Dampak Banjir pada Kesehatan Mental: Stres, Cemas, dan PTSD

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 12 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Banjir tidak hanya merusak rumah dan harta benda, tetapi juga membawa beban emosional. Menghadapi banjir dapat memicu stres, kecemasan, bahkan gangguan psikologis.

Dampak Banjir pada Kesehatan Mental: Stres, Cemas, dan PTSD

Banjir bukan sekadar bencana alam yang merusak rumah dan harta benda, tetapi juga membawa beban emosional. Ketidakpastian, kehilangan, dan pengalaman traumatis saat menghadapi banjir dapat memicu stres, kecemasan, bahkan gangguan psikologis seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). 


Sayangnya, dampak terhadap mental seringkali diabaikan, padahal bisa menghambat pemulihan dan kesejahteraan seseorang dalam jangka panjang. Memahami bagaimana banjir memengaruhi kesehatan mental serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya sangat penting agar korban dapat kembali menjalani kehidupan dengan lebih baik.


Mengapa Banjir Bisa Menyebabkan Gangguan Mental?


1. Tekanan Emosional akibat Kerugian Besar

Banyak korban banjir kehilangan rumah, harta benda, bahkan orang terkasih, yang menyebabkan mereka mengalami tekanan emosional tinggi.


2. Ketidakpastian dan Rasa Takut akan Masa Depan

Setelah banjir, banyak yang merasa cemas tentang bagaimana mereka akan bertahan hidup, mencari tempat tinggal baru, atau mendapatkan kembali stabilitas ekonomi.


3. Trauma dari Pengalaman yang Menegangkan

Terjebak dalam arus banjir, menyaksikan kehancuran rumah, atau mendengar berita tentang korban jiwa dapat menimbulkan trauma mendalam.


4. Kondisi Pengungsian yang Tidak Ideal

Tinggal di tempat pengungsian yang padat dan minim fasilitas juga dapat memicu stres dan memperburuk kondisi kesehatan mental.


Baca juga: Anxiety Disorder, ketika Kecemasan Sudah Mengganggu Keseharian



Stres, Cemas, dan PTSD Pasca Banjir


1. Stres Akut

Stres akibat banjir bisa bersifat sementara, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Gejalanya termasuk kelelahan mental, sulit tidur, dan perubahan emosi yang cepat.


2. Gangguan Kecemasan

Banyak korban banjir mengalami kecemasan berlebihan, terutama saat mendengar suara hujan atau berita cuaca ekstrem. Mereka bisa merasa was-was, sulit berkonsentrasi, dan memiliki ketakutan yang tidak rasional tentang bencana berikutnya.


3. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

PTSD terjadi jika seseorang terus-menerus mengalami kilas balik (flashback) dari peristiwa traumatik, mengalami mimpi buruk, dan menghindari tempat atau situasi yang mengingatkan mereka pada banjir. PTSD memerlukan penanganan lebih serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup dalam jangka panjang.


Baca juga: Infeksi Kulit Akibat Banjir: Jenis, Gejala, dan Penanganannya


Bagaimana Cara Mengatasi Dampak Psikologis Banjir?


1. Mencari Dukungan dari Orang Terdekat

Berbagi cerita dan perasaan dengan keluarga atau teman dapat membantu mengurangi tekanan emosional dan mencegah rasa kesepian.


2. Mengatur Pola Hidup Sehat

Pastikan cukup tidur, konsumsi makanan bergizi, dan lakukan olahraga ringan untuk membantu tubuh dan pikiran tetap sehat.


3. Melatih Teknik Relaksasi

Teknik pernapasan, meditasi, atau yoga dapat membantu mengendalikan stres dan mengurangi kecemasan.


4. Menulis Jurnal untuk Mengekspresikan Emosi

Mencatat perasaan dalam jurnal dapat membantu memahami emosi dan meredakan ketegangan mental.


5. Menghindari Konsumsi Berita Berlebihan

Terlalu banyak melihat berita tentang bencana dapat meningkatkan kecemasan. Batasi konsumsi informasi dan fokus pada hal-hal positif.


6. Konsultasi dengan Ahli Kesehatan Mental

Jika stres, kecemasan, atau PTSD semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.


Baca juga: Bahaya Penyakit Jamur Kulit Setelah Terpapar Air Banjir


Jangan Abaikan Kesehatan Mental Anda!

Jika Anda atau orang terdekat mengalami dampak psikologis akibat banjir, segera cari bantuan profesional. RS Pondok Indah memiliki tim dokter spesialis kejiwaan yang bekerja sama dengan psikolog untuk membantu Anda dalam mengelola stres, kecemasan, dan PTSD dengan metode terapi yang tepat.


Banjir memang bisa membawa kerugian besar, tetapi kesehatan mental yang terganggu tidak boleh diabaikan. Segera cari pertolongan agar Anda bisa pulih dan kembali menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman.


Baca juga: Waspadai Leptospirosis, Penyakit Berbahaya Pasca Banjir



FAQ


Bagaimana Banjir Memengaruhi Kesehatan Mental?

Banjir dapat berdampak serius pada kesehatan mental individu. Ketika terjadi banjir, banyak orang mengalami kehilangan harta benda, tempat tinggal, dan bahkan orang tercinta. Ketidakpastian tentang masa depan dan kekhawatiran akan keselamatan diri dan keluarga dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, perasaan terisolasi akibat evakuasi dan pemindahan juga bisa membuat individu merasa putus harapan. Anak-anak lebih rentan terhadap dampak ini, karena mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami situasi yang terjadi.


Apa yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental Saat Banjir?

Untuk menjaga kesehatan mental saat banjir, penting untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat. Berbicara dengan keluarga, teman, atau anggota komunitas dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan memberikan dukungan emosional. Mengakses informasi yang akurat dan terkini tentang situasi banjir juga penting, tetapi perlu diingat untuk tidak terlalu terpapar berita yang dapat meningkatkan kecemasan.


Bagaimana Cara Mengatasi Stres Akibat Banjir?

Untuk mengatasi stres akibat banjir mulailah dengan mengenali dan menerima perasaan yang muncul, seperti kecemasan atau ketidakpastian. Kemudian, cobalah berbicara tentang perasaan ini dengan orang terdekat. Selain itu, penting untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti merencanakan langkah-langkah untuk mengatasi situasi. Mengatur waktu untuk beristirahat, menikmati hobi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengalihkan perhatian dari stres.