Pemeriksaan ginjal penting untuk mendeteksi gangguan sejak dini sebelum gejalanya muncul. Tes darah, urine, dan tekanan darah termasuk metode untuk pemeriksaannya.
Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah dari darah, mengatur tekanan darah, serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanpa pemeriksaan rutin, banyak gangguan ginjal baru terdeteksi ketika sudah dalam tahap lanjut.
Penurunan fungsi ginjal jarang menunjukkan gejala dini. Padahal, kondisi ini sebaiknya segera ditangani agar tidak berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Jika gagal ginjal kronis terlambat mendapatkan pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang membutuhkan cuci darah atau transplantasi ginjal.
Oleh karena itu, pemeriksaan ginjal penting dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah terjadinya penyakit ginjal yang berat.
Berikut adalah beberapa tes utama yang digunakan untuk memeriksa kesehatan ginjal:
Tes yang paling utama dilakukan adalah pemeriksaan fungsi ginjal dengan melalui sampel darah.Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar zat sisa tubuh, seperti kreatinin, ureum, dan asam urat, serta kadar elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida. Zat sisa tubuh seharusnya disaring di ginjal dan dibuang melalui urine, sementara kadar elektrolit dijaga keseimbangannya oleh ginjal.
Oleh karena itu, peningkatan kadar zat sisa dan ketidakseimbangan elektrolit di dalam darah dapat menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Protein darah atau sel darah adalah komponen darah yang seharusnya tidak tersaring oleh ginjal dan tetap berada di dalam tubuh. Oleh karena itu, ditemukannya protein dan darah dalam urine bisa menjadi tanda awal kerusakan ginjal.
Baca juga: Periksa Ginjal ke Dokter Apa?
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan urine selama 24 jam. Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari pemeriksaan ini, seperti jumlah protein urine dan kreatinin yang dikeluarkan oleh ginjal. Hasil pemeriksaan ini bisa digunakan untuk menentukan laju filtrasi ginjal dan fungsi ginjal secara keseluruhan.
Tes pencitraan ginjal bisa dilakukan dengan USG atau CT scan. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran kondisi ginjal, mendeteksi batu ginjal, kista, atau penyumbatan saluran kemih yang bisa menjadi penyebab menurunnya fungsi ginjal.
Biopsi ginjal bukan merupakan pemeriksaan ginjal rutin. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan ginjal untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi ginjal biasanya hanya dilakukan jika pemeriksaan lain menunjukkan kelainan dan membutuhkan konfirmasi.
Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga dapat membantu memantau kesehatan ginjal. Salah satu fungsi utama ginjal adalah menjaga tekanan darah. Oleh karena itu, tekanan darah yang tidak stabil atau sangat tinggi dan sulit diturunkan bisa menjadi salah satu tanda kerusakan ginjal.
Baca juga: Kenali Gagal Ginjal Akut Sedini Mungkin untuk Pemulihan yang Optimal
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gangguan ginjal sering kali tidak menunjukkan gejala hingga kondisinya sudah parah. Namun, beberapa tanda berikut bisa menjadi tanda perlunya pemeriksaan ginjal:
Jika Anda mengalami gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk menjalani pemeriksaan ginjal guna memastikan kondisi kesehatan Anda. Dengan pemeriksaan yang tepat, dokter dapat melihat fungsi ginjal dan merencanakan penanganan yang tepat untuk kondisi Anda.
Baca juga: Waspadai Penyakit Ginjal Diabetes yang Mengancam
Ginjal yang sehat biasanya menghasilkan urine berwarna kuning pucat hingga bening. Warna ini menunjukkan tubuh Anda cukup terhidrasi. Jika warna urine terlalu gelap, mungkin Anda kurang minum air. Namun, jika warna terus berubah atau ada keluhan, segera konsultasikan dengan dokter.
Sakit ginjal dapat dideteksi melalui gejala seperti bengkak, nyeri punggung, tekanan darah tinggi, dan perubahan warna atau volume urine. Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisi ginjal Anda dengan tes darah dan urine.
Untuk mengetahui sakit ginjal, dokter biasanya melakukan tes darah untuk memeriksa kadar kreatinin dan ureum, serta tes urine untuk mendeteksi protein atau darah dalam urine. Tes pencitraan seperti USG juga sering digunakan. Bila perlu, biopsi ginjal dilakukan untuk diagnosis lebih mendalam.