Bayi Tabung, Solusi Terkini Infertilitas

Senin, 11 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Proses bayi tabung adalah salah satu kemajuan teknologi reproduksi yang melibatkan manipulasi sel telur untuk dibuahi di luar tubuh wanita. Simak penjelasannya!

Bayi Tabung, Solusi Terkini Infertilitas

Tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya mengalami kemandulan. Namun, karena berbagai penyebab, hal tersebut tidak bisa dihindari.


Dengan berbagai kemajuan teknologi reproduksi berbantu, seperti teknologi bayi tabung (IVF), keberhasilan Anda dan pasangan dalam memiliki anak bisa ditingkatkan.


Mengenal Proses Bayi Tabung

Proses bayi tabung, atau IVF (In-Vitro Fertilization), merupakan salah satu kemajuan teknologi reproduksi berbantu (TRB) yang melibatkan manipulasi sel telur untuk dibuahi oleh sel sperma pria, di luar tubuh wanita.


Bila proses pembuahan alami terjadi di saluran telur atau tuba fallopi, dalam tubuh seorang istri, pembuahan pada prosedur IVF terjadi di luar tubuh wanita dengan bantuan alat dan tenaga medis terlatih.


Sel telur yang telah dibuahi selanjutnya akan diobservasi dalam inkubator di laboratorium embriologi, baru kemudian dipindahkan (transfer) ke dalam rahim wanita agar tercipta kehamilan.


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF



Tahapan Program Bayi Tabung

Program bayi tabung terdiri dari beberapa tahapan berbeda. Berikut ini adalah penjelasannya:


1. Pemeriksaan Awal

Pada tahap ini, pasangan suami istri akan diperiksa oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Beberapa pemeriksaannya meliputi pemeriksaan darah, ultrasonografi (USG) untuk mengetahui cadangan ovarium dan kondisi organ reproduksi wanita, serta analisis semen untuk mengetahui kualitas sperma pria.


Pada tahap ini dokter juga berharap wanita sudah mengetahui siklus menstruasinya.


2. Stimulasi Ovarium

Jika hasil pemeriksaan awal telah memenuhi semua syarat untuk dilakukan IVF, calon ibu akan disuntik dengan obat pembesar telur. Tindakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sel telur dengan menstimulasi folikel. Sebab, semakin banyak folikel yang matang dan berkembang, semakin besar pula kemungkinan proses IVF berhasil.


3. Menjaga Folikel Tumbuh dan Berkembang

Untuk memastikan sel telur tumbuh dengan optimal, diperlukan penyuntikan hormon yang dilakukan selama 10-12 hari. Selain itu, akan dilakukan juga penyuntikan obat untuk mencegah peningkatan hormon LH, supaya folikel tidak pecah sebelum waktunya.


4. Pengambilan Sel Telur

Pada tahap ini, sel telur yang sudah matang diambil dengan menggunakan jarum khusus, kemudian dibawa ke laboratorium embriologi. Tindakan ini disebut dengan ovum pick-up.

Selama proses mengambil sel telur yang dilakukan di ruangan khusus, dokter akan memberikan bius ringan agar Anda tidak merasa sakit.


5. Menyatukan Sel Sperma dan Sel Telur

Di hari pengambilan sel telur, sperma terpilih juga akan diambil, untuk kemudian dipertemukan dalam inkubator. Seleksi sel telur dan sel sperma dilakukan di laboratorium dengan bantuan mikroskop khusus.


6. Transfer Embrio

Telur yang sudah dibuahi akan berkembang menjadi embrio dalam waktu 3-5 hari. Setelah itu, akan dilakukan seleksi guna memilih embrio terbaik. Pemindahan embrio ke rahim umumnya dilakukan pada hari ke-3 atau ke-5. Jika dari hasil pembuahan terdapat banyak embrio yang berhasil dibuahi, maka sisa embrio dapat dibekukan dalam nitrogen cair, untuk ditransfer kembali saat diperlukan.


Bila terjadi kehamilan, calon ibu disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan dan kebidananan.


Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung


Faktor Penunjang Keberhasilan Program Bayi Tabung

Embrio yang telah dipindahkan dalam rahim diharapkan dapat tumbuh dan berkembang baik layaknya pada kehamilan alami. Untuk memastikan keberhasilan proses, calon ibu akan diperiksa kadar hormon kehamilannya (hCG) dalam 2 minggu setelah tindakan transfer embrio.


Selama proses ini, calon ibu diharapkan menghindari aktivitas berat yang dapat menyebabkan kegalalan, termasuk stres berat.


Untuk meningkatkan keberhasilan prosedur bayi tabung, pasangan suami istri diharapkan dapat menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, membatasi konsumsi kafein, dan b merokok sejak sebelum dimulainya program.


Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?



Risiko Proses Bayi Tabung

Perlu dipahami, bahwa seperti halnya dengan kehamilan alami, metode bayi tabung juga memiliki risiko kegagalan. Selain itu, program bayi tabung juga memiliki beberapa risiko komplikasi, seperti:


1. Komplikasi Saat Pengambilan Sel Telur

Meskipun kemungkinannya kecil, ada potensi terjadinya komplikasi saat prosedur ovum pick-up, yang memungkinkan terjadinya infeksi atau perdarahan.


2. Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar 2 atau lebih (multipel) dapat terjadi jika terdapat lebih dari satu embrio yang ditanamkan dalam rahim. Hamil multipel dapat meningkatkan risiko keguguran, persalinan prematur, dan atau berat bayi lahir rendah.


3. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Pada pasien tertentu, terutama pasien dengan sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome, PCOS), bisa saja terjadi pertumbuhan telur dalam jumlah lebih dari 15. Kondisi ini memperbesar risiko terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium yang ditandai dengan penumpukan cairan di perut yang dapat menyebabkan kembung bahkan sakit perut.


4. Kehamilan Ektopik

Seperti juga pada kehamilan alami, kehamilan pada program IVF dapat berisiko terjadinya kehamilan ektopik atau kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi tidak menempel di rahim.


Kehamilan ektopik seringkali terjadi di tuba falopi, tetapi bisa juga terjadi di indung telur, leher rahim (serviks) atau rongga perut. Sayangnya, janin pada kehamilan ektopik tidak dapat berkembang dengan normal sehingga harus segera ditangani sebelum mengancam nyawa sang ibu.


5. Keguguran

Sayangnya, risiko keguguran tetap ada dalam rangkaian proses bayi tabung. Risiko ini biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia calon ibu, seperti juga pada kehamilan alami.


Baca juga: Unexplained Infertility, Bisakah Hamil Secara Alami?


Peluang Keberhasilan dalam Menjalani IVF

Dari berbagai metode program hamil, bayi tabung memiliki angka keberhasilan tertinggi, yakni mencapai 40%. Tingginya tingkat keberhasilan ini didukung oleh berbagai faktor, salah satunya usia calon ibu saat menjalani program.


Keberhasilan program bayi tabung mencapai angka tertinggi jika calon ibu berusia di bawah 35 tahun. Dengan semakin bertambahnya usia, jumlah dan kualitas telur makin menurun, sehingga jumlah dan kualitas embrio yang didapat juga akan berkurang.


Baca juga: Apakah PCOS Bisa Hamil? Harapan Memiliki Keturunan Bagi Wanita dengan PCOS


Perkembangan Teknologi Pendukung Program Bayi Tabung

Dukungan teknologi yang terus berkembang juga memberi andil dalam meningkatkan keberhasilan program ini.


Beberapa teknologi yang membantu meningkatkan keberhasilan program IVF di antaranya:

  • Timelapse incubator
  • Pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A)
  • Intracytoplasmic Morphologicallyselected Sperm Injection (IMSI)
  • Laser assisted hatching
  • Oocyte imaging system
  • Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI)


Fungsi dan keunggulan tekologi terbaru ini sudah diterapkan di RS Pondok Indah IVF Centre. RS Pondok Indah IVF Centre memberikan layanan one stop service. Anda bisa mendapatkan layanan penunjang tanpa harus pergi ke tempat lain.


Dengan dukungan tim dokter spesialis andrologi dan dokter spesialis IVF dan fertilitas yang dapat membantu menangani permasalahan kesuburan bagi pria, hingga layanan akupunktur untuk menunjang keberhasilan program yang dijalani.


Selama program bayi tabung, Anda dan pasangan juga akan selalu didampingi tim IVF yang sudah berpengalaman. RS Pondon Indah juga menyediakan kamar bersalin dan rawat inap yang nyaman, NICU, dan fasilitas lain demi kenyamanan Anda dan calon buah hati Anda.


FAQ Bayi Tabung


Apakah Bayi Tabung Itu Anak Kandung?

Ya, bayi tabung tetap anak kandung karena prosesnya menggunakan sel telur dan sperma dari orang tua biologis. Bayi hanya dibantu proses pembuahannya di luar rahim, lalu dikembalikan ke rahim ibu untuk berkembang seperti kehamilan alami.


Apa Saja Resiko Bayi Tabung?

Risiko bayi tabung meliputi kehamilan ganda, lahir prematur, berat lahir rendah, dan efek samping obat stimulasi hormon seperti nyeri atau pembengkakan. Meski risiko ini ada, teknologi medis terus berkembang untuk meningkatkan keselamatan dan keberhasilan prosedur.


Apa Bedanya Bayi Tabung dan Bayi Normal?

Perbedaan utama bayi tabung dan bayi normal terletak pada proses pembuahan. Pada bayi tabung, pembuahan dilakukan di laboratorium, sedangkan bayi normal terjadi langsung di dalam rahim. Setelah pembuahan, keduanya berkembang sama di rahim ibu hingga lahir.