Oleh Tim RS Pondok Indah
Dislokasi bahu adalah pergeseran lokasi normal dari tulang yang menyusun persendian ini. Langkah penanganannya memang sederhana, tetapi tidak bisa sembarangan!
Sendi merupakan lokasi bertemunya beberapa tulang, yang memungkinkan pergerakan tubuh. Salah bahu merupakan salah satu bagian yang penting, karena pergerakan bahu cukup krusial dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sendi bahu terdiri dari tulang lengan (humerus) dan tulang belikat (skapula). Risiko dislokasi pada bahu lebih besar karena persendian ini paling fleksibel dengan rentang gerak yang luas. Selain itu, sendi bahu memiliki rongga yang tergolong dangkal, sehingga gaya atau dorongan yang besar pada bagian bahu bisa menyebabkan pergeseran sendi bahu. Dislokasi dapat terjadi ketika seseorang mengalami cedera, baik saat berolahraga maupun dalam aktivitas sehari-hari. Bila Anda mencurigai terjadinya dislokasi bahu, segera ke IGD terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai.
Dislokasi bahu adalah suatu cedera yang menyebabkan keluarnya bonggol tulang humerus dari mangkok sendi yang merupakan bagian dari tulang skapula. Dislokasi bahu sering terjadi ketika seseorang mengalami cedera saat berolahraga, mengalami kecelakaan, atau terjatuh. Mereka yang gemar berolahraga, lansia, serta memiliki persendian yang lentur juga diketahui lebih sering mengalami dislokasi bahu.
Meski semua dislokasi bahu bisa sembuh dengan sempurna, Anda tetap perlu mengetahui langkah penanganan yang sesuai untuk menghindari risiko dislokasi berulang maupun terjadinya cedera pada bagian di sekitar sendi bahu.
Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Leher! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Dislokasi bahu bisa dibedakan berdasarkan arah terjadinya pergeseran sendi, yakni ke arah depan (dislokasi bahu anterior), belakang (dislokasi bahu posterior), maupun samping (dislokasi bahu lateral).
Sedangkan berdasarkan jauhnya pergeseran sendi yang terjadi, dislokasi bahu bisa dibedakan menjadi:
Baca juga: 6 Jenis Cedera Lutut dan Penanganannya
Mereka yang mengalami dislokasi bahu, biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti berikut ini:
Meski tidak selalu parah, dislokasi bahu tetap dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Terlebih lagi, dislokasi bahu berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan otot, saraf, atau pembuluh darah bila didiamkan tanpa penanganang yang tepat. Jadi, segera periksakan diri ke dokter spesialis kedokteran olahraga apabila Anda merasakan gejala di atas.
Baca juga: Mengenal Cedera Engkel, Penyebab Serta Cara Menanganinya
Adanya pergeseran lokasi bahu disebabkan oleh semua kondisi yang melibatkan kekuatan besar sehingga bisa mendorong tulang lengan dari persendian. Beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab dislokasi bahu meliputi:
Baca juga: Cedera Hamstring: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Semua orang bisa saja mengalami kondisi ini, tetapi mereka yang memiliki faktor risiko dislokasi bahu akan mungkin mengalami pergeseran sendi bahu. Beberapa faktor risiko dislokasi bahu yang dimaksud, meliputi:
Baca juga: Nyeri Bahu, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Penanganan sesegera mungkin dan sesuai untuk kasus dislokasi bahu sangat penting untuk mencegah komplikasinya. Sebab, dislokasi bahu bisa saja berulang serta menyebabkan kerusakan pada saraf, otot, pembuluh darah, maupun jaringan di sekitar sendi bahu yang dislokasi. Bahkan dislokasi bahu bisa menyebabkan terjadinya patah tulang maupun robekan otot yang memerlukan penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis bedah tulang.
Kebanyakan kasus dislokasi bahu merupakan kondisi akut, yang kejadiannya baru. Dokter hampir bisa memastikan adanya dislokasi bahu melalui pemeriksaan fisik, tetapi mengetahui mekanisme terjadinya dislokasi bahu, keparahan keluhan yang Anda alami, serta faktor risiko yang dimiliki juga perlu diketahui melalui proses anamnesis.
Untuk memastikannya, dokter akan meminta pemeriksaan penunjang, berupa rontgen, USG, CT-Scan, maupun MRI. Selain menegakkan diagnosa dislokasi, rontgen juga berguna untuk memastikan sejauh mana pergeseran sendi yang terjadi, sekaligus menepis kemungkinan terjadinya patah tulang.
Ketika diagnosis sudah ditegakkan, barulah dokter bisa memberikan pengobatan dislokasi bahu yang sesuai. Penanganan ini harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah pembengkakan dan nyeri yang makin parah. Beberapa penanganan yang bisa diberikan untuk mengatasi dislokasi bahu adalah:
Merupakan upaya pengobatan dislokasi bahu paling awal yang bisa dilakukan dengan mengembalikan posisi tulang bahu. Sebelum dilakukan, dokter akan memberikan pasien beberapa obat untuk mengurangi nyeri selama prosedur dilakukan.
Operasi jarang dilakukan untuk mengatasi dislokasi bahu. Metode penanganan ini hanya dilakukan untuk mengobati dislokasi bahu yang menyebabkan kerusakan saraf maupun pembuluh darah.
Selain itu, operasi juga dilakukan untuk mengatasi dislokasi bahu yang berulang. Sebab dislokasi bahu yang terjadi berulang bisa menyebabkan jaringan penyokong di sekitar sendi menjadi longgar. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan operasi yang bertujuan mengencangkan jaringan penyokong dan mengembalikan posisi bahu.
Setelah dikembalikan pada posisi semula, dokter akan memasangkan alat penyangga, seperti bebat, gendongan, maupun gips. Tujuan dipasangnya penyangga ini adalah untuk memastikan posisi bahu tidak bergeser selama proses pemulihan, hingga akhirnya kondisi dinyatakan benar-benar sembuh, yang biasa memakan waktu 3-4 bulan. Durasi pemakaian alat penyangga bisa beragam, antara beberapa hari-3 minggu.
Baca juga: Hindari Cedera Olahraga
Setelah dilakukan pengobatan dislokasi bahu oleh dokter, Anda akan disarankan untuk melakukan perawatan mandiri untuk memaksimalkan pemulihan. Beberapa penanganan mandiri untuk dislokasi bahu yang bisa Anda lakukan, antara lain:
Selain itu, dokter spesialis kedokteran olahraga juga akan menyarankan fisioterapi untuk mempercepat pemulihan dislokasi bahu. Fisioterapi juga berguna untuk melatih kekuatan otot di sekitar sendi bahu, sehingga pergerakan, stabilitas dan kekuatannya bisa kembali seperti semula. Beberapa fisioterapi dislokasi bahu yang dilakukan bisa berupa TENS, terapi manual atau terapi pijat, maupun terapi fisik, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.
Guna memaksimalkan proses pemilihan, jadwalkan sesi terapi di Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah - Bintaro Jaya. Sebab SMIRC menyediakan terapi yang berfokus pada kondisi masing-masing orang. Dengan demikian, proses pemulihan setelah dislokasi bahu yang Anda alami bisa lebih cepat dan optimal, karena dilakukan dan diawasi oleh tenaga medis, termasuk dokter spesialis yang telah terlatih serta kompeten di bidangnya.
Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya
Dislokasi bahu bisa menjadi kondisi yang berbahaya karena berpotensi merusak jaringan otot, ligamen, dan saraf di sekitar sendi bahu. Jika tidak segera ditangani, bahu dapat mengalami pembengkakan dan nyeri kronis. Selain itu, bahu juga bisa menjadi lemah dan rentan mengalami dislokasi berulang.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat ketika mengalami dislokasi bahu. Segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis kedokteran olahraga agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat.
Anda tidak disarankan mengurut bahu yang mengalami dislokasi tanpa konsultasi medis. Mengurut bahu yang mengalami dislokasi tanpa keahlian justru bisa memperburuk cedera dan meningkatkan risiko kerusakan jaringan dan bahkan kerusakan saraf.
Waktu pemulihan dislokasi bahu biasanya sekitar 3-12 minggu, tergantung tingkat keparahan cedera dan metode penanganannya. Waktu ini bisa lebih lama jika cedera tersebut parah atau sering kambuh. Setelah pengembalian posisi tulang, terkadang diperlukan fisioterapi untuk memulihkan kekuatan dan fleksibilitas pada bahu.
Fisioterapi bisa membantu proses pemulihan dislokasi bahu. Terapi ini bertujuan menguatkan otot-otot sekitar bahu, mengurangi rasa nyeri, dan sebagai latihan untuk meningkatkan mobilitas.
Untuk mencegah dislokasi bahu, lakukanlah hal-hal berikut ini:
Referensi: