Mengenal Aneurisma, Benjolan Pembuluh Darah yang Harus Diwaspadai

Rabu, 18 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah akibat ada lapisan dinding yang lemah. Di saat tekanan darah tinggi, bagian dinding yang lemah ini akan terdorong sehingga membentuk semacam benjolan

Mengenal Aneurisma, Benjolan Pembuluh Darah yang Harus Diwaspadai

Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah akibat melemahnya salah satu bagian pada lapisan dindingnya. Kondisi ini tidak selalu mengancam nyawa, kecuali ketika pecah. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat menjadi kunci untuk mencegah aneurisma serta komplikasinya.


Bila terlambat dideteksi dan mendapatkan pengobatan, benjolan pembuluh darah dapat pecah dan berakibat fatal. Beruntungnya, dengan kemajuan teknologi, aneurisma dapat dideteksi lebih dini melalui pemeriksaan kesehatan yang rutin.


Sekilas Mengenai Aneurisma

Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah akibat ada lapisan dinding yang lemah. Ketika terjadi peningkatan tekanan darah, bagian dinding yang lemah ini akan terdorong dan menggelembung sehingga membentuk semacam benjolan.


Meski bisa terjadi pada pembuluh darah mana pun, aneurisma lebih sering ditemukan pada pembuluh darah nadi. Namun, ada juga beberapa kasus aneurisma yang ditemukan pada pembuluh darah balik atau vena.


Berdasarkan lokasi terjadinya, terdapat beberapa jenis aneurisma, yakni:



Baca juga: Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur



Penyebab Aneurisma

Hingga saat ini mekanisme pasti penyebabnya aneurisma masih belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang kerap dikaitkan dengan kondisi ini. Beberapa kondisi yang dipercaya menjadi penyebab lemahnya pembuluh darah sehingga terbentuk aneurisma adalah kondisi bawaan, tekanan darah tinggi, dan faktor gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok.


Secara umum, penyebab aneurisma dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni alami dan cedera.


Alami 

  • Merupakan bawaan lahir yang kemudian akan makin besar seiring dengan bertambahnya usia. Biasanya kondisi ini banyak dialami oleh mereka yang berjenis kelamin wanita, khususnya yang berusia 30-50 tahun.
  • Dipengaruhi faktor hormonal akibat penggunaan alat kontrasepsi, seperti pil dan suntik.
  • Infeksi pembuluh darah yang menyebabkan melemahnya dinding pembuluh darah dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma.
  • Adanya plak pada pembuluh darah yang membuatnya jadi lebih kaku. Pada bagian perbatasan antara plak dengan pembuluh darah, terjadi retakan yang kemudian memungkinkan darah masuk. Kasus ini disebut aneurisma karena diseksi, yang lebih banyak dialami oleh lansia.


Cedera

Terjadinya patah tulang yang kemudian melukai pembuluh darah hingga terjadi kebocoran akan menyebabkan darah mengalir ke jaringan otot di sekitar tulang. Darah tersebut kemudian membentuk menggumpal dan membuat pembuluh darah membengkak. Kondisi ini dikenal dengan aneurisma palsu (pseudoaneurysm).


Baca juga: Kenali Bahaya Sumbatan pada Pembuluh Darah


Bentuk Aneurisma

Aneurisma memiliki dua bagian, yakni yang menempel pada pembuluh darah atau leher aneurisma, dan bagian lainnya disebut tubuh aneurisma. Berdasarkan ukuran aneurisma atau bentuk lehernya, kondisi ini dapat dibedakan menjadi:


  • Leher sempit
  • Leher lebar (wide neck aneurysm)
  • Menyeluruh di lingkar dinding pembuluh darah (fusiform aneurysm)


Masing-masing aneurisma memiliki penanganan yang berbeda. Untuk aneurisma leher sempit, bisa dilakukan dengan memasang klip (clipping) pada bagian leher aneurisma atau memasukkan kumparan kawat (colling) untuk menghentikan aliran darah masuk ke bagian bodi aneurisma.


Sementara, untuk kasus wide neck dan fusiform aneurysm, penanganannya bisa dilakukan dengan pemasangan ring.


Baca juga: Sayatan Minim Atasi Gangguan Pembuluh Darah Vaskular


Agar Aneurisma Tidak Pecah

Keberadaan aneurisma dapat dicurigai dari terjadinya gangguan yang berulang pada bagian tubuh tertentu. Contohnya saja aneurisma otak, akan mengalami gejala aneurisma otak berupa sakit kepala, pusing, migrain, atau vertigo. Bila mengalami gejala tersebut, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk menegakkan diagnosis aneurisma dan menentukan penanganan lebih lanjut, baik dengan peresepan obat-obatan maupun operasi.


Selain dengan mengetahui riwayat kesehatan, dokter akan memastikan diagnosis aneurisma dengan melakukan pemeriksaan penunjang non-invasif, seperti MRI. Salah satu MRI dengan teknologi terkini, yang juga telah tersedia di RS Pondok Indah Group, adalah MRI 3 Tesla Skyra.


Penyakit aneurisma tidak harus ditindaklanjuti dengan operasi. Yang terpenting adalah menjaga agar benjolan tidak pecah. Meski tidak selalu mengancam nyawa, pecahnya aneurisma pada pembuluh darah besar, seperti di perut, juga dampak negatif bagi nyawa pasien.


Aneurisma dapat pecah akibat tekanan darah yang tinggi maupun emosi yang tidak stabil. Misalnya saja emosi yang berlebih, seperti tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang mendalam.


Beberapa upaya pencegahan pecahnya aneurisma, Anda bisa menerapkan pola hidup sehat dengan melakukan beberapa tips berikut ini:


  • Menjaga kestabilan emosi
  • Menjaga tekanan darah tetap stabil
  • Melakukan pemeriksaan secara berkala, terutama bagi yang memiliki penyakit tertentu
  • Berhenti merokok


Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan



FAQ


Apakah Aneurisma Berbahaya?

Aneurisma bisa sangat berbahaya, terutama jika pecah. Sebab pecahnya aneurisma dapat menyebabkan perdarahan yang parah, stroke, kerusakan otak, bahkan kematian. Oleh sebab itu, deteksi dini benjolan pada pembuluh darah sangatlah penting untuk mencegah komplikasi serius.


Pemeriksaan juga sebaiknya Anda lakukan jika nyeri kepala yang Anda alami menimbulkan gejala lain, berupa mual dan muntah, gangguan penglihatan, maupun kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.


Bisakah Stres Menyebabkan Aneurisma?

Stres dapat berkontribusi pada terjadinya aneurisma, tetapi tidak secara langsung. Mengalami stres kronis bisa meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama terbentuknya aneurisma, bahkan yang menyebabkan pecahnya aneurisma. Jadi, upayakan untuk mengelola stres dengan bijaksana untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit aneurisma.


Apakah Berolahraga Dapat Menyebabkan Aneurisma Otak?

Berolahrag bukanlah penyebab aneurisma otak. Akan tetapi, aktivitas fisik dengan intensitas yang berat atau dilakukan secara berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu pecahnya aneurisma yang sudah ada.


Jadi, bagi Anda yang memiliki keluarga yang mengalami penyakit aneurisma, sebaiknya konsultasikan kondisi diri dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sebelum melakukan olahraga dengan intensitas berat. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.


Bisakah Tes Darah Mendeteksi Aneurisma Otak?

Tes darah tidak bisa langsung mendeteksi aneurisma otak. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menemukan atau melihat aneurisma otak adalah dengan pemeriksaan pencitraan, seperti CT-scan atau MRI. Tes darah hanya bisa mendeteksi faktor risiko atau kondisi lain yang berhubungan dengan aneurisma, seperti tekanan kolesterol atau peradangan pembuluh darah.


Apakah MRI Bisa Mendeteksi Aneurisma?

Pemeriksaan pencitraan, seperti MRI dan CT-Scan, dapat digunakan untuk mendeteksi aneurisma. MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan salah satu pemeriksaan penunjang dengan menggunakan gelombang magnetik guna menghasilkan gambar detail pembuluh darah dan jaringan otak. Prosedur ini bersifat non-invasif, aman, dan akurat dalam mendeteksi benjolan pada pembuluh darah, serta cukup informati dalam membantu dokter merencanakan penanganan lebih lanjut.


Untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, termasuk mendeteksi aneurisma, lakukanlah pemeriksaan kesehatan secara rutin. Dengan tenaga medis yang berpengalaman dan fasilitas yang lengkap, Executive Health Check Up RS Pondok Indah merupakan pilihan bagi Anda yang ingin mengoptimalkan kesehatan.


Selain tenaga kesehatan yang ahli, RS Pondok Indah juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis terkini. Jadi, jaga kesehatan dan cegah aneurisma, sekaligus komplikasinya, dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pondok Indah cabang terdekat.