Faktor risiko kanker payudara meliputi usia lanjut, riwayat keluarga, obesitas, gaya hidup tidak sehat, paparan radiasi, dan terapi hormon jangka panjang.
Dalam dekade terakhir ini, kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama di atas kanker mulut rahim dan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dan perubahan pola penyakit. Kanker payudara juga dianggap sebagai penyebab dari 15 persen kematian pada wanita yang disebabkan oleh kanker.
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum jelas. Menurut para ahli, faktor yang berperan terhadap timbulnya kanker payudara antara lain hormon estrogen, genetik, dan lingkungan. Namun Anda tak perlu khawatir karena tidak semua wanita serta merta menderita kanker payudara.
Ada faktor risiko yang bisa memicu timbulnya kanker payudara, yakni:
Risiko kanker payudara cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
Memiliki anggota keluarga yang pernah terkena kanker payudara, seperti ibu atau saudara perempuan, meningkatkan risiko seseorang.
Kebiasaan merokok, minum alkohol berlebihan, kurangnya olahraga, dan diet tidak seimbang dapat memperbesar kemungkinan terkena kanker payudara.
Berat badan berlebih, terutama setelah menopause, bisa meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, yang terkait dengan risiko kanker.
Menggunakan terapi hormon pengganti atau memiliki siklus menstruasi yang lebih panjang juga dapat berperan dalam meningkatkan risiko.
Pernah menjalani terapi radiasi di bagian dada, terutama pada usia muda, juga bisa menjadi faktor pemicu kanker payudara.
Pencegahan kanker payudara yang paling sederhana adalah dengan deteksi dini. Cegah kanker payudara dengan cara-cara ini:
Konsumsi makanan tinggi serat, sayuran, buah-buahan, dan hindari makanan olahan yang mengandung lemak jenuh. Pola makan sehat membantu menjaga keseimbangan hormon.
Aktivitas fisik teratur, seperti berjalan kaki atau olahraga ringan, bisa menurunkan risiko kanker payudara dengan menjaga berat badan dan mengatur kadar hormon.
Menjaga berat badan ideal, terutama setelah menopause, membantu mengurangi risiko karena kelebihan lemak dapat meningkatkan hormon yang terkait dengan kanker.
Mengurangi atau menghindari alkohol dapat menurunkan risiko kanker payudara, karena alkohol dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Rutin memeriksa payudara sendiri untuk merasakan adanya benjolan atau perubahan bentuk membantu deteksi dini, yang sangat penting dalam penanganan kanker.
Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Menghindari rokok dapat memperkecil risiko secara signifikan.
Jika menggunakan terapi hormon, konsultasikan dengan dokter untuk meminimalisir risikonya, karena terapi hormon jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker.