Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 20 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sayangnya, penyakit rematik tidak bisa disembuhkan total. Tetapi, penanganan yang tepat juga bisa mencegah kondisi menjadi makin parah. Simak selengkapnya!

Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya

Rematik adalah jenis penyakit peradangan yang terjadi pada sendi. Kondisi yang dalam istilah medis dikenal sebagai artritis ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru mengenali bagian tubuh yang sehat sebagai zat asing, yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Akhirnya, sistem kekebalan tubuh yang menyerang sendi pun menyebabkan nyeri maupun reaksi peradangan yang dikenal sebagai gejala rematik.


Penting bagi penderita rematik untuk memahami dan mengurangi faktor risiko guna mencegah kondisi semakin parah. Selain itu, pengobatan rematik yang sesuai juga diperlukan supaya kondisi ini tidak mengganggu kegiatan sehari-hari orang yang memiliki gangguan pada persendiannya.


Berbagai Gejala Rematik

Umumnya, penderita rematik bisa merasakan gejala sendi yang mengalami peradangan, seperti berikut ini:

  • Nyeri sendi
  • Kekakuan sendi
  • Pembengkakan sendi
  • Kemerahan pada kulit di area sendi yang terdampak, yang juga terasa lebih hangat
  • Keterbatasan dalam menggerakan sendi atau anggota tubuh yang terdampak


Selain itu, ada beberapa gejala sistemik yang menyertai rematik, seperti:


  • Tubuh jadi lebih mudah lelah
  • Penurunan nafsu makan, yang bahkan bisa menyebabkan penurunan berat badan 
  • Demam tanpa sebab yang jelas


Gejala penyakit rematik berpotensi menghambat aktivitas sehari-hari. Apabila Anda merasakan salah satu gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Pemeriksaan dan penanganan dini dapat membantu mengontrol bahkan meminimalisir gejala yang Anda alami. Dengan begitu, Anda pun dapat menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya.


Baca juga: Kenali Jenis Penyakit Reumatik dan Penyebabnya



Pemeriksaan Penunjang Rematik

Saat memeriksakan diri ke dokter, Anda akan ditanya beberapa hal untuk menegakkan diagnosis rematik, yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter akan menyarankan pemeriksaan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:


1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah. Selain itu, dokter juga akan meminta pemeriksaan penanda peradangan dalam tubuh, serta antibodi penanda adanya rematik, untuk mencari tahu penyebab rematik yang Anda alami.


2. Pemindaian

Untuk mendeteksi penumpukan cairan akibat proses peradangan, serta adanya perubahan bentuk sendi, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan, baik berupa foto rontgen, MRI, USG, atau CT-Scan.


3. Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan cairan sendi atau cairan sinovial juga bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi yang menyebabkan peradangan.


Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri


Penanganan Rematik

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter akan memberikan penanganan rematik sesuai dengan penyebab, keparahan, dan keluhan yang Anda alami.


Tujuan utama penanganan rematik adalah untuk mengurangi hingga menghilangkan gejala, serta meningkatkan fungsi sendi agar Anda dapat beraktivitas seperti sedia kala.

Berikut ini adalah berbagai bentuk pengobatan rematik yang biasa dilakukan oleh dokter:


1. Peresepan Obat Antinyeri

Obat radang sendi yang dokter resepkan sangat bergantung dengan jenis rematik yang Anda alami. Berikut ini adalah berbagai obat yang biasa diresepkan dokter:


  • Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang.
  • Obat antiinflamasi kortikosteroid untuk meredakan nyeri parah.
  • Obat antirematik pengubah penyakit (DMARD) untuk psoriasis arthritis atau rematik yang menyerang penderita psoriasis.


2. Fisioterapi

Selain obat-obatan rematik di atas, dokter juga akan menganjurkan pasien untuk melakukan terapi fisik (fisioterapi) atau terapi okupasi untuk meningkatkan kekuatan sendi dan otot, sehingga keluhan nyeri bisa berkurang bahkan menghilang dan Anda bisa tetap beraktivitas seperti biasa.


3. Pemberian Suplemen dan Vitamin

Vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin D, dan vitamin K, diketahui bisa mengurangi gejala rematik. Selain itu, pemberian multivitamin yang mengandung omega-3 terbukti bisa mengurangi peradangan pada sendi.


4. Pembedahan

Ketika gejala rematik sudah sangat parah dan tidak bisa diobati dengan konsumsi obat-obatan di atas, dokter mungkin akan menganjurkan pasien untuk melakukan pembedahan. Operasi merupakan jalan terakhir untuk rematik parah, khususnya yang menyebabkan kerusakan dan fungsi sendi.


Rencana pengobatan yang disarankan dokter spesialis penyakit dalam dapat bervariasi tergantung pada riwayat kesehatan masing-masing orang dan gejala yang dirasakannya. Penanganan rematik sedini mungkin tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan fungsi, tetapi juga bisa mencegah terjadinya komplikasi rematik.


Baca juga: Mengenal Apa Itu Flu Tulang, Penyebab dan Cara Mengatasinya



Bahaya Rematik

Pada dasarnya memang penyakit rematik akan menyebabkan sendi meradang dan terasa nyeri. Keluhan ini tentunya akan menghambat aktivitas Anda. Jika dibiarkan tanpa penanganan, rematik yang parah dapat menyebabkan perubahan bentuk tulang. Kondisi ini lah yang merupakan bahaya rematik, karena akan membatasi, bahkan membuat Anda tidak bisa beraktivitas. Selain itu, rematik yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko kerusakan sendi maupun tulang secara permanen, bahkan disabilitas.


Jadi, Bisakah Rematik Disembuhkan?

Meskipun rematik tidak bisa disembuhkan, Anda tetap bisa memperlambat perkembangan penyakit rematik dengan melakukan penanganan dini. Selain itu, keparahan gejala juga dikurangi dengan penanganan yang sesuai dengan arahan dokter.


Rematik yang tidak segera ditangani bisa merusak sendi secara permanen, sehingga rentang geraknya jadi terbatas. Bila sendi sudah rusak dan tidak berfungsi dengan baik, risiko terjadinya kecacatan pun akan lebih tinggi. Selain itu, berbagai komplikasi rematik bisa saja terjadi pada jantung, mata, paru, bahkan otak, yang akan sangat merugikan.


FAQ


Di Mana Saja Rematik Bisa Terjadi?

Nyeri karena rematik memang lebih dominan terjadi di persendian, terutama pada lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan punggung. Gejala penyakit rematik biasanya berupa nyeri, kaku, dan bengkak pada area persendian tersebut. Meski tidak selalu parah, gejala rematik bisa mengganggu aktivitas. Supaya tidak berlarut-larut, rencanakan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis rematologi untuk memperoleh penanganan yang tepat.


Apakah Air Hangat Bisa Menyembuhkan Rematik?

Air hangat tidak bisa menyembuhkan penyakit rematik, tetapi dapat membantu meredakan gejala nyeri dan kekakuan sendi. Mandi atau berendam dengan air hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi sensasi nyeri di persendian. Namun, untuk pengobatan rematik, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis rematologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.


Apa Saja yang Menyebabkan Rematik Kambuh?

Rematik bisa kambuh karena beberapa faktor seperti cuaca dingin, stres, kelelahan, kurang tidur, dan pola makan yang tidak sehat. Aktivitas fisik berlebihan juga bisa memperburuk kondisi ini. Menjalani gaya hidup sehat, rajin beraktivitas fisik, menjaga berat badan ideal, dan rutin kontrol dengan dokter dapat mencegah gejala rematik kambuh.


Apakah Air Dingin Bisa Menyebabkan Rematik?

Air dingin tidak menyebabkan rematik, tetapi bisa memperparah gejala nyeri dan kekakuan sendi. Rematik disebabkan oleh peradangan pada sendi, bukan oleh suhu air. Jika Anda menderita penyakit rematik, lebih baik menghindari paparan air dingin agar tidak memperburuk kondisi.


Apakah Mandi Malam Menyebabkan Rematik?

Mandi malam tidak menyebabkan penyakit rematik. Kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik, autoimun, atau infeksi, bukan karena mandi malam. Tetapi, mandi malam, terutama dengan air dingin, berpotensi memperparah gejala yang dialami penderita rematik.


Jadi, jangan tunggu keluhan makin parah! Berapa pun usia Anda, sebaiknya segera memeriksakan kondisi ke dokter spesialis penyakit dalam subspesialis rematologi di RS Pondok Indah ketika merasakan gejala penyakit rematik. Sebab, penanganan di RS Pondok Indah dilakukan langsung oleh dokter spesialis yang kompeten, dengan didukung oleh fasilitas terbaik, sehingga hasil pengobatan pun lebih maksimal.



Referensi:

  1. Wu D, et al. Systemic complications of rheumatoid arthritis: Focus on pathogenesis and treatment. Frontiers in Immunology. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9817137/). Diakses pada 5 Agustus 2024.
  2. Health Direct Government Australia. Rheumatoid arthritis. (https://www.healthdirect.gov.au/rheumatoid-arthritis). Direvisi terakhir April 2024. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  3. National Health Service UK. Diagnosis-Rheumatoid arthritis. (https://www.nhs.uk/conditions/rheumatoid-arthritis/diagnosis/). Direvisi terakhir 8 Maret 2023. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  4. Johns Hopkins Medicine. Arthritis. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthritis). Direvisi terakhir. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  5. Mount Sinai Organization. Synovial fluid analysis. (https://www.mountsinai.org/health-library/tests/synovial-fluid-analysis). Direvisi terakhir. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  6. Cleveland Clinic. Arthritis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12061-arthritis). Direvisi terakhir 13 November 2023. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  7. Mayo Clinic. Arthritis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arthritis/symptoms-causes/syc-20350772). Direvisi terakhir 2023. Diakses pada 5 Agustus 2024.
  8. Mayo Clinic. Rheumatoid arthritis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rheumatoid-arthritis/diagnosis-treatment/drc-20353653). Direvisi terakhir 25 Januari 2023. Diakses pada 5 Agustus 2024.