Ambulatory Blood Pressure Monitoring adalah alat pengukur tekanan darah selama 24 jam saat beraktivitas, memberikan data lebih akurat dari pengukuran tunggal.
Jangan pernah menyepelekan hipertensi. Apalagi, hipertensi atau tekanan darah tinggi pada tahap awal seringkali belum terasa mengganggu. Jika disepelekan, dampak lanjutannya bisa berbahaya. Saat seseorang mengalami hipertensi, ia harus menjalani pengobatan secara menyeluruh. Mulai dari konsumsi obat setiap hari, mengontrol pola makan, rutin berolahraga, dan memeriksakan tekanan darah secara teratur.
Salah satu jenis pemeriksaan yang tidak boleh disepelekan adalah pemeriksaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM).
ABPM adalah metode pemantauan tekanan darah yang dilakukan secara berkelanjutan selama periode waktu tertentu, biasanya 24 hingga 48 jam. Dengan menggunakan perangkat portabel yang dikenakan oleh pasien, ABPM secara otomatis mengukur tekanan darah pada interval waktu tertentu, biasanya setiap 15-30 menit selama siang hari dan setiap 30-60 menit selama malam hari.
Data yang dikumpulkan memberikan gambaran menyeluruh tentang fluktuasi tekanan darah sepanjang hari dan malam, mencerminkan variasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pasien.
ABPM menawarkan berbagai manfaat penting dalam pemantauan dan pengelolaan tekanan darah:
Beberapa pasien mengalami tekanan darah tinggi hanya ketika berada di lingkungan klinik, fenomena yang dikenal sebagai "white coat hypertension." ABPM membantu dalam mendeteksi kondisi ini dengan memberikan pengukuran tekanan darah dalam konteks kehidupan nyata.
Sebaliknya, ada kondisi di mana tekanan darah pasien tampak normal di klinik tetapi meningkat dalam kehidupan sehari-hari, yang disebut "masked hypertension." ABPM mampu mengidentifikasi kondisi ini yang mungkin tidak terdeteksi dengan pengukuran klinis biasa.
ABPM memungkinkan dokter untuk memahami pola tekanan darah sepanjang hari, termasuk variasi di malam hari, yang penting dalam menentukan terapi yang tepat. Misalnya, hipertensi nokturnal (tekanan darah tinggi di malam hari) dapat diidentifikasi dan diobati secara efektif dengan informasi dari ABPM.
ABPM digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik pengobatan antihipertensi bekerja dalam menjaga tekanan darah dalam batas normal sepanjang hari, termasuk saat pasien tidur.
Dengan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang tekanan darah, ABPM membantu dalam menilai risiko komplikasi kardiovaskular, seperti serangan jantung atau stroke.
Pasien akan mengenakan perangkat ABPM portabel, yang terdiri dari monitor kecil yang dihubungkan ke manset tekanan darah. Monitor ini biasanya dipasang di pinggang atau bahu, sementara manset ditempatkan di lengan atas.
Perangkat ABPM akan mengukur tekanan darah secara otomatis pada interval yang telah ditentukan. Pengukuran dilakukan tanpa memerlukan intervensi dari pasien, sehingga pasien dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Selama periode pemantauan, perangkat akan menyimpan semua data pengukuran tekanan darah, termasuk rata-rata tekanan darah siang, malam, dan 24 jam.
Setelah periode pemantauan selesai, data dari perangkat ABPM akan dianalisis oleh dokter untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai profil tekanan darah pasien.
Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) dapat menjadi salah satu solusi agar terhindar dari risiko komplikasi hipertensi. Pada prinsipnya, alat portabel ini digunakan untuk mengukur dan memantau tekanan darah Anda selama 24 jam. Hasilnya, pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan menjadi lebih akurat dan menyeluruh (komprehensif).
Pemasangan ABPM relatif mudah, dilakukan di rumah sakit oleh tenaga medis pada lengan bagian atas pasien. Setelah dipasang, pasien diizinkan pulang serta dianjurkan untuk beraktivitas seperti biasanya, termasuk bekerja, berolahraga, dan beristirahat.
Setelah 24 jam, pasien akan diminta kembali ke rumah sakit untuk melepaskan alat tersebut, dan data dari alat tersebut akan dibaca hasilnya oleh dokter.
ABPM diperlukan pada seseorang dengan kondisi berikut:
ABPM merupakan alat sederhana dengan berbagai manfaat, yakni sebagai langkah preventif, metode diagnostik, serta evaluasi terapi darah tinggi. Dibandingkan dengan pengobatan komplikasi hipertensi, tentu biayanya pun lebih murah.
Jika digunakan secara tepat, ABPM dapat membantu menyelamatkan banyak orang dari risiko penyakit penyerta hipertensi dan menghindarkannya dari pemeriksaan lanjutan dengan biaya lebih mahal, seperti MRI, CT-Scan, atau kateterisasi jantung.
Mari jaga jantung sehat Anda dengan pemantauan tekanan darah berkala.
Blood pressure monitor berfungsi untuk memantau tekanan darah secara rutin, membantu mendeteksi dan mengontrol hipertensi. Dengan alat ini, penderita bisa mengetahui apakah tekanan darahnya stabil atau butuh penanganan medis lebih lanjut.
Laporan tekanan darah dari Ambulatory Blood Pressure Monitor menampilkan dua angka: sistolik (atas) dan diastolik (bawah). Normalnya sekitar 120/80 mmHg. Jika sistolik >140 atau diastolik >90 saat aktivitas sehari-hari, bisa menandakan hipertensi.
Tekanan darah ambulatory normal selama 24 jam biasanya sekitar 120/80 mmHg. Jika rata-rata sistolik di atas 135 atau diastolik di atas 85, bisa menandakan hipertensi.