Sakit Lutut ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 11 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Baik karena cedera maupun penyakit, nyeri lutut tidak bisa diabaikan. Sebab tanpa penanganan oleh dokter spesialis ortopedi, sakit lutut bisa berakhir sebagai disabilitas. 

Sakit Lutut ke Dokter Apa?

Lutut merupakan sendi terbesar di tubuh manusia yang menanggung sekaligus meredam sebagian besar berat tubuh saat kita melakukan suatu pergerakan. Peran besar ini juga lah yang juga menjadikan lutut lebih rentan mengalami gangguan, yang ditandai dengan rasa nyeri.


Memang sebagian besar kasus nyeri akibat cedera lutut bisa diatasi dengan menerapkan metode RICE. Namun, penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya tetap diperlukan untuk mencegah komplikasi pada lutut.


Untuk memastikan penanganan yang Anda dapatkan sudah sesuai, Anda harus mengetahui terlebih dahulu, sakit lutut harus diperiksakan ke dokter spesialis apa. Pastikan pilihan dokter Anda sudah tepat, dengan membaca artikel di bawah ini. 


Nyeri Lutut ke Dokter Apa? 

Bagi Anda yang mengalami nyeri lutut, sebaiknya konsultasikan kondisi ini dengan dokter spesialis ortopedi atau dokter tulang. Dokter dengan gelar Sp.OT ini memiliki kompetensi untuk menangani masalah pada tulang, tulang rawan, maupun jaringan lunak (meliputi otot dan ligamen) yang berada di sekitarnya, termasuk persendian. Jadi, selain patah tulang, dokter ortopedi juga memiliki kemampuan untuk mengatasi sakit lutut.


Dokter Spesialis Ortopedi 

Dokter spesialis ortopedi akan memberikan penanganan nyeri lutut yang sesuai dengan penyebabnya. Untuk itu, dokter ortopedi perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab sakit lutut yang Anda alami.


Pemeriksaan Nyeri Lutut oleh Dokter Spesialis Ortopedi

Pemeriksaan sendi lutut oleh dokter spesialis ortopedi akan dimulai dengan anamnesis seputar keluhan yang dialami, kegiatan yang dilakukan sebelum terjadi nyeri lutut, maupun kondisi yang mengurangi dan memperparah sakit di lutut.


Setelah itu, dokter tulang akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan fisik lutut dengan melihat adanya bengkak, kemerahan, memar maupun perubahan bentuk lutut. Menilai adanya nyeri saat lutut digerakkan maupun perubahan suhu menjadi lebih hangat, bahkan keterbatasan gerak pada sendi lutut.


Dari kedua hasil pemeriksaan tersebut, dokter ortopedi kemudian akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab dan menentukan keparahan nyeri lutut. Beberapa pemeriksaan penunjang nyeri lutut, meliputi:


  • Tes darah untuk memeriksa infeksi maupun peradangan
  • Arthrocentesis atau pemeriksaan cairan sendi
  • X-ray atau foto rontgen 
  • CT-Scan
  • MRI
  • Arthroscopy 


Penanganan Nyeri Lutut oleh Dokter Spesialis Ortopedi

Setelah dokter spesialis ortopedi memastikan penyebab dan derajat keparahannya, barulah penanganan yang tepat bisa diberikan.


Beberapa penanganan sakit lutut yang mungkin diberikan adalah peresepan obat antinyeri maupun obat untuk mengatasi penyebab munculnya nyeri, baik obat antirematik maupun obat asam urat. Penyuntikan obat antiperadangan, cairan sendi, maupun PRP (platelet-rich plasma) juga bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri lutut.


Selain dengan obat-obatan, dokter tulang juga bisa menyarankan fisioterapi maupun penggunaan arch support untuk memaksimalkan pengobatan sakit lutut. Sedangkan operasi sebagai pengobatan nyeri lutut biasa hanya dilakukan jika sangat diperlukan, atau pengobatan lain tidak memberikan perbaikan yang signifikan.


Di RS Pondok Indah, dokter spesialis ortopedi akan memberikan penanganan yang komprehensif, termasuk perawatan bersama dengan dokter spesialis kedokteran olahraga juga bisa dilakukan jika memang keluhan terjadi karena berolahraga. Dengan demikian, pengobatan nyeri lutut yang Anda alami bisa lebih optimal.


Jadi, tidak usah bingung untuk memilih dokter spesialis guna menyembuhkan lutut sakit yang dialami. Jadwalkan janji temu dengan dokter di RS Pondok Indah cabang terdekat merupakan jawaban yang Anda butuhkan.


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


dr. Jamot Silitonga, Sp. OT. (K)

Dr. dr. Jessica Fiolin, Sp. OT

Dr. dr. Robert M. Hutauruk, Sp. OT, M.M. FICS

dr. Daffodilone Cahyadi, Sp. OT

dr. Muki Partono, Sp. OT

dr. Muttiah Rochelle, Sp. OT

dr. Rizky Priambodo Wisnubaroto, Sp. OT




Referensi:

  1. Dainese P, Wyngaert KV, et al,. Association between knee inflammation and knee pain in patients with knee osteoarthritis: a systematic review. Osteoarthritis and cartilage. 2022. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1063458421010037). Diakses pada 4 Maret 2025.
  2. Hunter CW, Deer TR, et al,. Consensus guidelines on interventional therapies for knee pain (STEP Guidelines) from the American Society of Pain and Neuroscience. Journal of pain research. 2022. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/JPR.S370469). Diakses pada 4 Maret 2025.
  3. Liu J, Wang T, et al,. Efficacy and safety of radiofrequency treatment for improving knee pain and function in knee osteoarthritis: a meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of Orthopaedic Surgery and Research. 2022. (https://link.springer.com/article/10.1186/s13018-021-02906-4). Diakses pada 4 Maret 2025.
  4. Cleveland Clinic. Knee Pain. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21207-knee-pain). Direvisi terakhir 20 Oktober 2023. Diakses pada 4 Maret 2025.
  5. Mayo Clinic. Knee pain. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/knee-pain/symptoms-causes/syc-20350849). Direvisi terakhir 25 Januari 2023. Diakses pada 4 Maret 2025.
  6. Penn Medicine. Knee Pain. (https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/knee-pain). Direvisi terakhir 12 Desember 2022. Diakses pada 4 Maret 2025.