Aneurisma aorta adalah kondisi pelebaran pembuluh darah aorta. Kondisi ini berbahaya karena sering kali tidak bergejala hingga sudah terjadi komplikasi.
Aorta adalah pembuluh darah arteri yang berukuran besar, bahkan bisa dikatakan sebagai pembuluh darah terbesar dalam tubuh. Sama seperti arteri yang berukuran lebih kecil, aorta juga bertugas mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Untuk mendukung tugasnya, dinding pembuluh darah aorta berukuran lebih tebal dan elastis. Namun, ketika terjadi peningkatan tekanan dalam pembuluh darah, akan terjadi kerusakan pada salah satu titik di dinding pembuluh darah, yang membuat bentuknya menggelembung, atau yang dikenal dengan aneurisma. Ketika terjadi pada aorta, kondisi ini dikenal dengan aneurisma aorta.
Aneurisma aorta adalah penggelembungan (ballooning) yang terjadi pada aorta, yang merupakan pembuluh darah utama yang membawa darah keluar dari jantung. Proses jantung memompa darah ke seluruh tubuh menyebabkan peningkatan tekanan dalam aorta. Normalnya kondisi ini bisa dikompensasi oleh anatomi normal aorta. Namun, ada beberapa kondisi medis yang membuat dinding pembuluh darah melemah, dan menyebabkan terjadinya aneurisma.
Berdasarkan lokasi terbentuknya, jenis aneurisma bisa dibedakan menjadi aneurisma aorta abdominalis (di perut) dan aneurisma aorta torakalis (di dada). Lokasi terbentuknya aneurisma ini penting, karena merupakan salah satu faktor penentu rencana tindakan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis.
Baca juga: Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Sebenarnya, lebih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami aneurisma aorta hingga terjadi komplikasi, yakni berupa pecahnya aneurisma aorta. Hal ini terjadi karena memang aneurisma lebih sering tidak bergejala. Padahal, dengan mengenali gejala aneurisma aorta sedini mungkin, kemungkinan sembuh dari kondisi ini pun akan lebih besar. Berikut ini adalah beberapa gejala aneurisma aorta yang biasanya dirasakan:
Baca juga: Kegunaan MRI untuk Diagnosis Penyakit Jantung
Sedangkan ketika aneurisma aorta pecah, Anda sebaiknya segera ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan gawat darurat.
Sebab pecahnya aneurisma aorta merupakan kondisi kegawatdaruratan medis, yang bahkan bisa membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Untuk itu, Anda perlu mengenal gejala pecahnya aneurisma aorta, berupa:
Baca juga: Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur
Hingga kini penyebab pasti terjadinya aneurisma aorta masih belum diketahui. Namun, beberapa kondisi yang dicurigai menjadi penyebab aneurisma aorta adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Selain itu, mereka yang memiliki beberapa kondisi tertentu juga akan lebih berisiko mengalami aneurisma aorta. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko aneurisma aorta yang dimaksud:
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?
Kebanyakan aneurisma aorta tidak bergejala, jadi penemuan kasus ini lebih banyak terjadi karena ketidaksengajaan, ketika melakukan pemeriksaan kesehatan berkala atau medical check up, maupun ketika melakukan kontrol rutin untuk penyakit lain.
Bagi Anda yang memiliki faktor risiko atau merasakan gejala aneurisma aorta, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang aneurisma aorta, baik dengan melakukan USG, ekokardiografi, CT-scan, MRI, maupun angiografi.
Penanganan aneurisma aorta perlu disesuaikan dengan lokasi, ukuran, dan keparahan gejala yang Anda alami. Jika belum pecah atau tidak berisiko pecah, dokter akan memberikan penanganan untuk menjaga supaya ukuran aneurisma tidak makin besar.
Aneurisma yang berukuran kecil biasa akan ditangani dengan peresepan obat-obatan. Pengobatan aneurisma aorta ini bertujuan untuk memperlancar peredaran darah, menurunkan tekanan darah maupun kadar kolesterol.
Operasi aneurisma akan dilakukan untuk kasus yang berukuran besar, berisiko pecah, bahkan yang sudah pecah atau robek. Tujuan operasi aneurisma adalah untuk menggantikan pembuluh darah aorta yang menggelembung, atau memperbaiki pembuluh darah yang pecah maupun robek. Beberapa teknik operasi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut ini:
Operasi terbuka lebih sering dilakukan untuk menangani aneurisma aorta yang besar, bahkan yang telah pecah.
EVAR (endovascular aneurysm repair) atau teknik operasi minimal invasive, dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh, untuk memasang ring (stent) yang berguna memperkuat dinding pembuluh darah yang mengalami penggelembungan.
Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui
Komplikasi aneurisma aorta yang paling sering terjadi adalah pecahnya aneurisma aorta. Tergantung lokasinya, aneurisma yang pecah bisa saja menyebabkan kematian. Namun, dengan pertolongan yang cepat dan tepat, pecahnya aneurisma aorta dapat disembuhkan.
Selain pecah, aneurisma aorta juga bisa mengalami robekan (diseksi aorta), yang memungkinkan darah masuk ke antara lapisan dinding aorta. Kondisi ini akan membuat pembuluh darah menyempit dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
Ya, aneurisma aorta bisa menyebabkan nyeri dada, terutama jika aorta mengalami pembesaran atau robekan. Nyeri dada yang diakibatkan aneurisma aorta seringkali terasa tajam dan mendadak. Gejala ini bisa menjadi tanda darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Jika Anda merasakan gejala ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Aneurisma aorta merupakan kondisi yang berbahaya. Jika pecah, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa. Tidak hanya demikian, gejalanya juga sering tidak terlihat hingga terlambat. Jadi, penting bagi Anda untuk rutin memeriksakan diri, terutama jika ada faktor risiko seperti tekanan darah tinggi atau riwayat keluarga.
Aneurisma aorta terletak di aorta, pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Lokasi aneurisma aorta bisa di dada (aneurisma aorta torakal) atau perut (aneurisma aorta abdominal).
Ya, batuk dapat memengaruhi kondisi aneurisma aorta. Batuk yang kuat atau sering dapat meningkatkan tekanan darah dan memberi tekanan ekstra pada aneurisma aorta. Akibatnya, risiko pecahnya aneurisma aorta pun meningkat. Jika Anda memiliki aneurisma aorta, penting untuk memantau gejala dan rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah jika mengalami batuk berkepanjangan atau intens.
Aneurisma aorta biasanya tidak sembuh dengan sendirinya dan bisa berbahaya jika pecah. Aneurisma yang berukuran cukup kecil biasanya dapat ditangani dengan obat-obatan dan kontrol rutin. Sedangkan aneurisma aorta yang berukuran besar mungkin perlu ditangani dengan prosedur bedah. Pilihan pengobatan yang paling tepat untuk kondisi Anda hanya bisa dipastikan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah setelah pemeriksaan lebih lanjut.
Selain itu, Anda bisa mencegah terjadinya aneurisma aorta dengan menerapkan pola hidup sehat. Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di RS Pondok Indah cabang terdekat, untuk skrining awal aneurisma aorta, terlebih bagi Anda yang memiliki faktor risiko.
Bagi Anda yang merasakan gejala aneurisma, jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis yang kompeten di RS Pondok Indah juga didukung dengan fasilitas medis terkini, sehingga hasil pemeriksaan lebih optimal. Dengan demikian, risiko aneurisma aorta untuk makin parah, bahkan menjadi komplikasi, bisa dicegah sedini mungkin.
Referensi: