Asam Urat Tinggi Tidak Selalu Bergejala, Tetapi Tetap Harus Ditangani

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 27 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Asam urat tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti peradangan sendi dan batu ginjal, apabila tidak ditangani dengan tepat. Simak cara penanganannya!

Asam Urat Tinggi Tidak Selalu Bergejala, Tetapi Tetap Harus Ditangani

Asam urat adalah hasil akhir dari proses penguraian purin, yang akan dikeluarkan melalui urine dan tinja. Purin merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam tubuh, terkandung dalam makanan tertentu, serta terbentuk ketika DNA mengalami kerusakan. Ketika terjadi peningkatan kadar asam urat, tidak semua orang akan menyadari kondisi ini, karena kondisi ini jarang menyebabkan gejala hingga terjadi komplikasi asam urat tinggi.


Terjadinya komplikasi asam urat tinggi dikarenakan penanganan yang tidak tepat, sehingga kerusakan pada sendi menjadi permanen, bahkan hingga menyebabkan kerusakan ginjal. Jadi, kenali gejala awal asam urat tinggi, penanganan, juga pencegahannya, sebelum kondisi ini menyebabkan masalah pada kesehatan Anda.


Mengetahui Maksud Asam Urat Tinggi

Asam urat termasuk salah satu zat sisa, yang normalnya dikeluarkan dari tubuh. Normalnya, kadar asam urat dalam darah adalah sekitar 2,5–7,0 mg/dL untuk laki laki dan 1,5–6,0 mg/dL untuk perempuan. Ketika hasil pemeriksaan asam urat melebihi nilai normal ini, bisa dikatakan Anda mengalami asam urat tinggi atau hyperuricemia.  


Asam urat tinggi jarang menyebabkan gejala, hanya sepertiga penderitanya yang mengalami keluhan akibat kondisi ini. Sering kali penderita hiperurisemia baru mengetahui dirinya mengalami kelebihan kadar asam urat ketika mengalami komplikasi, seperti gout (penumpukan asam urat di persendian) dan batu ginjal.  


Baca juga: Kenali Jenis Penyakit Reumatik dan Penyebabnya



Gejala Asam Urat Tinggi

Hanya sepertiga penderita hiperurisemia yang mengeluhkan adanya gejala asam urat tinggi. Mereka yang tidak mengalami gejala ini dikenal dengan hiperurisemia asimtomatik. Sedangkan mereka yang mengeluhkan adanya gejala, biasa terjadi karena kadar asam urat yang sangat tinggi dan menyebabkan gangguan pada organ tertentu. 


Persendian yang menjadi organ tersering munculnya gejala asam urat tinggi akan mengalami peradangan ketika kadar asam urat sangat tinggi. Berbeda dengan rematik, asam urat lebih sering menyerang sendi kecil pada awal munculnya gejala. Sendi kecil yang dimaksud adalah jempol kaki maupun jari kaki yang lain, serta jari tangan. Gejala awal asam urat tinggi juga hanya terjadi pada 1 sendi pada 1 sisi tubuh saja yang biasa dikeluhkan sebagai: 


  • Nyeri sendi yang parah
  • Rasa tidak nyaman meski nyeri sendi sudah sembuh
  • Peradangan pada sendi
  • Pembengkakan sendi
  • Keterbatasan gerak


Meski tidak selalu parah, salah satu keluhan dari penyakit asam urat tinggi tetap harus ditindaklanjuti. Jadi, tidak ada salahnya untuk memastikannya dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Nantinya dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, setelah memeriksa dan memastikan kondisi Anda.


Baca juga: Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Penanganan


Penyebab Asam Urat Tinggi

Sebagai senyawa yang normal berada dalam tubuh, asam urat sejatinya berada dalam kadar normal, dengan cara mengeluarkan kelebihannya melalui urin. Namun, penyakit asam urat tinggi bisa saja terjadi karena beberapa hal.


Secara umum, penyebab asam urat tinggi bisa dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yakni peningkatan produksi (input), penyerapan (pemrosesan), dan pengeluaran (output), dengan penjelasan singkat berikut ini:


1. Adanya peningkatan kadar asam urat 

Asam urat memang normalnya diproduksi oleh tubuh. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan peningkatan kadarnya dalam tubuh, meliputi:


  • Memiliki kebiasaan konsumsi makanan tinggi purin, termasuk daging merah, jeroan, boga bahari (seafood), dan kacang-kacangan.
  • Memiliki kebiasaan makan maupun minum yang manis atau beralkohol.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti golongan diuretik, obat kemoterapi, dan obat imunosupresan.
  • Mengalami kelebihan berat badan, bahkan obesitas.
  • Mengalami peradangan akut, termasuk baru saja menjalani operasi, yang akan meningkatkan peradangan secara umum, termasuk peningkatan produksi asam urat.


2. Gangguan pada proses penyerapan dan pemrosesan asam urat

Ginjal yang bertugas menyerap dan mengeluarkan sisa asam urat memegang peran penting dalam kadarnya dalam tubuh. Jadi, gangguan fungsi ginjal pun akan menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. 


3. Pada proses pengeluaran asam urat

Adanya gangguan pada ginjal maupun saluran urine, termasuk batu saluran kemih, bisa mengganggu aliran urine yang merupakan media keluarnya asam urat. 


Adanya gangguan pada salah satu, bahkan semua, proses di atas bisa membuat kadar asam urat meningkat.


Baca juga: 5 Mitos dan Fakta Terkait Penyakit Reumatik


Faktor Risiko Asam Urat Tinggi

Meski bisa dialami semua orang, Anda yang memiliki faktor risiko asam urat akan lebih mudah mengalami kondisi ini. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami peningkatan kadar asam urat adalah sebagai berikut ini:


1. Pola makan

Kebiasaan makan yang tidak sehat, terutama mengonsumsi makanan tinggi purin, jelas bisa menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Beberapa contoh makanan tinggi purin adalah daging merah, seafood, jeroan, dan kacang-kacangan, serta makanan dan minuman yang manis maupun beralkohol. 


2. Berat badan berlebih

Kelebihan berat badan akan menyebabkan peningkatan produksi asam urat dan meningkatkan beban kerja ginjal dalam mengeluarkan zat sisa ini, yang akhirnya akan memicu terjadinya hyperuricemia


3. Jenis kelamin dan usia

Pria diketahui lebih berisiko mengalami peningkatan asam urat, terutama yang berusia 30-50 tahun. Sedangkan wanita akan lebih berisiko mengalami kondisi ini ketika sudah mengalami menopause.


4. Riwayat keluarga

Adanya salah satu anggota keluarga yang diketahui mengalami asam urat tinggi juga membuat risiko Anda mengalami kondisi serupa lebih besar. Bahkan, Anda yang memiliki orang tua dengan kadar asam urat tinggi bisa saja mengalami asam urat tinggi secara genetik.


5. Riwayat kesehatan

Anda yang mengalami hipotiroid akan lebih mudah mengalami peningkatan kadar asam urat karena kondisi ini bisa mengganggu fungsi ginjal dalam mengeluarkan asam urat. Selain itu, hipertensi, diabetes, dan penyakit ginjal juga bisa meningkatkan kadar asam urat dengan alasan yang sama, yakni adanya gangguan pada fungsi ginjal dalam menyaring dan mengeluarkan asam urat.


Bagi Anda yang sering terpapar dengan pestisida dan logam berat juga dapat mengalami fungsi ginjal yang penting dalam membersihkan tubuh dari asam urat.


6. Konsumsi obat-obatan tertentu

Pengobatan untuk menurunkan tekanan darah (obat antihipertensi) yang kerjanya mengeluarkan cairan dari dalam tubuh (diuretik) akan menyebabkan kadar asam urat makin pekat, sehingga kadar asam urat pun makin meningkat.


Baca juga: Jaga Kaki Sehat dengan Sepatu yang Tepat



Penanganan Asam Urat Tinggi

Dokter akan memastikan kondisi Anda dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Namun, pemeriksaan pasti untuk menegakkan diagnosis hiperurisemia adalah dengan memeriksa kadar asam urat dalam darah. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti USG, rontgen, maupun CT-Scan untuk mengetahui kelainan pada persendian yang merupakan komplikasi dari asam urat tinggi.


Setelah dipastikan, dokter akan memberikan pengobatan asam urat yang sesuai dengan kondisi Anda. Upaya tersebut bisa dicapai dengan peresepan obat-obatan yang dilakukan bersama dengan perubahan gaya hidup.


Penggunaan obat-obatan dapat membantu mengelola gejala asam urat dan mencegah serangan di masa depan. Beberapa obat yang diresepkan dokter bertujuan untuk mengatasi keluhan dan mengurangi penumpukan asam urat. Berikut ini adalah obat asam urat tinggi yang dimaksud:


1. Obat untuk meringankan keluhan maupun gejala asam urat tinggi

  • OAINS untuk meredakan nyeri dan pembengkakan sendi yang terkena serangan asam urat, maupun tanda-tanda peradangan sendi lainnya. 
  • Kortikosteroid juga diberikan untuk meredakan peradangan sendi, sehingga keluhan pada sendi pun bisa mereda.
  • Kolkisin akan meredakan nyeri sendi dengan cara mengurangi sel darah putih yang menyebabkan gejala peradangan ketika kadar asam urat meningkat.


2. Mengurangi produksi dan penumpukan asam urat

Ada 3 jenis obat untuk mengurangi penumpukan dan produksi asam urat, yakni allopurinol, febuxostat, dan probenesid. Dosis maupun aturan pakai, serta jenis obat asam urat yang paling sesuai hanya bisa ditentukan setelah dokter memeriksa Anda secara langsung.


Dokter akan menyarankan Anda untuk mempraktikkan pola hidup sehat untuk memaksimalkan pengobatan, meringankan keluhan, serta mengurangi risiko terjadinya serangan gout. Pola hidup sehat yang dimaksudkan adalah sebagai berikut ini:


  • Mengusahakan dan menjaga berat badan ideal
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Tidak merokok



Komplikasi Asam Urat Tinggi

Tidak semua penderita penyakit asam urat mengetahui kondisinya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Sebagai hasilnya, asam urat akan menumpuk dan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti berikut ini:


1. Gout

Merupakan peradangan pada sendi akibat adanya penumpukan kristal asam urat pada persendian. Salah satu tanda dari komplikasi asam urat tinggi ini adalah dengan dijumpainya tofi atau tophi atau tofus, yang merupakan penumpukan kristal asam urat.


Gout atau dikenal juga dengan gout arthritis juga disertai dengan flare atau serangan gout, yang menyebabkan penderitanya mengalami nyeri maupun keluhan terkait peradangan sendi lain. 


2. Kerusakan sendi permanen

Adanya peradangan kronis pada sendi karena tofi, akan menyebabkan pengikisan lapisan sendi, yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan permanen pada sendi yang terkena.


3. Keterbatasan gerak

Adanya peradangan kronis tidak hanya menyebabkan kerusakan permanen. Kondisi ini akhirnya juga akan membuat pergerakan sendi menjadi terbatas.

Selain karena peradangan dan kerusakan sendi, keterbatasan gerak juga bisa terjadi akibat tofi yang makin membesar.


4. Batu ginjal

Selain di persendian, kristal asam urat juga bisa menumpuk dan mengendap di ginjal, yang kemudian menjadi batu ginjal. Meskipun batu sebenarnya bisa keluar sendiri melalui urine, kondisi ini tidak memungkinkan pada batu yang berukuran besar. Batu ginjal yang besar bahkan bisa menyumbat aliran urine yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal.


Tingginya kadar asam urat juga banyak dikaitkan dengan beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, perlemakan hati, serta sindrom metabolik.  


Baca juga: Osteoporosis dan Reumatik


Pencegahan Asam Urat Tinggi

Mengingat asam urat tinggi jarang menyebabkan keluhan, ada baiknya Anda yang memiliki faktor risiko melakukan beberapa upaya pencegahan, seperti berikut ini:


  • Minum banyak air untuk memastikan proses ekskresi lancar, dan mencegah dehidrasi. Sebab dehidrasi akan meningkatkan risiko pengendapan asam urat yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
  • Rutin olahraga agar berat badan ideal bisa tercapai, karena kelebihan berat badan dapat menyebabkan beban tambahan yang tidak baik untuk kesehatan persendian. Selain itu, berat badan yang berlebih juga akan meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh
  • Tidak mengonsumsi obat tanpa arahan dokter, terutama golongan diuretik yang membuat dehidrasi, serta imunosupresan yang menghambat proses pengeluaran asam urat dari tubuh
  • Membatasi konsumsi makanan tinggi purin, seperti jeroan, makanan yang tinggi gula atau manis, serta daging merah
  • Menghindari minuman tinggi purin, seperti minuman beralkohol dan minuman yang manis 


FAQ


Harus Makan Apa Agar Asam Urat Turun?

Untuk menurunkan asam urat, disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah purin seperti sayuran hijau, buah-buahan (khususnya ceri), biji-bijian utuh, dan produk susu rendah lemak. Sebaliknya, hindari daging merah, makanan laut, serta alkohol, karena bisa meningkatkan kadar asam urat. Jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik dan dokter spesialis penyakit dalam untuk informasi lebih lanjut mengenai diet untuk menurunkan kadar asam urat berlebih.


Apakah Makan Telur Bisa Menyebabkan Asam Urat?

Makan telur tidak menyebabkan asam urat karena kandungan purinnya yang rendah. Justru, telur bisa jadi sumber nutrisi yang aman bagi penderita asam urat karena kaya protein.


Apakah Asam Urat Bisa Sembuh dengan Olahraga?

Asam urat tidak bisa sembuh total hanya dengan olahraga, tapi olahraga rutin bisa membantu mengendalikan gejalanya. Olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang dapat membantu mengurangi kadar asam urat dalam tubuh dan menjaga berat badan ideal. Akan tetapi, hindari berolahraga berat saat gejala asam urat sedang kambuh karena justru hanya akan menyebabkan keparahan pada sendi. Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam sebelum memulai rutinitas olahraga untuk asam urat.


Apakah Asam Urat Bisa Dipijat?

Tidak ada larangan untuk memijat pada orang dengan asam urat. Pijatan bisa membantu meredakan nyeri dan meningkatkan sirkulasi darah, tapi pijat hanya membantu meredakan gejala, bukan menyembuhkan asam urat secara keseluruhan. Jangan pijat area yang sedang meradang atau bengkak, karena bisa memperparah kondisi.


Meski bisa dicegah, Anda tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter secara berkala untuk memastikan kadar asam urat tetap normal, terutama bagi yang memiliki faktor risiko. Sebab peningkatan kadar asam urat tidak selalu menimbulkan gejala, sampai menyebabkan komplikasi. 


Melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum dengan beragam paket yang tersedia di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah merupakan pilihan yang tepat. Bagi Anda yang sudah dinyatakan mengalami hiperurisemia oleh dokter spesialis penyakit dalam, jangan lupa untuk mengosumsi obat sesuai arahan serta melakukan kontrol rutin guna mengontrol gejala dan mencegah komplikasi asam urat tinggi.


Referensi:

  1. Miyajima Y, Karashima S, et al,. Prediction and causal inference of hyperuricemia using gut microbiota. Scientific Reports. 2024. (https://www.nature.com/articles/s41598-024-60427-6). Diakses pada 18 Juli 2024.
  2. Tian X, Wang P, et al. Association of normal serum uric acid level and cardiovascular disease in people without risk factors for cardiac diseases in China. Journal of the American Heart Association. 2023. (https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/JAHA.123.029633). Diakses pada 18 Juli 2024.
  3. Zhang J, Sun W, et al. Changes of serum uric acid level during acute gout flare and related factors. Frontiers in Endocrinology. 2023. (https://www.frontiersin.org/journals/endocrinology/articles/10.3389/fendo.2023.1077059/full). Diakses pada 18 Juli 2024.
  4. Wei PI, Bo YC, et al,. Status of serum uric acid and hyperuricemia among adults in China: China nutrition and health surveillance (2015). Biomedical and Environmental Sciences. 2022. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0895398822001520). Diakses pada 18 Juli 2024.
  5. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Asam Urat, Bisa Menyerang Ginjal ?? (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/237/asam-urat-bisa-menyerang-ginjal). Direvisi terakhir 9 Juli 2022. Diakses pada 18 Juli 2024.
  6. Cleveland Clinic. Hyperuricemia (High Uric Acid Level). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17808-hyperuricemia-high-uric-acid-level). Direvisi terakhir 17 Juli 2023. Diakses pada 18 Juli 2024.
  7. Harvard Health Publishing. All about gout. (https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/all-about-gout). Direvisi terakhir 5 Mei 2023. Diakses pada 18 Juli 2024.
  8. Mayo Clinic. High uric acid level. (https://www.mayoclinic.org/symptoms/high-uric-acid-level/basics/definition/sym-20050607). Direvisi terakhir 14 Desember 2022. Diakses pada 18 Juli 2024.