Asma merupakan peradangan yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Kondisi ini memiliki gejala khas berupa bunyi “ngik-ngik” saat penderitanya bernapas.
Asma menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, termasuk kesulitan bernapas dan batuk berulang. Pasalnya, saat asma menyerang, saluran napas akan membengkak dan tersumbat oleh produksi lendir berlebih yang membuatnya jadi lebih sempit. Bila dibiarkan, asma dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan mengancam nyawa penderitanya.
Kondisi ini memang tidak bisa disembuhkan, tetapi tetap harus diobati agar terkontrol, sehingga frekuensi serangan asma bisa berkurang serta kualitas hidup penderitanya meningkat. Untuk itu, simak informasi seputar asma dengan membaca artikel ini sampai selesai, ya!
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan, sehingga menyebabkan penyempitan saluran napas. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas, mengi atau napas berbunyi, batuk di malam hari, serta dada terasa sesak. Berbeda dengan flu maupun infeksi pernapasan lain, asma tidak bisa sembuh total. Namun, kondisi ini bisa dikendalikan jika dengan penanganan yang tepat.
Penderita asma memiliki saluran napas yang lebih sensitif. Sehingga ketika terpapar zat pemicu asma, otot di saluran napas akan membengkak. Inilah yang menyebabkan saluran napas penderita asma menyempit.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan
Sebenarnya, penyebab asma belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan seseorang menderita asma, di antaranya:
Selain penyebab asma, ada pula faktor pencetus yang dapat memicu kekambuhan gejala asma, yaitu:
Baca juga: 8 Rekomendasi Olahraga untuk Penderita Asma yang Aman Dilakukan
Mungkin banyak yang belum mengenali gejala asma, apalagi tanda-tandanya ada yang menyerupai batuk biasa. Agar penanganannya tidak terlambat, ketahui beberapa gejala asma berikut ini:
Gejala asma ini biasanya muncul setelah terpapar alergen, maupun terpapar dengan pemicu kambuhnya asma. Keparahan dan frekuensi gejala asma pada anak-anak dan orang dewasa juga berbeda. Pada anak-anak, gejala asma yang muncul cenderung lebih tidak teratur, sedangkan pada orang dewasa, gejalanya cenderung lebih konsisten dan seringkali memerlukan pengobatan untuk mengelola kondisi tersebut.
Baca juga: Nyeri Dada: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya
Jika Anda mengalami gejala asma, seperti batuk berulang (terutama saat malam/dini hari) yang tidak membaik dengan obat batuk biasa, mengeluarkan bunyi “ngik-ngik” saat mengembuskan napas, atau sesak napas setiap terpapar alergen, segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis paru & pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes untuk mendiagnosa asma. Dengan demikian, asma bisa cepat ditangani dan kondisinya pun jadi terkontrol.
Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya!
Sebelum memberikan pengobatan asma, dokter akan melakukan pemeriksaan dan serangkaian tes untuk menentukan keparahan asma, pola serangan, dan kondisi pemicu kambuhnya asma.
Diagnosa dimulai dengan mewawancarai pasien mengenai gejala yang dirasakan serta waktu kemunculan gejala. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi bunyi napas abnormal (mengi), serta memastikan gejala asma lainnya, seperti napas cepat atau kesulitan bicara saat rasa sesak muncul.
Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis asma, yang bisa berupa:
Baca juga: Waspada Kanker Paru pada Non-Perokok
Pengobatan asma dapat berbeda-beda untuk setiap individu, tergantung usia, gejala, dan faktor pencetusnya. Namun, umumnya, pengobatan asma terbagi menjadi dua tujuan, yaitu pengobatan asma jangka panjang dan jangka pendek. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:
Pengobatan asma untuk jangka panjang bertujuan mencegah kekambuhan atau serangan asma. Beberapa jenis obat asma yang diresepkan dokter, yaitu:
Tujuan pengobatan asma jangka pendek adalah meredakan gejala yang tengah terjadi saat serangan asma. Dokter akan memberikan beberapa jenis pengobatan untuk kondisi ini, di antaranya:
Baca juga: Cari Tahu Penyebab PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Gejala, dan Cara Mengobatinya
Jika tidak ditangani dengan tepat, serangan asma bisa memburuk hingga menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi asma bisa terjadi berupa:
Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK
Pemberian obat-obatan memang dapat mencegah serangan asma. Namun, pengobatan ini juga perlu diimbangi dengan menjalani pola hidup sehat, berupa:
Pencegahan dan pengobatan asma jangka panjang adalah kunci utama mengendalikan asma, terutama mencegah serangan asma. Jadi, jangan tunda hingga asma makin parah. Segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis paru & pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat bila Anda mencurigai tengah mengalami gejala asma atau berisiko tinggi menderita asma. Dengan demikian, dokter bisa memeriksa dan memberikan penanganan terbaik, sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Asma yang tidak diobati dapat menjadi kondisi yang berbahaya. Jika dibiarkan, serangan asma yang kambuh dapat mengakibatkan kesulitan bernapas, penurunan oksigen dalam darah, bahkan kematian akibat gagal napas.
Penyakit asma yang tidak terkontrol juga dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya, mulai dari mengganggu kegiatan sehari-hari, menimbulkan gangguan tidur, hingga menyebabkan penurunan kesehatan mental.
Gejala asma pada anak paling umum mencakup:
Gejala asma yang muncul dapat memengaruhi kualitas hidup dan tumbuh kembang anak secara signifikan. Oleh sebab itu, jika gejala asma anak terjadi secara berulang, bahkan memburuk, segera periksakan si Kecil ke dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Asma di malam hari paling sering dipicu oleh perubahan suhu dan kelembapan udara saat malam. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat memicu kondisi ini, seperti debu, tungau, dan bulu hewan peliharaan yang menempel di tempat tidur.
Tidak semua penderita asma memerlukan atau cocok dengan pengobatan uap. Namun, pengobatan uap, atau nebulizer, diperlukan untuk penderita yang mengalami serangan asma parah atau kesulitan menggunakan inhaler. Sebab, nebulizer dapat membantu mengantarkan obat bronkodilator dan kortikosteroid ke saluran pernapasan dengan lebih efisien.
Penggunaan nebulizer biasanya disarankan oleh dokter spesialis paru & pernapasan berdasarkan tingkat keparahan asma, respon terhadap pengobatan, dan kondisi masing-masing pasien.
Referensi: