Fotokoagulasi Laser mengatasi mata buram akibat diabetes dengan menutup pembuluh darah bocor di retina, mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga penglihatan.
Ada beberapa masalah kesehatan mata yang muncul akibat komplikasi diabetes, salah satunya, retinopathy diabetic. Pada kondisi kronis, bahkan bisa menyebabkan stroke mata penyumbatan plak secara langsung di pembuluh darah mata yang vital.
Retinopathy diabetic dikatakan sebagai penyumbatan secara perlahan-lahan. Kadar gula tinggi dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina. Pada retinopathy diabetic, pembuluh darah dapat membengkak dan timbul kebocoran.
Akibatnya terjadi gangguan suplai nutrisi dan oksigen pada retina melalui pembuluh darah. Kondisi tersebut memicu pertumbuhan-pertumbuhan darah baru yang tidak sempurna atau mikro-aneurisma-jika pecah dapat menyebabkan efek seperti stroke pada mata.
Retinopathy diabetic ditandai dengan adanya pembuluh darah abnormal dan eksudat di retina. Kondisi ini biasanya terlihat pada pasien diabetes dengan gula darah yang tidak terkontrol (HbA1c di atas 8) dalam lima tahun.
Kemungkinannya meningkat 50 persen bagi penderita diabetes selama 10 tahun, dan menjadi 90 persen bagi penderita diabetes selama 15 tahun.
Pasien biasanya tidak peduli dengan kondisi ini. Kecemasan baru muncul ketika pembuluh darah abnormal pecah dan terjadi pendarahan vitreous. Gangguan serta penurunan ketajaman penglihatan yang diakibatkan pun bervariasi, tergantung pada bagian retina yang diserang. Bila mengena langsung di bintik kuning (macula), sudah tentu pandangan menjadi buram.
Sebagai penanganan sejumlah gangguan mata akibat komplikasi diabetes dan hipertensi, utamanya retinopathy diabetic, fotokoagulasi laser menjadi salah satu alternatif tindakan yang paling efisien, akurat, mudah, dan terjangkau.
Menggunakan sejumlah lensa, fotokoagulasi laser memancarkan laser berupa energi cahaya yang diaplikasikan pada jaringan target. Energi cahaya tersebut lalu diubah menjadi energi panas.
Penerapan fotokoagulasi laser pada kasus retinopathy diabetic dimanfaatkan untuk mematikan pembuluh darah abnormal, mencegah kebocoran cairan dari pembuluh darah retina, serta mencegah terjadinya pelepasan lapisan retina pada kasus penipisan retina perifer.
Meski begitu, ada beberapa pertimbangan dalam menerapkan teknik laser dalam penanganan retinopathy diabetic. Penggunaan laser dianjurkan pada kuadran-kuadran yang tidak berada di papilloma-macular bundle.
Tindakan ini hanya dilakukan jika pembuluh darah abnormal tidak berada di macula atau pada eksudat yang sudah terlalu banyak. Jika pembuluh darah abnormal sudah menyebar sampai ke daerah makula, penanganan dilakukan dengan penyuntikan anti Vascular Endhothelial Growth Factor (anti.VEGF).
Karenanya, penanganan retinopathy diabetic dengan laser terkadang dikombinasikan dengan injeksi anti-VEGF.
Penggunaan laser memang dianggap lebih mudah, lebih jelas terlihat, dan hasilnya lebih pasti. Tetapi, tetap ada perlukaan, meski sangat kecil. Usai tindakan laser, keberadaan inner blood-retinal barrier dan outer blood-retinal barrier pun sangat rawan.
Karenanya, para pasien sebaiknya dapat menjaga kadar gula sebelum menjalani penanganan ini setidaknya kadar gula dalam tubuh di bawah 200 (HbA1c dibawah 8). Hal ini untuk mencegah efek perlukaan dan meningkatnya kadar gula darah akibat laser. Kondisi gula darah yang tak terkendali dikhawatirkan malah akan mengganggu hasil laser.
Proses penembakan laser memanfaatkan fotokoagulasi laser ini terbilang ringkas dan bisa dilakukan langsung di ruang klinik tanpa harus masuk ke ruang bedah. Tindakan ini juga diyakini tidak menyakitkan.
Teknik yang termasuk micro-invasive surgery ini hanya menimbulkan sensasi yang mengejutkan dan tidak nyaman pada mata akibat kilauan cahaya yang sangat kuat selama beberapa saat.