Gangguan Tidur ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 11 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Ketika gangguan tidur terjadi terus-menerus dan mengganggu keseharian, jangan abaikan masalah ini! Ketahui dokter spesialis yang tepat untuk menangani kondisi ini!

Gangguan Tidur ke Dokter Apa?

Gangguan tidur tidak melulu hanya tentang insomnia atau susah tidur. Adanya sleep apnea juga termasuk dalam gangguan tidur yang bahkan bisa memengaruhi kesehatan dan memicu terjadinya berbagai penyakit, termasuk meningkatnya risiko terserang hipertensi bahkan penyakit jantung, di kemudian hari.


Jadi, jangan lagi sepelekan gangguan tidur yang terjadi berulang! Pastikan Anda berobat ke dokter spesialis yang tepat dengan membaca artikel ini.


Penyebab Gangguan Tidur

Meski identik dengan insomnia atau sulit tidur, terjadinya gangguan tidur bisa saja disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang lain. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kesulitan tidur:


1. Masalah psikis

Cemas, depresi, stres, tegang maupun faktor psikologis lain bisa saja menyebabkan Anda merasa tidak nyaman, yang akan mengganggu waktu tidur. Demikian sebaliknya, gangguan tidur yang berlangsung tanpa penanganan tepat akan memperparah gangguan psikologi yang dialami seseorang.


2. Sleep apnea

Apnea tidur atau sleep apnea akan menyebabkan seseorang mendengkur, mengorok, bahkan henti napas saat tidur. Kondisi ini disebabkan oleh 3 kondisi, obstructive sleep apnea (OSA), central sleep apnea (CSA), maupun complex sleep apnea.


OSA kebanyakan disebabkan oleh pembesaran tonsil atau amandel akibat adanya infeksi. Amandel adalah sepasang kelenjar getah bening yang terletak di pangkal tenggorokan. Sedangkan CSA terjadi karena ketidakseimbangan senyawa otak yang menyebabkan gangguan pengiriman sinyal dari otak ke organ pernapasan.


3. Beberapa kondisi lain

Secara umum, gangguan pada pola tidur dapat terjadi karena 2 faktor, yakni faktor psikis dan faktor fisik. Beberapa faktor fisik, selain kondisi di atas, yang menjadi penyebab gangguan tidur adalah ketidakseimbangan hormon, sakit gigi, batuk pilek, GERD, arthritis, asma, diabetes, stroke maupun penyakit jantung.


Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa membuat Anda sulit tidur yakni, pencahayaan dan suhu kamar yang tidak sesuai, jet lag, proses penuaan, faktor genetik dan obesitas.


Periksa Gangguan Tidur ke Dokter Apa?


1. Dokter umum

Jika gangguan tidur yang dialami merupakan keluhan pertama, yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak ada salahnya Anda memeriksakan diri ke dokter umum untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan awal. 


Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, meliputi tes darah, EEG dan CT-Scan otak untuk menentukan penyebab gangguan tidur yang Anda alami, baru memberikan penanganan yang sesuai, termasuk merujuk ke dokter spesialis, bila memang diperlukan.


Konsultasikan pada dokter umum kami untuk penanganan lebih lanjut


2. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Bagi Anda yang mengalami gangguan tidur berulang atau menderita masalah psikis lain, sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater. Nantinya dokter jiwa akan melakukan pemeriksaan, termasuk sleep study atau polisomnografi, sebelum menyarankan penanganan yang sesuai.


Beberapa penanganan yang bisa diberikan meliputi psikoterapi, peresepan obat-obatan, maupun gabungan kedua penanganan tersebut. 


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


dr. Anggia Hapsari, Sp. K.J, Subsp. A.R. (K)

dr. Ashwin Kandouw, Sp. K.J

dr. Ayesha Devina Sp. K.J

dr. Engelberta P., Sp. K.J

dr. Ferdi Trisnomihardja, Sp. K.J

dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp. K.J, Subsp. A.R. (K)

dr. Ika Widyawati, Sp. K.J, Subsp. A.R. (K)

dr. Leonardi Armando Goenawan, Sp. K.J

dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. K.J


3. Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher

Gangguan tidur akibat masalah di telinga, hidung dan tenggorokan akan terlebih dulu dipastikan melalui beberapa pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter THT. Bila sudah dipastikan bahwa gangguan tidur disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran napas, karena amandel, dokter THT akan memberikan penanganan untuk mengatasi gangguan tidur, baik dengan peresepan obat hingga operasi amandel. 


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


Dr. dr. Cita Herawati Murjantyo, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K), FICS

Dr. dr. Tri Juda Airlangga Hardjoprawito, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. K. (K)

dr. Agus Subagio, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Aries Hariadi Putra, DPBO, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Ashadi Budi, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Budiman Gumilang Koerniawan, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Chippy Ahwil, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

dr. Dwi Wahyu Manunggal, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Edo Wira Candra, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K), M.Kes, FICS

dr. Emma Agustini, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Hemastia Manuhara Harba'i Sp. THTBKL

dr. Ibnu Harris Fadillah, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

dr. Jessica Fedriani, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Lola Yucola, Sp. T.H.T.B.K.L, M.Kes

dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Oto. (K)

dr. Ricky Yue, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Syahrial M.H, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K)

dr. Vika Aryan Sari, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Zainal Adhim, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K), Ph.D


4. Dokter Spesialis Neurologi

Dokter spesialis neurologi akan menangani kasus gangguan tidur yang terjadi akibat gangguan pengiriman sinyal dari otak ke organ pernapasan Anda, atau pada kasus CSA.


Setelah dokter memastikan dengan beberapa pemeriksaan, barulah penanganan yang sesuai bisa diberikan, baik dengan peresepan obat, penggunaan CPAP, hingga melakukan prosedur transcranial magnetic stimulation (TMS).


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


Dr. dr. Gea Pandhita, Sp. N, M.Kes

dr. Alifa Dimanti, Sp. N

dr. Andre Sp. N

dr. Dinda Diafiri, Sp.N

dr. Fadhlan Rusdi, Sp. N

dr. Firman Hendrik, Sp. N (via Call Center)

dr. Marcus Adityawan Bahroen, Sp. N

dr. Michael Setiawan, Sp. N

dr. Rubiana Nurhayati, Sp. N

dr. Sahat Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS

dr. Triana Ayuningtyas, Sp. N

dr. Tuti Hernawati Zacharia, Sp. N

dr. Vania Listiani Hidajat, Sp. N

dr. Witjahyakarta Widjaja, Sp. N

dr. Zulfa Indah K. Fadhly, BMedSc, Sp. N




Referensi:

  1. Huang S, Zhang X, et al,. The effect of repetitive transcranial magnetic stimulation on sleep quality in patients with more than mild depressive mood: a systematic review and meta-analysis. Frontiers in Psychiatry. 2025. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11839730/). Diakses pada 3 Maret 2025.
  2. American Psychiatric Association. What are Sleep Disorders? (https://www.psychiatry.org/patients-families/sleep-disorders/what-are-sleep-disorders). Direvisi terakhir Maret 2024. Diakses pada 3 Maret 2025.
  3. Cleveland Clinic. Sleep Disorders. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11429-sleep-disorders). Direvisi terakhir 19 Juni 2023. Diakses pada 3 Maret 2025.
  4. Mayo Clinic. Sleep disorders. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-disorders/symptoms-causes/syc-20354018). Direvisi terakhir 10 September 2024. Diakses pada 3 Maret 2025.
  5. Sleep Foundation. Sleep Disorders. (https://www.sleepfoundation.org/sleep-disorders). Direvisi terakhir 7 Mei 2024. Diakses pada 3 Maret 2025.