Penanganan cedera panggul meliputi istirahat, kompres es, obat pereda nyeri, terapi fisik, dan operasi. Perawatan pasca cedera fokus pada rehabilitasi otot.
Panggul atau pinggul (hip) memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas manusia. Menjaga kondisinya selalu prima menjadi hal penting, agar aktivitas sehari-hari (juga berkaitan dengan kualitas hidup) tidak terganggu.
Sayangnya, beberapa kondisi dapat menjadi faktor penyebab terjadinya cedera pada panggul.
Sering ditemukan pada yang mengalami trauma (cedera) di masa muda tapi tidak ditangani dengan baik dan tutas yang menimbulkan perubahan degeneratif dini (usia 40 tahun).
Angka kejadiannya mencapai satu hingga tiga persen dari keseluruhan bayi yang dilahirkan. Hindari pula kebiasaan membedong bayi secara rapat yang bisa membuat kepala hip keluar dari mangkuk panggul.
Infeksi pada sendi panggul akan menyebabkan kerusakan permanen pada permukaan sendinya jika tidak segera ditangani dengan benar, sehingga akan meninggalkan gejala sisa nyeri berkelanjutan pada panggul.
Bonggol panggul memiliki pembuluh darah yang khusus. Ketika terjadi kelainan di pembuluh darah yang menyebabkan terhambatnya asupan nutrisi ke bonggol, bonggol akan menjadi rusak. Kondisi ini sering terjadi pada penderita diabetes, orang yang mengonsumsi steroid (termasuk penderita systemic lupus erythematosus/lupus atau penderita kanker).
Pada tulang sekitar panggul, terutama pada yang sudah mengalami osteoporosis. Panggul merupakan bagian yang paling terdampak osteoporosis.
Setiap kerusakan di tubuh menimbulkan rasa nyeri. Pengukuran rasa nyeri biasanya berdasar Visual Analog Score (rentang 0 hingga 10). Penting diketahui, nyeri yang paling sederhana adalah rasa tidak nyaman.
Pada cedera panggul, perlu dicurigai ketika merasa tidak nyaman saat posisi tertentu (seperti duduk, berjalan, dan lainnya). Sering pula penderita tidak sadar merasa tidak nyaman. Justru orang lain yang melihat perubahan akibat dari ketidaknyamanan tersebut, seperti perubahan cara berjalan, cara duduk, dan sebagainya.
Pada cedera panggul, rasa nyeri terkadang muncul di bagian lain (referred pain). Karenanya, ketika merasa nyeri pada bagian paha, selangkangan, atau lutut, perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan sumber rasa nyeri yang mungkin bisa berasal dari panggul.
Pemeriksaan fisik secara detail oleh dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi subspesialis hip akan dapat menentukan jenis dan sumber nyeri meski terkadang dibutuhkan pemeriksaan USG dan MRI. Dengan bantuan USG atau MRI, gambaran kelainan atau cederanya akan lebih detail, terutama pada cedera jaringan lunak di sekitar pinggul.
Mengetahui dan menangani sejak awal merupakan langkah terbaik saat mengalami cedera panggul. Beberapa penanganan dapat dilakukan jika cedera diketahui di fase awal atau saat kerusakan tidak parah. Tetapi ketika keadaan tidak memungkinkan, total hip replacement menjadi pilihan penanganan terakhir.
Total hip replacement dilakukan terutama pada kasus patah yang terjadi dialami pasien berusia lanjut (telah osteoporosis). Osteoporosis menurunkan regenerasi tulang sehingga bila terjadi patah tulang, tidak akan kembali menyambung seperti sebelumnya.
Tindakan ini juga menjadi pilihan pada kasus kerusakan yang terjadi akibat konsumsi steroid dengan level kerusakan yang parah. Setelah tindakan, pasien akan melalui masa rehabilitasi (berlatih berdiri, jalan menggunakan alat bantu, sampai jalan dari tempat tidur ke kamar mandi dengan dan tanpa bantuan). Proses rehabilitasi biasanya tidak lebih dari satu minggu.
Cedera pada sekitar panggul bisa terjadi kapan saja, baik saat olahraga maupun saat beraktivitas harian. Cedera yang terjadi bisa berupa robekan otot, robekan kapsul sendi, robekan mangkuk panggul, bahkan patah pada tulang sekitar panggul.
Robekan otot atau tendon sekitar panggul biasanya ditangani dengan istirahat dan obat penghilang nyeri meski ada kalanya dibutuhkan tindakan invasif minimal atau dengan arthroscopy. Pada orang muda, cedera patah tulang sekitar panggul sebagian besar membutuhkan pemasangan pen/implant.
Sementara pada orang usia lanjut, seringkali dilakukan total hip replacement. Dalam beberapa minggu pasien berjalan dengan bantuan walker atau tongkat. Bila nyeri sudah hilang, pasien bisa berjalan tanpa bantuan alat.
Yang perlu diingat, penanganan cedera panggul yang tepat sangat diperlukan demi menjaga kualitas serta angka harapan hidup. Berdasarkan data, pasien berusia lanjut yang mengalami patah tulang di bagian panggul memiliki angka harapan hidup lima tahun jika tidak dilakukan total hip replacement dan mencapai 15 tahun jika dilakukan total hip replacement.
Cedera panggul yang tidak ditangani akan membuat pasien sulit beraktivitas, bed ridden (pasian hanya bisa berbaring), yang kemudian menyebabkan terjadinya komplikasi seperti decubitus dan pneumonia.