Untuk memperoleh energi saat alergi, konsumsilah makanan bergizi seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan air putih. Hindari alergen pemicu.
Alergi makanan merupakan reaksi imun (hipersensitif) yang tidak diinginkan setelah seseorang mengonsumsi makanan (biasanya protein). Sebagian besar reaksi yang timbul terjadi pada organ yang pertama kali kontak dengan makanan, yaitu saluran pencernaan.
Gejalanya dapat berupa bengkak dan gatal pada bibir, lidah, atau tenggorokan. Bisa pula menimbulkan gejala sakit perut, muntah, diare, dan tinja berdarah. Gejala pun dapat timbul pada kulit, seperti gatalgatal dan kemerahan di kulit (urtikaria/biduran), eksim, dermatitis. Alergi dapat menimbulkan gangguan saluran napas, seperti asma, rinitis/pilek, dan lainnya.
Pada anak, alergi (khususnya terhadap makanan) merupakan hal yang perlu mendapat perhatian agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya di kemudian hari. Meski sebagian besar gejala yang terjadi bersifat ringan dan bisa segera teratasi, pada beberapa anak, gejala yang berat hingga berakibat fatal dapat terjadi jika tidak mendapat penanganan yang tepat.
Jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi:
Karenanya, ketika memiliki kecurigaan anak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, orang tua dapat mengonfirmasi dengan tidak memberikan makanan yang dicurigai menyebabkan alergi selama dua minggu. Setelah dua minggu, coba berikan kembali makanan tersebut.
Jika timbul gejala alergi kembali, dapat dikatakan anak memang alergi terhadap makanan tersebut dan sebaiknya dihindarkan (avoidance) dulu selama minimal enam bulan. Beberapa jenis alergen dari makanan dapat ditoleransi atau menghilang seiring bertambahnya usia. Namun, ketika gejala alergi tetap muncul bahkan setelah penghindaran, sebaiknya segera periksakan kondisi anak ke dokter.
Melakukan penghindaran terhadap hampir semua jenis makanan yang baru diduga sebagai penyebab alergi tanpa melalui diagnosis atau pemeriksaan yang benar, bukanlah solusi yang tepat. Berpantang dengan ketat pada sejumlah jenis makanan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan gizi (malnutrisi) atau kesulitan makan pada anak. Selain itu, kualitas hidup anak dan keluarga pun dapat ikut terganggu.
Risiko alergi dari orang tua:
Penderita alergi membutuhkan nutrisi yang mendukung imunitas, seperti vitamin C, vitamin D, omega-3, dan zinc. Konsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran, juga penting untuk meredakan peradangan dan membantu tubuh melawan reaksi alergi dengan lebih baik.
Jika Anda alergi protein, hindari sumber protein pemicu, seperti telur, susu, atau kacang-kacangan. Gantilah dengan protein nabati rendah alergen, misalnya dari sayuran atau biji-bijian tertentu.
Ya, kelebihan protein bisa menyebabkan gatal jika tubuh Anda sensitif atau alergi terhadap protein tertentu. Penumpukan protein yang tidak tercerna juga bisa memicu reaksi kulit. Untuk pencegahan, konsumsi protein sesuai kebutuhan dan konsultasikan dengan dokter jika muncul gejala.
Saat alergi gatal, hindari makanan pemicu seperti seafood, telur, susu, kacang-kacangan, dan makanan olahan yang mengandung pengawet atau pewarna. Makanan pedas dan berlemak juga sebaiknya dihindari karena bisa memperparah gatal.