Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 21 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Diabetes adalah kondisi tingginya gula darah yang kemudian dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Simak jenis, gejala, penyebab, dan penanganan diabetes di sini.

Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Tingginya kadar gula darah akibat diabetes yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi kesehatan, berupa infeksi bakteri berulang, penyembuhan luka yang lambat, hingga kematian jaringan yang memerlukan amputasi. Untuk mencegahnya, diperlukan penanganan serta perubahan pola hidup.


Bila memang sudah dipastikan menderita diabetes, dokter akan menyarankan beberapa kombinasi penanganan untuk mencegah kondisi ini jadi lebih parah. Salah satu penanganan penting yang disarankan dokter adalah pengukuran gula darah secara rutin.


Apa itu Penyakit Diabetes?

Diabetes, atau kencing manis, adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Namun, peningkatan kadar gula darah tidak menandakan seseorang mengalami diabetes. Pemeriksaan dokter diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta menentukan jenis diabetes.


Baca juga: Pilihan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Sehat



Jenis Diabetes

Ada beberapa jenis diabetes, tetapi yang paling sering terjadi adalah diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, pre-diabetes, dan diabetes saat hamil (diabetes gestasional).


1. Diabetes Tipe 1

Pada diabetes tipe 1, yang bersifat insulin-dependent, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat akibat penurunan, bahkan tidak adanya, produksi insulin dalam tubuh orang yang mengalami diabetes tipe 1.


2. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 (diabetes mellitus) atau yang juga dikenal dengan istilah diabetes non-insulin-dependent, merupakan kondisi di mana terjadi peningkatan kadar gula darah karena sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Jadi, tidak ada gangguan produksi insulin pada penderita diabetes tipe 2.


3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan diabetes yang dialami oleh wanita hamil dan bersifat sementara. Kondisi ini terjadi karena perubahan hormon saat kehamilan dapat memicu resistensi insulin dan memicu terjadinya diabetes gestasional.


4. Pre-diabetes

Prediabetes adalah kondisi di mana terjadi kadar gula darah (glukosa) meningkat, tetapi belum mencapai ambang batas untuk dianggap sebagai diabetes. Kondisi ini masih dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Akan tetapi, bila tidak cepat ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus.


Baca juga: Cerdas Pantau Diabetes


Penyebab Diabetes

Kandungan gula dalam makanan akan menjadi sumber energi bagi tubuh. Agar bisa dipecah dan diolah menjadi energi, gula memerlukan senyawa pengangkut, berupa insulin. Senyawa yang dihasilkan oleh pankreas ini akan membawa dan menjaga keseimbangan gula darah.


Kekurangan hormon insulin, baik karena penurunan produksinya maupun fungsinya yang kurang optimal, bisa menyebabkan penumpukan gula darah. Kondisi inilah yang dikenal dengan diabetes.


Secara garis besar, diabetes terjadi karena kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Maksudnya adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab diabetes memang tidak bisa diubah, tetapi kondisi lingkungan maupun gaya hidup juga berperan penting dalam terjadinya kondisi medis ini. Beberapa penyebab diabetes yang perlu Anda ketahui, antara lain:


1. Genetik

Lebih memegang peran penting sebagai penyebab diabetes tipe 1. Mereka yang berasal dari ras tertentu juga diketahui lebih berisiko mengalami diabetes. Selain itu, adanya riwayat diabetes pada keluarga juga akan memperbesar kemungkinan seseorang mengalami diabetes.


Fibrosis kistik dan hemokromatosis, maupun penyakit akibat mutasi genetik yang lain juga bisa menjadi penyebab diabetes. Kondisi ini akan memengaruhi pankreas sehingga produksi hormon insulin pun berkurang.


2. Penyakit Autoimun

Normalnya sistem imun akan menghancurkan sel-sel berbahaya yang menyebabkan penyakit. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan penyakit autoimun, dimana sistem imun salah mengenali sel sehat dan tidak berbahaya dalam tubuh sebagai ancaman untuk kemudian dihancurkan.


Saat penyakit autoimun menyerang sel pankreas, yang menghasilkan insulin, akan terjadi penurunan produksi insulin, sehingga menyebabkan terjadinya diabetes.


3. Resistensi Insulin

Sel-sel di otot, lemak, dan liver akan menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Saat sel-sel ini tidak bisa menggunakan atau merespon insulin dengan baik, yang dikenal sebagai resistensi insulin, akan terjadi lonjakan gula darah yang menyebabkan terjadinya diabetes. Kondisi ini adalah penyebab tersering terjadinya diabetes tipe 2.


Baca juga: Kentang atau Nasi Putih, Mana Karbohidrat yang Lebih Baik untuk Diabetes?


4. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Gaya hidup tidak sehat, seperti gaya hidup sedenter atau kurang aktif bergerak, merupakan pola hidup yang bisa memicu terjadinya kelebihan berat badan, bahkan obesitas. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin yang juga merupakan penyebab diabetes. Selain itu, diet atau pola makan yang kurang sehat dan kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes.


5. Gangguan pada Pankreas

Gangguan pankreas, termasuk operasi pengangkatan pankreas, cedera maupun peradangan pada kelenjar ini, dapat menyebabkan terganggunya produksi insulin yang berujung sebagai diabetes.


6. Kelainan Hormon

Saat terjadi gangguan produksi hormon, bisa saja terjadi resistensi insulin yang menyebabkan terjadinya diabetes. Contoh klasik kondisi ini adalah kehamilan yang menyebabkan resistensi insulin. Selain itu, akromegali dan sindrom Cushing adalah penyakit akibat gangguan hormon, yang juga bisa memicu terjadinya diabetes tipe 2.


7. Konsumsi Obat-Obatan 

Konsumsi obat-obatan meski sering diresepkan sebagai terapi untuk beberapa kondisi medis maupun keluhan, beberapa obat bisa merusak sel beta pankreas yang memproduksi hormon insulin, maupun mengganggu kerja insulin. Beberapa contoh obat tersebut adalah golongan diuretik, glukokortikoid, anti-kejang, dan obat anti-HIV.


Diabetes bisa disebabkan oleh berbagai faktor, pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis penyakit dalam dapat membantu memastikan penyebab dari keluhan yang Anda rasakan saat ini. Sehingga dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai.


Baca juga: Gangguan Penglihatan Akibat Diabetes



Gejala Diabetes

Keluhan yang terjadi sebagai tanda diabetes sebenarnya berbeda-beda, tergantung dari jenis dan keparahannya. Secara umum, gejala diabetes tipe 1 cenderung terjadi secara cepat dan lebih parah. Sedangkan gejala diabetes tipe 2 yang muncul sering kali sangat ringan dan memburuk secara perlahan, sehingga tidak disadari penderitanya. Beberapa gejala diabetes yang paling sering dikeluhkan adalah sebagai berikut ini:


  • Lebih cepat lapar
  • Penurunan berat badan yang tidak direncanakan
  • Lebih sering merasa haus
  • Lebih sering buang air kecil, terutama saat malam
  • Lebih mudah marah atau perubahan ‘mood’ yang drastis
  • Merasa lebih mudah lelah dan lemas
  • Penglihatan mendadak kabur
  • Proses penyembuhan luka lebih lama
  • Infeksi berulang, baik berupa sariawan, infeksi kulit, maupun keputihan (pada wanita)
  • Kesemutan maupun mati rasa (kebas) di tangan atau kaki
  • Ditemukan keton pada pemeriksaan urine, yang merupakan hasil pemecahan otot dan lemak


Gejala diabetes atau gejala penyakit diabetes tipe 1 biasanya dimulai dari saat penderita masih anak-anak atau memasuki masa remaja. Sedangkan untuk diabetes tipe 2, biasanya gejala lebih banyak dikeluhkan saat penderitanya memasuki usia 40 tahun. Namun, gejala diabetes tipe 2 juga bisa terjadi lebih awal, mengingat peningkatan kasus diabetes melitus pada anak yang terjadi beberapa waktu terakhir.


Baca juga: Daftar Makanan untuk Gula Darah Tinggi yang Sehat dan Enak


Penanganan Diabetes

Tujuan penanganan diabetes bukanlah untuk menyembuhkan, tetapi mencegah diabetes makin parah serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi, termasuk kerusakan saraf (neuropati diabetes) yang salah satu dampaknya adalah gangguan pandangan. Pilihan penanganan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang diderita. Kombinasi dari beberapa strategi penanganan pun sering dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.


Secara umum, penanganan diabetes meliputi pengontrolan gula darah, pengobatan diabetes (baik dengan atau tanpa insulin), serta memperbaiki gaya hidup. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan gula darah merupakan salah satu cara untuk mengetahui efektivitas pengobatan yang sedang Anda jalani. Beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah gula darah sewaktu, gula darah puasa, dan tes toleransi glukosa oral. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c) sebagai rangkaian pemeriksaan gula darah untuk mengetahui rerata kadar gula dalam waktu 2-3 bulan terakhir.


Pemeriksaan kadar gula darah yang dilakukan minimal 4 kali dalam sehari juga perlu dilakukan untuk menilai kisaran kadar gula darah harian.


2. Peresepan Obat Antidiabetes

Dokter akan meresepkan obat antidiabetes untuk mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes yang masih bisa menghasilkan insulin, yang kebanyakan adalah pasien diabetes tipe 2 atau prediabetes. Selain itu, dokter juga bisa meresepkan obat yang bekerja untuk mencegah penyerapan maupun pemecahan karbohidrat. Yang jelas, selalu pastikan Anda mengonsumsi obat antidibetes sesuai dengan anjuran dokter untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.


3. Penggunaan Insulin

Meski lebih sering digunakan oleh penderita diabetes tipe 1, terapi insulin juga bisa dilakukan untuk pengobatan penderita diabetes tipe 2. Dokter akan memberikan dosis dan jam atau frekuensi penyuntikan insulin sesuai dengan kondisi Anda. 


Baca juga: Kenali Gejala dan Penanganan Diabetes Mellitus Pada Anak


4. Pola Makan Sehat

Penderita diabetes diharapkan untuk memilih makanan sehat yang rendah kalori dan rendah lemak, tetapi kaya nutrisi, termasuk vitamin dan serat. Untuk mencapai pola makan sehat, Anda disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, makanan tinggi protein, serta biji-bijian utuh.


Selain memerhatikan pilihan makanan, pastikan kebutuhan cairan harian juga terpenuhi dengan minum setidaknya 8 gelas air, atau sesuai dengan arahan dokter. Hindari minuman dengan pemanis tambahan untuk mencegah lonjakan gula darah.


5. Rutin Berolahraga

Tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, rutin berolahraga akan membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin, sehingga kadar insulin yang dibutuhkan lebih sedikit untuk mengolah gula menjadi energi. Anda bisa melakukan aktivitas fisik dan olahraga sebanyak 5x dalam seminggu selama minimal 30 menit setiap kalinya. Lakukan aktivitas fisik dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, berenang, atau bersepeda.


6. Tidak Merokok

Diabetes sendiri bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, dalam jangka panjang. Merokok juga memiliki risiko serupa, yang bila dilakukan oleh penderita diabetes akan mempercepat terjadinya penyempitan, bahkan kerusakan pembuluh darah.


Selain beberapa penanganan di atas, dokter juga bisa menyarankan operasi bariatrik dan transplantasi pankreas, untuk mengontrol gula darah penderita diabetes. Menghentikan konsumsi minuman beralkohol, tidur cukup, menjaga berat badan ideal, serta kontrol tekanan darah maupun kadar kolesterol juga penting sebagai upaya pencegahan terjadinya komplikasi maupun keparahan diabetes.


Baca juga: Awas, Kebiasaan Ngemil Berlebihan, Berbahaya untuk Tubuh!


FAQ 


Apakah Diabetes Bisa Menurun Kepada Anggota Keluarga?

Faktor genetik merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk diabetes. Jadi, seseorang dengan orang tua penderita diabetes memang memiliki risiko lebih besar terkena diabetes juga. Akan tetapi, faktor lain, termasuk lingkungan dan gaya hidup, juga memengaruhi risiko seseorang mengalami diabetes. Dengan gaya hidup yang sehat dan pola makan yang baik, seseorang belum tentu terkena diabetes meskipun orang tuanya mengalami diabetes.


Apa yang Terjadi Jika Diabetes Dibiarkan?

Kadar gula darah yang dibiarkan tinggi tanpa penanganan, akan memengaruhi sel-sel tubuh dan menyebabkan kerusakan organ tubuh, hingga terjadi berbagai komplikasi berbahaya, seperti gagal ginjal, kerusakan mata, infeksi luka (gangren), bahkan stroke dan serangan jantung. Oleh sebab itu, orang yang terkena diabetes perlu mendapatkan penanganan yang tepat.


Lebih Parah Diabetes Tipe 1 atau Tipe 2?

Diabetes tipe 1 lebih parah karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel penghasil insulin, membuat tubuh tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Pasien diabetes tips 1 harus bergantung pada suntikan insulin seumur hidup. Diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin, biasanya bisa dikelola dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat. Meski demikian, keduanya berisiko menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.


Apa Ciri-Ciri Penyakit Diabetes yang Sudah Parah?

Ciri-ciri diabetes yang sudah parah meliputi luka sulit sembuh, munculnya gangguan penglihatan, rasa kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan, penurunan berat badan drastis, serta sering merasa lelah. 

Jika tidak ditangani, diabetes yang sudah parah dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan organ vital. Segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mencegah terjadinya komplikasi.


Berapa Lama Penderita Diabetes Dapat Bertahan?

Menurut riset, diabetes dapat mengurangi angka harapan hidup penderitanya hingga sebanyak 10-20 tahun. Namun, lamanya orang dengan diabetes bertahan hidup bisa diperpanjang dengan perawatan yang tepat dan menerapkan gaya hidup sehat.


Dengan perawatan yang benar, penderita diabetes bisa hidup puluhan tahun dan tetap aktif. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk deteksi dini komplikasi.


Baca juga: Tetap Sehat dan Bahagia dengan Diabetes



Diabetes bukanlah kondisi medis yang bisa diatasi dengan sekali pengobatan saja. Kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam, lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, dan penerapan pola hidup sehat memegang peran penting dalam keberhasilan pengendalian diabetes. Tidak hanya aspek fisik, evaluasi psikis penderita diabetes pun menjadi poin penting yang akan dilakukan dokter saat kontrol rutin.


Referensi:

  1. Hur KY, Moon MK, et al,. 2021 clinical practice guidelines for diabetes mellitus in Korea. Diabetes & metabolism journal. 2021. (https://synapse.koreamed.org/articles/1147890). Diakses pada 10 Mei 2024.
  2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Managing Diabetes. (https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/managing-diabetes). Direvisi terakhir Oktober 2023. Diakses pada 10 Mei 2024 .
  3. Cleveland Clinic. Diabetes. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7104-diabetes). Direview terakhir 17 Februari 2023. Diakses pada 10 Mei 2024.
  4. Mayo Clinic. Diabetes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444). Direvisi terakhir 27 Maret 2024. Diakses pada 10 Mei 2024.
  5. National Health Services. Diabetes. (https://www.nhs.uk/conditions/diabetes/). Direvisi terakhir 6 Maret 2023. Diakses pada 10 Mei 2024.