Cegah komplikasi kaki diabetes dengan menjaga kebersihan kaki, rutin cek luka, pakai alas kaki yang nyaman, dan kontrol gula darah secara teratur. Simak di sini!
Diabetes melitus disebut juga dengan penyakit kencing manis disebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Peningkatan kadar gula ini mengakibatkan produksi insulin dalam pankreas terganggu, sehingga gula akan menumpuk di dalam tubuh. Kadar gula darah yang sangat tinggi ini kemudian membuat kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh.
Salah satu risiko komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita diabetes adalah kaki diabetes. Komplikasi berupa kaki diabetes terjadi saat penderita diabetes mengalami kerusakan saraf sehingga tidak bisa merasakan sakit ketika kakinya mengalami luka (ulkus diabetikum). Akibatnya, luka pada kaki tersebut pun tidak terawat dan akan terus bertambah parah yang menyebabkan komplikasi kaki diabetes.
Kerusakan pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh akibat diabetes dapat terjadi di seluruh tubuh. Beberapa jenis komplikasi yang umum dialami penderita diabetes seperti:
Baca juga: Pilihan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Sehat
Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki, dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi. Sekitar sepertiga dari total angka penderita diabetes memiliki faktor risiko maupun keluhan di area kaki dan pergelangan kaki.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat awam untuk mengetahui mengenai komplikasi diabetes pada kaki menyebabkan banyak yang datang ke dokter, ketika sudah dalam kondisi lanjut atau kompleks dan menimbulkan infeksi yang serius. Infeksi tersebut tidak jarang menyebabkan kaki harus diamputasi.
Gejala komplikasi kaki yang harus diwaspadai antara lain:
Baca juga: Luka Diabetes, Kenali, Tangani, dan Cegah Komplikasinya!
Selain perawatan luka diabetes secara mandiri, kontrol luka ke dokter spesialis penyakit dalam secara berkala juga penting untuk memantau penyembuhan. Selain itu, tindakan screening ini juga diperlukan mencegah terjadinya komplikasi serius pada luka, seperti gangrene dan sepsis.
Penanganan luka pada kaki diabetes selain dengan terapi pengobatan juga bisa dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk merekonstruksi jaringan tulang atau sendi yang rusak. Hasil yang optimal dapat dicapai dengan dilakukan pada tahap awal.
Baca juga: Apakah Sepsis Bisa Sembuh? Penanganan Sepsis untuk Kesembuhannya
Tanda-tanda pertama diabetes pada kaki meliputi mati rasa, kesemutan, nyeri, atau rasa seperti terbakar akibat kerusakan saraf (neuropati). Selain itu, diabetes juga bisa menyebabkan luka pada kaki sulit sembuh, perubahan warna kulit, serta infeksi berulang di luka pada kaki.
Bila Anda mulai mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan dini dapat membantu Anda mengendalikan gejala diabetes sekaligus mencegah munculnya komplikasi kaki diabetes.
Ulkus diabetes pada kaki biasanya berupa luka terbuka dengan tepi tidak rata. Pada beberapa kasus yang parah, ulkus diabetikum bisa disertai jaringan yang berubah warna menjadi merah gelap atau hitam akibat kematian jaringan.
Ulkus kaki diabetik bisa tidak terasa karena kadar gula darah yang tinggi telah menyebabkan kerusakan saraf (neuropati). Kondisi ini lah yang menyebabkan ulkus tidak dikenali dan segera ditangani hingga terjadi infeksi yang makin parah, bahkan dapat berakhir dengan amputasi.
Luka kaki diabetik yang terinfeksi sering kali berbau tidak sedap. Bau ini bisa disebabkan oleh jaringan yang mati (gangren) atau infeksi bakteri. Jika luka kaki diabetik disertai bau busuk, cairan keluar, atau tanda-tanda infeksi lain seperti kemerahan dan demam, segera periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.