Oleh Tim RS Pondok Indah
Banjir tidak hanya merusak rumah dan harta benda, tetapi juga membawa beban emosional. Menghadapi banjir dapat memicu stres, kecemasan, bahkan gangguan psikologis.
Banjir bukan sekadar bencana alam yang merusak rumah dan harta benda, tetapi juga membawa beban emosional. Ketidakpastian, kehilangan, dan pengalaman traumatis saat menghadapi banjir dapat memicu stres, kecemasan, bahkan gangguan psikologis seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Sayangnya, dampak terhadap mental seringkali diabaikan, padahal bisa menghambat pemulihan dan kesejahteraan seseorang dalam jangka panjang. Memahami bagaimana banjir memengaruhi kesehatan mental serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya sangat penting agar korban dapat kembali menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Banyak korban banjir kehilangan rumah, harta benda, bahkan orang terkasih, yang menyebabkan mereka mengalami tekanan emosional tinggi.
Setelah banjir, banyak yang merasa cemas tentang bagaimana mereka akan bertahan hidup, mencari tempat tinggal baru, atau mendapatkan kembali stabilitas ekonomi.
Terjebak dalam arus banjir, menyaksikan kehancuran rumah, atau mendengar berita tentang korban jiwa dapat menimbulkan trauma mendalam.
Tinggal di tempat pengungsian yang padat dan minim fasilitas juga dapat memicu stres dan memperburuk kondisi kesehatan mental.
Baca juga: Anxiety Disorder, ketika Kecemasan Sudah Mengganggu Keseharian
Stres akibat banjir bisa bersifat sementara, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Gejalanya termasuk kelelahan mental, sulit tidur, dan perubahan emosi yang cepat.
Banyak korban banjir mengalami kecemasan berlebihan, terutama saat mendengar suara hujan atau berita cuaca ekstrem. Mereka bisa merasa was-was, sulit berkonsentrasi, dan memiliki ketakutan yang tidak rasional tentang bencana berikutnya.
PTSD terjadi jika seseorang terus-menerus mengalami kilas balik (flashback) dari peristiwa traumatik, mengalami mimpi buruk, dan menghindari tempat atau situasi yang mengingatkan mereka pada banjir. PTSD memerlukan penanganan lebih serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup dalam jangka panjang.
Baca juga: Infeksi Kulit Akibat Banjir: Jenis, Gejala, dan Penanganannya
Berbagi cerita dan perasaan dengan keluarga atau teman dapat membantu mengurangi tekanan emosional dan mencegah rasa kesepian.
Pastikan cukup tidur, konsumsi makanan bergizi, dan lakukan olahraga ringan untuk membantu tubuh dan pikiran tetap sehat.
Teknik pernapasan, meditasi, atau yoga dapat membantu mengendalikan stres dan mengurangi kecemasan.
Mencatat perasaan dalam jurnal dapat membantu memahami emosi dan meredakan ketegangan mental.
Terlalu banyak melihat berita tentang bencana dapat meningkatkan kecemasan. Batasi konsumsi informasi dan fokus pada hal-hal positif.
Jika stres, kecemasan, atau PTSD semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.
Baca juga: Bahaya Penyakit Jamur Kulit Setelah Terpapar Air Banjir
Jika Anda atau orang terdekat mengalami dampak psikologis akibat banjir, segera cari bantuan profesional. RS Pondok Indah memiliki tim dokter spesialis kejiwaan yang bekerja sama dengan psikolog untuk membantu Anda dalam mengelola stres, kecemasan, dan PTSD dengan metode terapi yang tepat.
Banjir memang bisa membawa kerugian besar, tetapi kesehatan mental yang terganggu tidak boleh diabaikan. Segera cari pertolongan agar Anda bisa pulih dan kembali menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman.
Baca juga: Waspadai Leptospirosis, Penyakit Berbahaya Pasca Banjir
Banjir dapat berdampak serius pada kesehatan mental individu. Ketika terjadi banjir, banyak orang mengalami kehilangan harta benda, tempat tinggal, dan bahkan orang tercinta. Ketidakpastian tentang masa depan dan kekhawatiran akan keselamatan diri dan keluarga dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, perasaan terisolasi akibat evakuasi dan pemindahan juga bisa membuat individu merasa putus harapan. Anak-anak lebih rentan terhadap dampak ini, karena mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami situasi yang terjadi.
Untuk menjaga kesehatan mental saat banjir, penting untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat. Berbicara dengan keluarga, teman, atau anggota komunitas dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan memberikan dukungan emosional. Mengakses informasi yang akurat dan terkini tentang situasi banjir juga penting, tetapi perlu diingat untuk tidak terlalu terpapar berita yang dapat meningkatkan kecemasan.
Untuk mengatasi stres akibat banjir mulailah dengan mengenali dan menerima perasaan yang muncul, seperti kecemasan atau ketidakpastian. Kemudian, cobalah berbicara tentang perasaan ini dengan orang terdekat. Selain itu, penting untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti merencanakan langkah-langkah untuk mengatasi situasi. Mengatur waktu untuk beristirahat, menikmati hobi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengalihkan perhatian dari stres.