gejala Alzheimer, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter spesialis neurologi. Tidak perlu menunggu sampai gejala mengganggu aktivitas!
Baca juga: Tak Lupa di Kala Tua
Sampai saat ini penyebab Alzheimer belum diketahui secara pasti. Adanya kombinasi beberapa faktor, seperti usia, genetik, kondisi kesehatan secara umum, gaya hidup, dan faktor lingkungan, diyakini menjadi penyebab penyakit Alzheimer. Beberapa faktor tersebut akan menyebabkan perubahan struktur otak, yang juga menyebabkan fungsinya terganggu.
Pengendapan protein amiloid dan protein tau di dalam otak serta kusutnya benang-benang saraf, merupakan kondisi yang memicu kerusakan sel saraf di otak. Sebab penumpukan salah satu dari kedua protein ini akan menghambat pengiriman sinyal antara sel-sel otak. Akibatnya, sel-sel otak tidak berfungsi dengan baik dan mengalami kerusakan.
Kerusakan pada sel otak bisa menurunkan kadar zat kimia di dalam otak sehingga koordinasi antarsaraf otak menjadi kacau. Hal ini menyebabkan seseorang menderita penyakit Alzheimer, yang ditandai dengan pikun dan perubahan suasana hati.
Baca juga: Sindrom Geriatri, Berbagai Keluhan Lansia yang Dapat Disiasati
Meski para peneliti belum mengetahui penyebab pasti terjadinya penumpukan protein penyebab penyakit Alzheimer, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini. Beberapa faktor risiko terjadinya penyakit Alzheimer adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Tetap Berolahraga di Usia Senja
Sebelum memberikan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu memastikan diagnosa penyakit Alzheimer dengan melakukan tanya jawab medis (anamnesis) maupun Mini Mental State Examination (MMSE).
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan saraf, serta beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah, pungsi lumbal, CT- Scan, PET-Scan maupun MRI.
Tidak ada cara untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer maupun mengembalikan kondisi penderitanya seperti sedia kala. Beberapa penanganan yang dilakukan bertujuan untuk menunda perburukan kondisi serta mengatasi keluhan yang terjadi akibat penyakit Alzheimer. Semakin awal pengobatan Alzheimer dilakukan, makin baik penderitanya bisa beraktivitas secara mandiri.
Agar penanganan penyakit Alzheimer maksimal, diperlukan kerjasama dari keluarga pasien, baik dari segi finansial, keterlibatan fisik maupun dukungan emosional.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk merawat penderita Alzheimer tersebut, meliputi:
Sayangnya, penyakit alzheimer tidak bisa disembuhkan. Kondisi penderita penyakit alzheimer justru makin buruk seiring berjalannya waktu. Saat ini, pengobatan yang tersedia hanya bisa memperlambat perburukan kondisi. Diagnosis dan perawatan dini adalah kunci untuk memperlambat perkembangan penyakit alzheimer. Jadi, bila Anda atau orang tercinta menunjukkan gejala alzheimer, segera konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Lebih dari sekedar pikun, penyakit alzheimer tergolong sebagai penyakit yang berbahaya, karena bersifat progresif. Artinya penyakit ini akan terus mengganggu fungsi otak seiring berjalannya waktu. Terganggunya fungsi otak akan ditandai dengan hilangnya ingatan atau memori, kebingungan, dan kesulitan berkomunikasi yang makin parah.
Demensia adalah istilah umum untuk penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan fungsi berpikir. Alzheimer sendiri adalah salah satu jenis demensia yang paling umum dan bersifat progresif, yang ditandai dengan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Jadi, Alzheimer adalah salah satu penyebab demensia, sementara demensia mencakup semua kondisi yang mempengaruhi fungsi otak.
Penyakit Alzheimer bukanlah penyakit menular. Meski penyebabnya belum diketahui dengan pasti hingga saat ini, kondisi ini tidak ditularkan antar penderita ke orang yang sehat. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada bukti adanya penularan penyakit alzheimer antar manusia maupun melalu prosedur medis tertentu.
Meski penyakit Alzheimer tidak bisa dicegah, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini dengan menjaga kesehatan, terutama kesehatan otak. Beberapa kegiatan yang bisa meningkatkan kesehatan otak adalah rutin berolahraga, tidak merokok, tidur cukup, dan melakukan olahraga otak, seperti belajar bahasa asing, mengerjakan teka-teki silang, dan membaca.
Selain itu, pemeriksaan dan penanganan penyakit Alzheimer sedini mungkin akan membantu mencegah perburukan kondisi. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Selain pemeriksaan, dokter akan memberikan penanganan untuk memastikan penderita penyakit Alzheimer menjalani hari-harinya semaksimal mungkin.
Referensi: