Apakah Penderita Kista Ovarium Bisa Hamil? Cek Informasinya di Sini

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 21 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penderita kista ovarium seringkali tetap bisa hamil, tergantung dari kondisinya. Kista umumnya tidak berbahaya, tetapi berpotensi mengganggu kesuburan.

Apakah Penderita Kista Ovarium Bisa Hamil? Cek Informasinya di Sini

Kista ovarium banyak dijumpai tanpa sengaja saat pemeriksaan rutin. Kebanyakan sifat kista ovarium yang demikian adalah jinak (benign), tidak bergejala, dan bisa sembuh dengan sendirinya. 

Namun, sebagian kasus kista ovarium bisa saja menyebabkan komplikasi, berupa pecahnya kista yang menyebabkan pendarahan, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, beberapa jenis kista ovarium bisa memengaruhi kesuburan. 


Sekilas tentang Kista Ovarium

Setiap wanita memiliki sepasang ovarium, atau indung telur, yang masing-masing terletak di sebelah kanan dan kiri rahim. Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan mengeluarkan hormon, seperti hormon estrogen dan hormon progesteron.


Gangguan pada ovarium bisa memengaruhi siklus menstruasi, bahkan menyebabkan kesuburan wanita terganggu. Sebagai akibatnya, kehamilan bisa saja tertunda.


Terbentuknya kista ovarium saat proses ovulasi merupakan kondisi yang normal. Contohnya, kista fungsional adalah jenis kista yang paling umum, karena terbentuk selama siklus menstruasi normal dan sering kali sembuh dengan sendirinya.


Ketika kista ovarium terjadi karena penyakit endometriosis, penyakit radang panggul, sindrom ovarium polikistik (PCOS), maupun kondisi lain, kondisi ini bukanlah hal yang bisa diabaikan dan perlu ditangani dengan tepat.


Baca juga: Waspadai Nyeri Perut Saat Haid



Lalu, Apakah Penderita Kista Ovarium Bisa Hamil?

Keberadaan kista ovarium terkadang dapat mengganggu kesuburan wanita. Tetapi, bukan berarti penderita kista ovarium tidak bisa hamil dan memiliki keturunan. Penderita kista ovarium biasanya tetap memiliki peluang hamil, terutama dengan penanganan medis yang tepat.


Penderita kista ovarium mungkin mengalami masalah dalam program hamil. Namun, hal ini dipengaruhi oleh jenis kista ovarium yang diderita. Secara umum, jenis kista ovarium endometrioma dan PCOS bisa memengaruhi kesuburan, sehingga peluang untuk hamil pun lebih rendah.


Selain itu, ukuran kista ovarium juga berpengaruh pada kesuburan. Kista ovarium bisa saja berukuran 2,5-10 sentimeter, bahkan, lebih besar lagi. Semakin besar kista ovarium, risiko terjadinya gangguan kesuburan pun makin besar.


Oleh karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk memastikan kondisi, ketika sudah berusaha merencanakan kehamilan selama 1 tahun tetapi masih belum berhasil.


Melalui pemeriksaan, terutama dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG), dokter bisa menegakkan diagnosis kista ovarium maupun kondisi medis lain yang menghambat program hamil Anda dan pasangan.

Selanjutnya dokter spesialis akan memberikan penanganan yang sesuai untuk meningkatkan kesuburan. Dengan begitu, Anda dan pasangan bisa lebih cepat menimang buah hati.


Baca juga: Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Normal


Program Hamil untuk Penderita Kista Ovarium

Tidak semua kasus kista ovarium perlu dioperasi, khususnya jika ukurannya kecil. Dengan pengobatan yang sesuai, kista ovarium bisa diatasi dengan baik dan kemungkinan terjadinya kehamilan bisa diperoleh.


Meskipun demikian, mengatasi kista ovarium dengan pengobatan yang baik tetap menjadi penting untuk meningkatkan peluang kehamilan dan mencegah risiko komplikasi saat hamil. Berikut ini adalah saran untuk meningkatkan peluang hamil yang bisa Anda lakukan:


  • Rutin mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat sebelum hamil.
  • Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
  • Kontrol kenaikan berat badan.
  • Kelola stres dengan bijaksana.


Konsumsi makanan sehat atau makanan penyubur kandungan, seperti bayam, kacang-kacangan, biji-bijian atau gandum utuh, serta aneka buah dan sayur.


Baca juga: Kenali Jenis Pemeriksaan dan Metode Program Kehamilan



FAQ


Ada Kista Saat Hamil Apakah Bahaya?

Kista ovarium saat hamil biasanya tidak berbahaya. Sebagian besar kista hilang sendiri tanpa masalah, tetapi risiko munculnya komplikasi masih tetap ada. Oleh sebab itu, kondisi kehamilan dan perkembangan kista ovarium tetap perlu dipantau oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan mirip endometrium tumbuh di luar rahim, yang dapat menyebabkan terbentuknya endometrioma dan memengaruhi kesuburan.


Apakah Kista Saat Hamil Bisa Menyebabkan Keguguran?

Biasanya, kista ovarium tidak menyebabkan keguguran ataupun mengganggu pertumbuhan janin. Akan tetapi, kista ovarium yang berukuran besar atau pecah bisa menimbulkan komplikasi yang mengganggu kehamilan. Pengawasan rutin dengan dokter dapat membantu mengurangi risiko hal ini terjadi.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Hamil Ada Kista?

Jika Anda hamil dan memiliki kista, jangan panik. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk memantau kondisi melalui USG. Jika kista mengganggu atau tumbuh besar, dokter mungkin merekomendasikan tindakan khusus.


Apakah Ibu Hamil Dengan Kista Bisa Melahirkan Normal?

Ibu hamil dengan kista ovarium masih bisa melahirkan normal, tergantung ukuran dan lokasi kista. Jika kista tidak mengganggu jalur persalinan atau menyebabkan komplikasi, biasanya ibu tetap dapat melahirkan secara normal dengan aman.


Meski sulit, bukan berarti wanita dengan kista ovarium untuk hamil. Namun, memang diperlukan program hamil yang diawasi langsung oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk meningkatkan peluang kehamilan pada kasus ini.


Jadi, jika Anda memiliki kista ovarium dan ingin segera hamil, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di IVF Center RS Pondok Indah. 


Agar penyakit ini bisa dideteksi sedini mungkin, segera lakukanlah pemeriksaan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami menstruasi yang tidak lancar dan terasa nyeri, serta sakit ketika berhubungan seksual. 




Referensi:

  1. Cheng Y. Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM. Ovarian cysts. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2021. (https://www.ajog.org/article/S0002-9378(21)00675-X/fulltext ). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  2. Centers for Disease Control and Prevention. About Planning for Pregnancy. (https://www.cdc.gov/pregnancy/about/index.html). Direvisi terakhir . Diakses pada 11 Agustus 2024.
  3. Cedars Sinai Organization. Ovarian Cyst. (https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/o/ovarian-cyst.html). Direvisi terakhir . Diakses pada 11 Agustus 2024.
  4. Cleveland Clinic. Ovarian Cysts. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9133-ovarian-cysts). Direvisi terakhir 20 Juli 2022. Diakses pada 11 Agustus 2024.
  5. Cleveland Clinic. Foods for Fertility: Fact or Fiction?. (https://health.clevelandclinic.org/foods-for-fertility). Direvisi terakhir 22 Januari 2023. Diakses pada 11 Agustus 2024.
  6. Mayo Clinic. Ovarian cysts. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/symptoms-causes/syc-20353405). Direvisi terakhir 28 Juli 2023. Diakses pada 11 Agustus 2024.
  7. Burnett, T. Ovarian cysts and infertility: A connection? (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/expert-answers/ovarian-cysts-and-infertility/faq-20057806). Direvisi terakhir 14 Januari 2023. Diakses pada 11 Agustus 2024.