7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 20 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

GERD kambuh umumnya dipicu oleh banyak faktor, mulai dari pola makan tidak sehat hingga adanya penyakit tertentu. Simak cara mengatasi GERD kambuh di sini!

7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang juga dikenal dengan penyakit asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung kembali naik hingga ke kerongkongan. Asam lambung yang naik ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti terbakar di kerongkongan atau dada, yang dikenal dengan istilah heartburn.


Gejala GERD Kambuh

Beberapa gejala penyakit asam lambung yang mungkin Anda keluhkan ketika GERD kambuh, meliputi:


  • Sensasi seperti rasa terbakar di dada (heartburn)
  • Nyeri dada
  • Nyeri ulu hati
  • Bau mulut
  • Sakit tenggorokan
  • Mual dan muntah
  • Batuk terus-terusan
  • Sulit tidur di malam hari
  • Sakit kepala
  • Serak
  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Kerusakan gigi akibat terkena asam lambung secara terus-menerus


Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD



Penyebab GERD Kambuh

Lower esophageal sphincter adalah otot cincin di dasar kerongkongan yang berfungsi sebagai pintu antara perut dan kerongkongan. Ketika otot cincin ini tidak mampu menutup sempurna atau terjadi disfungsi lower esophageal sphincter (LES), makanan atau minuman yang sudah masuk ke dalam perut dan bercampur dengan asam lambung bisa naik lagi ke kerongkongan dan menyebabkan terjadinya GERD.


Sedangkan beberapa kondisi yang menjadi penyebab GERD kambuh, antara lain:


1. Konsumsi makanan dan minuman yang meningkatkan asam lambung

Sering mengonsumsi makanan pedas dan gorengan, atau minuman berkafein, seperti kopi, dapat menurunkan fungsi LES dan menyebabkan asam lambung naik lagi ke kerongkongan.


2. Kebiasaan merokok

Sering merokok juga tidak baik bagi penderita GERD. Sebab, nikotin pada rokok bisa mengendurkan LES sehingga otot cincin ini tidak bisa menutup dengan sempurna ketika makanan dan minuman masuk ke dalam lambung.


Selain itu, merokok juga bisa memperlambat pencernaan sehingga meningkatkan produksi asam lambung.


3. Mengonsumsi makanan yang dapat memicu asam lambung naik

Konsumsi makanan tertentu juga dapat menyebabkan penyakit asam lambung kambuh. Makanan pedas dan gorengan, serta minuman berkafein, seperti kopi, dapat menurunkan fungsi LES dan menyebabkan asam lambung naik lagi ke kerongkongan.


4. Kebiasaan makan porsi besar, terutama saat tengah malam

Terbiasa makan dalam porsi besar atau sangat banyak juga bisa menyebabkan GERD kambuh. Banyaknya makanan yang masuk ke dalam lambung bisa melemahkan otot cincin dan membuat katup pembatas lambung dengan kerongkongan kembali terbuka, sehingga makanan beserta asam lambung naik ke kerongkongan.


Baca juga: Puasa Aman untuk Penderita GERD


5. Kebiasaan makan menjelang waktu tidur

Sering makan tengah malam, atau makan sebelum tidur, dapat menyebabkan GERD kambuh. Sebab, makanan yang masuk ke dalam lambung belum dicerna dengan baik, dan akhirnya naik kembali bersama asam lambung ke kerongkongan.


Untuk itu, Anda tidak diperbolehkan langsung berbaring setelah makan, karena lambung membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk mencerna makanan. Jadi, Anda pun sebaiknya baru berbaring atau tidur 2-3 jam setelah makan.


6. Berat badan berlebih

GERD juga lebih sering kambuh pada mereka yang memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas. Tumpukan lemak di perut orang yang obesitas bisa meningkatkan tekanan dalam rongga perut, yang berakibat pada lemahnya LES.


7. Sedang hamil

Saat hamil, tekanan dalam rongga perut bisa meningkat dan mendorong, meregang, serta melemahkan otot diafragma, yang menopang LES. Selain itu, lonjakan hormon kehamilan bisa membuat LES mengendur sehingga tidak bisa menutup sempurna, seperti sebelum hamil.


Baca juga: Terhindar dari Gangguan Asam Lambung



Cara Mengatasi GERD Kambuh

Pada dasarnya, penyakit GERD tidak bisa disembuhkan. Namun, Anda bisa mencegah kekambuhan serta keparahan gejala GERD dengan menerapkan beberapa cara mengatasi GERD kambuh, seperti berikut ini:


1. Konsumsi makanan bergizi

Konsumsi makanan pemicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, gorengan, dan bersantan, bisa memicu GERD kambuh. Untuk itu, penderita GERD sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak.


2. Kunyah makanan perlahan

Mengunyah secara perlahan akan membuat makanan tercerna dengan baik dan meringankan kerja lambung. Dengan begitu, kadar asam lambung tidak melonjak dan menyebabkan GERD kambuh.


3. Makan dengan porsi kecil dan frekuensi lebih sering

Salah satu pemicu GERD kambuh adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Untuk mencegahnya, Anda sebaiknya makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering, sehingga tidak terjadi peningkatan volume lambung secara signifikan serta peningkatan produksi asam lambung dalam waktu singkat.


4. Tidur dengan posisi yang tepat

Bagi penderita GERD, posisi tidur yang tepat bisa meringankan gejala dan membuat tidur jadi lebih nyaman. Meninggikan kepala saat tidur biasanya dapat membantu mencegah naiknya asam lambung.


Posisi tidur yang paling sering direkomendasikan adalah dengan miring ke kiri dengan posisi kepala yang lebih tinggi. Anda bisa mengganjal kepala menggunakan 2 bantal untuk meningkatkan posisi kepala.


Baca juga: Penyebab Sering Sendawa Terus Menerus & Cara Mengatasinya


5. Hindari tidur langsung segera setelah makan

Makanan perlu waktu lebih dari 2 jam untuk dicerna dengan baik oleh lambung. Agar GERD tidak kambuh, jangan langsung berbaring, bahkan tidur, segera setelah makan. Usahakan untuk tidak lagi makan setidaknya 3 jam sebelum tidur. Jadi, bila Anda makan saat jam 7 malam, waktu tidur yang disarankan adalah setidaknya pukul 10 malam. 


6. Berhenti merokok

Kandungan nikotin dalam rokok bisa mengendurkan LES, maka sebaiknya Anda berhenti merokok. Selain bisa menyebabkan GERD kambuh, merokok juga tidak baik untuk kesehatan secara umum.


7. Pertahankan berat badan ideal

Peningkatan berat badan bisa meningkatkan tekanan pada otot cincin LES dan menyebabkannya tidak berfungsi dengan maksimal, sehingga makanan bisa kembali naik hingga ke kerongkongan. 


Jadi, Anda disarankan untuk menjaga berat badan ideal sebagai salah satu cara mencegah GERD kambuh. Jika saat ini Anda memiliki berat badan yang berlebih, cobalah untuk menurunkan berat badan dengan melakukan defisit kalori, diimbangi dengan olahraga rutin. 


Jika mengalami kesulitan mengontrol menu makan, Anda sebaiknya meminta saran dari dokter spesialis gizi untuk mengetahui cara tepat menurunkan berat badan.


Baca juga: Pemeriksaan Saluran Cerna Atas dengan Gastroskopi



FAQ

Apakah GERD Bisa Mengancam Nyawa?

GERD atau penyakit asam lambung biasanya tidak mengancam nyawa, terutama bila kondisinya masih ringan. Akan tetapi, GERD bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Komplikasi seperti esofagitis, striktur, atau bahkan risiko kanker esofagus bisa muncul. Jika Anda sering mengalami GERD, rencanakan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam agar segera mendapatkan penanganan dan saran untuk mencegahnya kambuh kembali.


Apa yang Terjadi Jika GERD Dibiarkan?

Jika GERD dibiarkan, asam lambung berlebih bisa merusak lapisan kerongkongan, menyebabkan peradangan, luka, dan bahkan meningkatkan risiko kanker esofagus. Selain itu, gejala asam lambung seperti nyeri ulu hati dan kesulitan menelan bisa semakin parah dan mengganggu kualitas hidup Anda. Oleh sebab itu, jangan abaikan GERD, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis penyakit dalam.


Kenapa GERD Tidak Bisa Sembuh Total?

GERD tidak bisa sembuh total karena kondisi ini sering kali disebabkan oleh masalah kronis seperti otot esofagus yang lemah atau pola makan yang buruk. Meski gejalanya bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan obat, pemicu utama biasanya tetap ada.


Apakah Penyakit GERD Bisa Berbahaya?

GERD bisa berbahaya jika tidak diobati. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan esofagus, luka, atau bahkan meningkatkan risiko kanker esofagus. Jika sering mengalami nyeri ulu hati atau asam lambung naik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Bila semua tips mencegah GERD kambuh di atas sudah dilakukan, tetapi GERD kambuh dan gejalanya sangat mengganggu, lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan, termasuk meresepkan obat-obatan, yang sesuai dengan kondisi Anda. 




Referensi:

  1. Chhabra P, Ingole N. Gastroesophageal reflux disease (GERD): highlighting diagnosis, treatment, and lifestyle changes. Cureus. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9517688/). Diakses pada 9 Agustus 2024.
  2. Chakraborty A, Anjankar AP. Association of gastroesophageal reflux disease with dental erosion. Cureus. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9667903/). Diakses pada 9 Agustus 2024.
  3. Harvard Medical School. GERD diet: Foods to avoid to reduce acid reflux. (https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/gerd-diet-foods-to-avoid-to-reduce-acid-reflux). Direvisi terakhir 22 Mei 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  4. Cleveland Clinic. Acid Reflux & GERD. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-acid-reflux-gerd). Direvisi terakhir 28 Agustus 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  5. Cleveland Clinic. Smoking (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17488-smoking). Direvisi terakhir 18 Maret 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  6. Mayo Clinic. Bad breath. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bad-breath/symptoms-causes/syc-20350922). Direvisi terakhir 21 Desember 2023. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  7. Mayo Clinic. Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940). Direvisi terakhir 24 Mei 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  8. Mayo Clinic. Weight loss: 6 strategies for success. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/in-depth/weight-loss/art-20047752). Direvisi terakhir 22 Juni 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.