Kenali Gagal Ginjal Akut Sedini Mungkin untuk Pemulihan yang Optimal

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 10 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gagal ginjal akut bisa membahayakan jiwa. Tapi dengan mengenali dan penanganan dini, kondisi ini bisa sembuh. Jadi, mari kenali gejala gagal ginjal akut di sini

Kenali Gagal Ginjal Akut Sedini Mungkin untuk Pemulihan yang Optimal

Ginjal memegang peran penting sebagai organ yang menyaring dan membuang zat sisa dari dalam tubuh. Adanya gangguan pada ginjal, termasuk gagal ginjal akut, dapat menyebabkan penumpukan zat sisa, yang bila terjadi secara terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, mengenali gejala gagal ginjal akut sedini mungkin sangat penting untuk mencegah kerusakan dan mengembalikan fungsi ginjal.


Mengenal Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) adalah kondisi yang menggambarkan terhentinya fungsi ginjal, baik salah satu atau keduanya, secara mendadak. Akibatnya, zat sisa metabolisme akan menumpuk kemudian menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.


Penanganan dini dapat memulihkan kesehatan ginjal. Namun, ketika kondisi ini tidak dikenali dan ditangani sedini mungkin, gagal ginjal akut bisa berkembang menjadi gagal ginjal kronis, bahkan membahayakan nyawa penderitanya.



Penyebab Gagal Ginjal Akut

Ginjal bekerja sebagai penyaring zat sisa dari seluruh tubuh yang ada dalam darah untuk kemudian dikeluarkan melalui urine. Adanya gangguan pada aliran darah menuju ginjal, gangguan pada ginjal, maupun pada saluran pengeluaran urine, merupakan penyebab gangguan ginjal akut.


Mengingat cara kerjanya, penyebab gagal ginjal akut dibedakan menjadi 3 kelompok besar, sebagai berikut ini:


1. Gangguan aliran darah ke ginjal

Beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan aliran darah masuk ke dalam ginjal, antara lain:


  • Dehidrasi berat akibat diare maupun muntah parah 
  • Perdarahan hebat yang menyebabkan kehilangan banyak darah
  • Penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan gagal jantung
  • Infeksi, bahkan sepsis
  • Penyakit hati, termasuk gagal hati maupun sirosis
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti ibuprofen, aspirin, dan obat tekanan darah tinggi
  • Reaksi alergi yang parah (anafilaksis)
  • Luka bakar yang parah


2. Gangguan pada ginjal

Adanya gangguan pada ginjal juga bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Beberapa gangguan pada ginjal yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Sumbatan pembuluh darah di ginjal maupun sekitarnya, baik oleh gumpalan darah maupun penumpukan kolesterol.
  • Glomerulonefritis, atau peradangan pada bagian yang bertugas sebagai penyaring dalam ginjal.
  • Pielonefritis atau infeksi ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi penyaringan ginjal. Salah satu penyebabnya adalah infeksi SARS CoV-2 maupun leptospirosis berat (penyakit Weil).
  • Sindrom hemolitik uremik, akibat proses penghancuran sel darah merah yang terjadi lebih cepat. 
  • Skleroderma, sekelompok penyakit langka yang menyerang kulit dan jaringan ikat.
  • Rhabdomyolysis, atau kerusakan sel-sel otot yang menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya gagal ginjal akut.
  • Sindrom tumor lisis, merupakan kondisi saat sel-sel tumor yang hancur menyebabkan pelepasan zat beracun dalam darah, sehingga merusak ginjal.
  • Penyakit lupus (systemic lupus erythematosus atau SLE), yang merupakan penyakit autoimun yang salah satu komplikasinya berupa glomerulonefritis.
  • Penggunaan obat tertentu, termasuk antibiotik, kemoterapi dan zat kontras untuk pemeriksaan radiologi.
  • Zat beracun, seperti yang terkandung dalam makanan maupun minuman beralkohol, logam berat, maupun NARKOBA, terutama kokain.


3. Gangguan pada saluran urine atau saluran pengeluaran zat sisa dari ginjal

Untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme, urine akan dialirkan dari ginjal menuju ke kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih, urine akan ditampung sebelum dikeluarkan melalui uretra. Adanya sumbatan maupun gangguan pada salah satu saluran ini akan menyebabkan urine kembali ke ginjal, bahkan membuat gagal ginjal akut. Berikut ini adalah beberapa gangguan pada saluran urine yang dimaksud:


  • Batu ginjal
  • Cedera saraf yang mengontrol proses berkemih (neurogenic bladder)
  • Pembesaran prostat (benign prostate hyperplasia atau BPH)
  • Gumpalan darah di saluran kemih
  • Sumbatan saluran kemih akibat jaringan parut, baik karena operasi maupun cedera akibat pemasangan selang kencing
  • Tumor maupun kanker pada saluran kemih dan organ di sekitarnya, seperti kanker buli, kanker prostat, kanker serviks, atau kanker usus besar


Penyakit gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk itu, jaga kesehatan ginjal Anda dengan menjadwalkan pemeriksaan ke dokter spesialis urologi.


Baca juga: Hindari Penyakit Ginjal Kronis


Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut lebih sering dialami oleh mereka yang memiliki kondisi khusus. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko gagal ginjal akut:


  • Berusia lebih dari 65 tahun
  • Mengalami penyakit arteri perifer, atau adanya sumbatan pada pembuluh darah tepi (pembuluh darah yang ada di tangan maupun kaki)
  • Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, gagal jantung, penyakit hati, maupun penyakit ginjal
  • Dirawat di rumah sakit, terutama yang memerlukan perawatan intensif (di ICU), untuk kondisi yang parah 
  • Menderita kanker atau sedang menjalani pengobatan untuk kanker


Bagi Anda yang memiliki faktor risiko di atas, sangat disarankan untuk melakukan skrining kesehatan secara berkala sebelum terjadi keluhan. Executive Health Check Up di RS Pondok Indah menyediakan berbagai paket pemeriksaan yang bisa Anda pilih, sebagai langkah awal pencegahan gagal ginjal akut.



Gejala Gagal Ginjal Akut

Penderita gagal ginjal akut bisa mengalami gejala yang terjadi secara mendadak. Keluhan yang muncul dalam beberapa jam hingga hari setelah terjadi penurunan fungsi ginjal tersebut dikenal sebagai gejala gagal ginjal akut, berupa:


  • Flank pain atau nyeri pada punggung samping, antara tulang rusuk dan tulang pinggul
  • Mual dan muntah
  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil dan volume urine (oligouria), bahkan tidak kencing sama sekali (anuria)
  • Bau napas tidak sedap
  • Tidak nafsu makan
  • Ruam kulit atau kulit gatal
  • Penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan (edema) di kaki dan tangan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada atau dada terasa berat maupun seperti tertekan
  • Denyut jantung tidak teratur atau gangguan irama jantung (aritmia)
  • Mudah lelah
  • Kejang, untuk kasus parah
  • Penurunan kesadaran, bisa linglung bahkan koma


Terkadang, penderita gagal ginjal akut bisa saja tidak bergejala. Kondisi ini justru diketahui ketika penderitanya melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain. Sedangkan untuk gagal ginjal akut pada anak, Anda bisa mengenalinya dengan berkurangnya frekuensi buang air kecil, pembengkakan, demam, kelelahan, muntah, dan diare. Semua keluhan terjadi secara tiba-tiba dan mengalami perburukan dengan cepat.


Baca juga: Menangani Batu Ginjal Minim Nyeri dengan ESWL


Diagnosis Gagal Ginjal Akut

Doker akan mengalami pemeriksaan dengan anamnesa, yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Kedua hasil pemeriksaan tersebut akan dipastikan dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan penunjang.


Beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa gagal ginjal akut adalah pemeriksaan darah untuk menilai fungsi ginjal, pemeriksaan urine untuk melihat fungsi penyaringan ginjal serta mengukur jumlah urine yang diproduksi, USG, CT-Scan, maupun MRI. Sedangkan pemeriksaan biopsi ginjal, biasa dilakukan untuk memastikan kerusakan ginjal. 


Pengobatan Gagal Ginjal Akut

Setelah melakukan pemeriksaan, barulah dokter bisa menentukan penanganan yang sesuai. Tujuan utama penanganan gagal ginjal akut adalah mencegah komplikasi dan memulihkan fungsi ginjal. Untuk itu, pasien gagal ginjal akut perlu dirawat inap guna mengoptimalkan pengobatannya. Durasi rawat masing-masing pasien berbeda, tergantung dari kerusakan dan kecepatan pemulihan ginjal.


Dokter akan menyesuaikan pengobatan dengan penyebab terjadinya gagal ginjal akut, yang dilakukan dengan:


1. Terapi Cairan

Terapi cairan dengan menghitung kebutuhan cairan harian yang diberikan melalui cairan infus, untuk kasus gagal ginjal akut akibat dehidrasi berat, maupun melakukan transfusi darah untuk kasus perdarahan hebat.


2. Peresepan Obat

Peresepan obat khusus, untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit maupun untuk mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh.


Pemberian obat antibiotik juga dapat dilakukan melalui pembuluh darah. Obat antibiotik bisa saja diberikan pada kasus gagal ginjal akut yang disebabkan oleh infeksi.


3. Penyesuaian Pola Makan

Menyesuaikan pola makan yang sehat untuk ginjal, yakni dengan membatasi asupan nutrisi tertentu, seperti garam dan kalium.


4. Cuci Darah

Cuci darah hanya akan dilakukan pada kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan kerusakan ginjal parah, dengan tujuan mengeluarkan zat-zat beracun dari dalam tubuh.


Baca juga: Ragam Penanganan Batu Ginjal



Komplikasi Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut merupakan kondisi yang masih bisa disembuhkan, asal dikenali dan diobati dengan cepat dan tepat. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit gagal ginjal akut bisa menyebabkan komplikasi berupa:


  • Penumpukan cairan di paru (edema paru) yang menyebabkan nyeri dada
  • Ketidakseimbangan elektrolit (hiperkalemia) maupun keasaman tubuh (asidosis metabolik) yang bisa menyebabkan koma, bahkan kematian
  • Perdarahan saluran cerna 
  • Kerusakan ginjal permanen


FAQ


Apa Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis?

Gagal ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan bisa pulih jika ditangani dengan cepat. Sedangkan, gagal ginjal kronis berkembang perlahan, biasanya karena penyakit yang berlangsung lama seperti diabetes atau hipertensi, dan bersifat permanen.


Berapa Lama Gagal Ginjal Akut Terjadi?

Gagal ginjal akut bisa terjadi dalam hitungan jam hingga beberapa hari. Kondisi ini biasanya berkembang cepat dan butuh penanganan medis segera. Jika ditangani dengan baik, fungsi ginjal bisa pulih kembali dalam beberapa minggu atau bulan.


Apakah Gagal Ginjal Akut Bisa Sembuh Tanpa Cuci Darah?

Beberapa kasus gagal ginjal akut bisa sembuh tanpa cuci darah jika ditangani cepat dan penyebabnya teratasi. Cuci darah biasanya hanya akan dilakukan apabila gagal ginjal akut menyebabkan kerusakan parah pada fungsi ginjal. 


Guna mencegah terjadinya gagal ginjal akut, Anda disarankan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter guna memastikan penyakit kronis yang diderita dalam kondisi yang terkontrol. Pemeriksaan rutin juga akan membantu dokter memastikan bahwa penyakit yang Anda derita tidak menyebabkan komplikasi, termasuk gangguan pada ginjal. 


Selain itu, Anda yang memiliki faktor risiko gagal ginjal akut sebaiknya juga menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran pakai, bahkan lebih baik, hanya yang diresepkan oleh dokter.


Anda juga sebaiknya mulai memeriksakan kesehatan secara rutin ke dokter spesialis urologi jika memiliki faktor risiko menderita gagal ginjal akut. Mengingat tidak semua kasus gagal ginjal menunjukkan gejala. Selain mengetahui gagal ginjal akut sedini mungkin, pemeriksaan rutin juga bisa membantu Anda menjaga kesehatan ginjal serta skrining gangguan ginjal lainnya.


Supaya lebih optimal, pilihlah rumah sakit dengan dokter spesialis dan fasilitas medis terbaik, seperti RS Pondok Indah. Sebab pelayanan dan fasilitas medis yang terbaik dapat membantu Anda untuk menjaga kesehatan dengan lebih optimal, termasuk mencegah dan mengatasi gagal ginjal akut.




Referensi:

  1. Zarbock A, Koyner JL, et al,. Sepsis-associated acute kidney injury—treatment standard. Nephrology Dialysis Transplantation. 2024. (https://academic.oup.com/ndt/article/39/1/26/7218568#431469946). Diakses pada 11 Juli 2024.
  2. Turgut F, Awad AS, Abdel-Rahman EM. Acute kidney injury: medical causes and pathogenesis. Journal of Clinical Medicine. 2023. (https://www.mdpi.com/2077-0383/12/1/375). Diakses pada 11 Juli 2024.
  3. Zarbock A, Nadim MK, et al,. Sepsis-associated acute kidney injury: consensus report of the 28th Acute Disease Quality Initiative workgroup. Nature Reviews Nephrology. 2023. (https://www.nature.com/articles/s41581-023-00683-3). Diakses pada 11 Juli 2024.
  4. Kellum JA, Romagnani P, et al,. Acute kidney injury. Nature reviews Disease primers. 2021. (https://www.nature.com/articles/s41572-021-00284-z ). Diakses pada 11 Juli 2024.
  5. Legrand M, Bell S, et al,. Pathophysiology of COVID-19-associated acute kidney injury. Nature Reviews Nephrology. 2021. (https://www.nature.com/articles/s41581-021-00452-0). Diakses pada 11 Juli 2024.
  6. Ronco C, Reis T, Husain-Syed F. Management of acute kidney injury in patients with COVID-19. The Lancet Respiratory Medicine. 2020. (https://www.thelancet.com/journals/lanres/article/PIIS2213-2600(20)30229-0/fulltext). Diakses pada 11 Juli 2024.
  7. American Urological Association. Kidney (Renal) Failure. (https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/k/kidney-(renal)-failure). Diakses pada 11 juli 2024. 
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gangguan Ginjal Akut. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1872/gangguan-ginjal-akut). Direvisi terakhir 30 November 2022. Diakses pada 11 Juli 2024.
  9. Cleveland Clinic. Kidney Failure. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17689-kidney-failure). Direvisi terakhir 4 Oktober 2022. Diakses pada 11 Juli 2024.
  10. Mayo Clinic. Acute Kidney Failure. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-failure/symptoms-causes/syc-20369048). Direvisi terakhir 30 Juli 2022. Diakses pada 11 Juli 2024.