Mengenal Cedera Engkel, Penyebab Serta Cara Menanganinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 31 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Cedera engkel adalah cedera pada pergelangan kaki yang bisa disebabkan banyak hal, seperti otot tertarik, keseleo, tendinitis, putusnya tendon, dan patah tulang

Mengenal Cedera Engkel, Penyebab Serta Cara Menanganinya

Engkel adalah bagian persendian kaki yang terdiri dari tulang, jaringan ikat, dan otot. Cedera pada salah satu bagian ini akan menyebabkan cedera engkel, yang membuat penderitanya sulit beraktivitas, bahkan sekedar untuk berdiri pun bisa jadi akan sulit dilakukan.


Penanganan awal secara mandiri umumnya bisa meredakan keluhan cedera engkel. Namun, penanganan medis dari dokter bisa mempercepat pemulihan, karena akan disesuaikan dengan kondisi yang melatarbelakangi terjadinya cedera engkel.


Apa Itu Cedera Engkel?

Cedera engkel adalah cedera yang terjadi pada pergelangan kaki. Cedera engkel bisa saja terjadi karena adanya hantaman atau pukulan, maupun aktivitas yang menyebabkan daya besar dari luar tubuh. Selain itu, adanya perubahan arah pergelangan kaki secara mendadak, tidak melakukan pemanasan yang cukup maupun pergerakan dengan teknik yang salah juga bisa menyebabkan cedera engkel.


Overuse atau penggunaan engkel dengan beban berlebih dalam jangka panjang juga menyebabkan engkel jadi cedera. Aktivitas seperti berlari di permukaan yang tidak rata atau kondisi fisik yang buruk juga dapat meningkatkan risiko cedera engkel.


Meski bisa sembuh dengan sendirinya menggunakan penanganan rumahan, cedera engkel akan lebih cepat pulih ketika mendapatkan penanganan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Untuk itu, pemeriksaan dan penanganan dari dokter spesialis bedah tulang menjadi langkah yang penting dilakukan bagi penderita cedera engkel.


Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya



Gejala Cedera Engkel

Gejala cedera engkel bisa saja berbeda-beda, tergantung dari jenis serta keparahannya. Namun, secara umum, gejala cedera engkel kurang lebih sama dengan reaksi peradangan, meliputi:

  • Nyeri
  • Pembengkakan
  • Kulit tampak lebih merah
  • Muncul memar pada lokasi engkel yang mengalami cedera
  • Keterbatasan gerak pada engkel yang cedera, baik berupa tidak bisa jalan, bahkan hanya sekedar berdiri
  • Kram otot kaki
  • Kekakuan pada otot kaki
  • Kaki terasa lemas
  • Perubahan bentuk engkel
  • Ketidakstabilan pada engkel yang cedera
  • Terdengar suara letupan, robekan, atau suara tidak normal lain saat engkel mengalami cedera


Baca juga: Nutrisi Tepat untuk Pegiat Olahraga


Penyebab Cedera Engkel

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cedera pada engkel bisa saja terjadi karena gangguan pada salah satu komponen dari persendian ini, yakni tulang, tendon, maupun ototnya. Berikut ini adalah penyebab cedera engkel yang paling sering ditemui:


1. Otot tertarik (strain ankle)

Peregangan otot secara mendadak, bisa saja menyebabkan cedera engkel akibat tarikan atau biasa dikenal sebagai salah urat.


2. Keseleo (sprain ankle)

Pembengkakan atau peregangan ligamen yang menjadi penghubung antar tulang merupakan kondisi yang menyebabkan cedera engkel dan dikenal sebagai keseleo. 


3. Peradangan pada tendon (tendinitis)

Adanya gerakan berulang dengan teknik yang kurang tepat dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peradangan pada tendon engkel yang merupakan pemicu terjadinya cedera pada pergelangan kaki.


4. Putusnya tendon engkel (rupture tendon)

Tarikan lebih parah yang dialami otot bisa saja menyebabkan robekan atau putusnya otot maupun tendon. Bila terjadi, penderitanya akan mengalami nyeri saat berjinjit serta kesulitan, bahkan tidak bisa berjalan sama sekali.


5. Retak atau patah tulang kaki (fracture)

Tulang yang retak maupun patah tulang tertutup hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan menggunakan foto rontgen. Memang beberapa kasus patah tulang bisa saja langsung dikenali dengan melihat adanya perubahan bentuk kaki, munculnya memar, kemerahan, nyeri hebat, bahkan perdarahan maupun mencuatnya tulang yang patah. 


Kondisi yang menjadi salah satu penyebab engkel cedera ini bisa saja terjadi karena kecelakaan, kekurangan nutrisi, maupun pengeroposan tulang. Jenis cedera ini memang dapat terjadi karena banyak hal.


Cedera engkel dapat terjadi kapan saja, tetapi risiko cedera ini biasanya meningkat saat Anda berolahraga maupun berjalan atau berlari di permukaan yang tidak rata. Apabila Anda mengalami salah satu dari kondisi di atas, segera periksakan pergelangan kaki Anda ke dokter spesialis bedah ortopedi untuk mendapat penanganan yang tepat.


Baca juga: Nyeri Bahu, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya



Diagnosis Cedera Engkel

Dokter akan memastikan keparahan, penyebab, dan jenis cedera engkel yang Anda alami sebelum memberikan penanganan yang sesuai. Agar diagnosis dapat ditegakkan, dokter akan mengumpulkan informasi dengan melakukan anamnesis yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. 


Pemeriksaan penunjang juga akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis cedera engkel. Beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, meliputi pemeriksaan USG, foto rontgen, CT-Scan, maupun MRI.


Baca juga: 6 Jenis Cedera Lutut dan Penanganannya


Penanganan Cedera Engkel


A. Penanganan Mandiri

Sebagai langkah awal, atau cara mengatasi cedera engkel ringan, yang dilakukan secara mandiri bisa dilakukan dengan teknik PRICE, yang merupakan singkatan dari:


1. Protection

Protection dilakukan dengan memastikan bahwa engkel yang cedera terlindungi, supaya kondisi tidak makin parah.


2. Rest

Rest atau mengistirahatkan pergelangan kaki yang cedera setidaknya selama 3 hari sejak terjadinya cedera. Usahakan untuk mengurangi, bahkan tidak bergerak menggunakan engkel yang cedera sama sekali, guna mempercepat pemulihan.


3. Ice

Ice atau melakukan kompres dingin pada engkel yang cedera selama 15-20 menit setiap 2-3 jam sekali selama 3 hari akan membantu meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan yang terjadi.


4. Compression

Compresion dilakukan dengan melilitkan perban elastis pada area pergelangan kaki yang cedera akan pembengkakan. Namun, pastikan Anda tidak melilitkan perban terlalu ketat, karena dapat menghambat pemulihan cedera engkel. Perban yang terlalu ketat dapat Anda kenali dengan adanya kesemutan, mati rasa, maupun kaki tampak lebih biru atau pucat.


5. Elevation

Elevation dilakukan dengan mengganjal kaki menggunakan bantal kecil atau guling saat duduk maupun berbaring akan bermanfaat dalam meredakan rasa sakit maupun bengkak pada engkel yang cedera. Agar maksimal, pastikan posisi engkel yang cedera sejajar dengan panggul Anda saat sedang duduk, atau lebih tinggi dari dada saat berbaring.


Selain teknik PRICE, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk meredakan sakit karena cedera engkel.


Baca juga: Awas, Cedera Otot tidak Selalu Karena Olahraga


B. Penanganan Medis

Dokter spesialis bedah ortopedi akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi Anda, baik berupa:


1. Pemasangan pelat atau gips

Pemasangan pelat atau gips biasa dilakukan untuk memastikan engkel yang cedera tetap stabil, sehingga cedera tidak makin parah.


2. Operasi

Tindakan operasi baik untuk mengatasi retak maupun patah tulang, atau memperbaiki robekan pada tendon maupun otot engkel.


3. Fisioterapi

Fisioterapi untuk melatih kekuatan otot engkel dan sekitarnya, supaya tidak terjadi kekakuan maupun keterbatasan gerak, sekaligus mengoptimalkan proses pemulihan cedera engkel, khususnya dalam mempertahankan kemampuan gerak bagian ini.


Baca juga: Getting Back On Track: Mengatasi Cedera Olahraga Pada Kaki


Kapan Harus ke Dokter?

Ketika berbagai tips penanganan mandiri di atas tidak juga mengurangi keluhan atau Anda curiga bahwa cedera engkel yang terjadi disebabkan karena patah tulang, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis bedah tulang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


Tips Pencegahan Cedera Engkel

Meski hampir semua cedera engkel bisa disembuhkan tanpa adanya efek samping, tetapi tidak ada salahnya mencegah kondisi ini dengan melakukan:


  • Pemanasan yang cukup setiap sebelum berolahraga
  • Menggunakan sepatu dengan ukuran dan jenis yang sesuai dengan kaki maupun aktivitas atau olahraga yang akan Anda lakukan
  • Hindari berolahraga pada permukaan yang licin atau tidak rata
  • Batasi penggunaan sepatu berhak tinggi (high heels)
  • Rutin olahraga, termasuk latihan beban maupun kelenturan otot, terutama bagi engkel dan kaki
  • Sesuaikan intensitas dan durasi olahraga dengan kemampuan, baru kemudian ditingkatkan secara perlahan dan bertahap
  • Jangan memaksakan olahraga ketika merasa lelah, berikan waktu untuk tubuh memulihkan diri dengan menjadwalkan rest day


Baca juga: Hindari Cedera Olahraga



FAQ


Berapa Lama Pemulihan Cedera Engkel?

Waktu pemulihan cedera engkel adalah sekitar 2-12 minggu, tergantung dari penyebab dan keparahannya. Cedera engkel ringan biasanya akan mulai pulih dalam 2-4 minggu, sedangkan pemulihan cedera engkel yang lebih serius dapat memakan waktu 6-12 minggu.


Cedera Engkel Apa Boleh Diurut?

Cedera engkel tidak boleh sembarangan diurut. Tindakan ini bisa memperburuk kondisi, terutama jika ada patah tulang atau robekan ligamen. Lebih baik istirahatkan, beri kompres dingin, dan konsultasikan ke dokter spesialis bedah ortopedi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Apakah Cedera Engkel Bisa Kambuh Lagi?

Cedera engkel bisa kambuh lagi, terutama jika tidak dirawat dengan baik atau terburu-buru kembali beraktivitas. Untuk mengurangi risiko cedera ulang, Anda harus melakukan rehabilitasi pergelangan kaki dengan benar, memperkuat otot sekitar engkel, dan lebih berhati-hati saat beraktivitas.


Latihan Apa yang Dapat Membantu Mencegah Cedera Engkel?

Latihan seperti peregangan pergelangan kaki, keseimbangan dengan satu kaki, dan penguatan otot-otot pergelangan kaki (misalnya, dengan resistance band) bisa membantu mencegah cedera engkel. Kunci utama mencegah cedera engkel adalah memperkuat otot engkel dan meningkatkan fleksibilitasnya.


Bila telah melakukan berbagai upaya pencegahan, tetapi Anda tengah mengalami cedera engkel, atau cedera sering berulang, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis bedah tulang dan traumatologi. Dengan pemeriksaan dari dokter spesialis, Anda bisa memperoleh penanganan yang sesuai, agar keluhan tidak membatasi aktivitas, bahkan menyebabkan komplikasi berupa arthritis maupun ketidakstabilan engkel yang menetap.


Jadi, segera kunjungi RS Pondok Indah untuk mendapatkan penanganan optimal bagi cedera engkel yang tengah Anda alami. Selain itu, Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya merupakan pilihan tepat bagi Anda yang mengalami cedera engkel setelah berolahraga. Penanganan yang komprehensif yang dirancang oleh tim medis di SMIRC akan membuat pemulihan Anda lebih optimal. 


Referensi:

  1. Vega J, Malagelada F, et al,. Arthroscopic repair is an effective treatment for dynamic medial ankle instability secondary to posttraumatic and partial injury of the deltoid ligament deep fascicle. Knee Surgery, Sports Traumatology, Arthroscopy. 2024. (https://esskajournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ksa.12197). Diakses pada 15 Agustus 2024.
  2. Koshino Y, Takabayashi T, et al,. Differences and relationships between weightbearing and non-weightbearing dorsiflexion range of motion in foot and ankle injuries. Journal of Orthopaedic Surgery and Research. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1186/s13018-024-04599-x). Diakses pada 15 Agustus 2024.
  3. Ammendolia A, de Sire A, et al,. Cryo plus ultrasound therapy, a novel rehabilitative approach for football players with acute lateral ankle injury sprain: A pilot randomized controlled trial. Sports. 2023. (https://www.mdpi.com/2075-4663/11/9/180). Diakses pada 15 Agustus 2024.
  4. Lacerda D, Pacheco D, et al,. Current concept review: state of acute lateral ankle injury classification systems. The Journal of Foot and Ankle Surgery. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1067251622002356). Diakses pada 15 Agustus 2024.
  5. Maduka GC, Jakusonoka R, et al,. Conservative Management of acute lateral Ligaments of the ankle injuries: an analytical literature review. Cureus. 2023. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10641652/). Diakses pada 15 Agustus 2024.
  6. OrthoBullets. Ankle Sprain. (https://www.orthobullets.com/foot-and-ankle/7028/ankle-sprain). Direvisi terakhir 24 Januari 2024. Diakses pada 15 Agustus 2024
  7. OrthoInfo. Sprained Ankle. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/sprained-ankle/). Direvisi terakhir April 2022. Diakses pada 15 Agustus 2024
  8. Cleveland Clinic. Sprained Ankle. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22048-sprained-ankle). Direvisi terakhir 26 Oktober 2021. Diakses pada 15 Agustus 2024
  9. Harvard Health Publishing. Recovering from an ankle sprain. (https://www.health.harvard.edu/pain/recovering-from-an-ankle-sprain). Direvisi terakhir 28 Maret 2024. Diakses pada 15 Agustus 2024
  10. Mayo Clinic. Sprained ankle. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sprained-ankle/symptoms-causes/syc-20353225). Direvisi terakhir 11 Agustus 2022. Diakses pada 15 Agustus 2024.