Ketahui Penyebab Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya Agar Tidur Lebih Berkualitas

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 13 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gangguan tidur bisa memengaruhi kesehatan mental maupun fisik penderitanya. Oleh karena itu, gangguan pada pola tidur ini perlu diatasi dengan cara yang tepat.

Ketahui Penyebab Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya Agar Tidur Lebih Berkualitas

Normalnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur malam sekitar 7-9 jam. Namun, seseorang yang mengalami gangguan tidur justru memiliki waktu tidur yang cukup singkat atau justru sangat panjang. 


Padahal, tidur lebih dari sekadar memuaskan rasa kantuk. Mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap hari sangatlah penting untuk menjaga tubuh tetap sehat, membuat tubuh lebih berenergi, meningkatkan fokus, dan membuat suasana hati tetap stabil.


Apa Itu Gangguan Tidur?

Gangguan tidur merupakan kondisi yang mempengaruhi kualitas dan durasi waktu tidur seseorang di malam hari. 


Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena tubuh yang kekurangan waktu tidur bisa menimbulkan dampak buruk, mulai dari tubuh rentan sakit, emosi tidak stabil dan lebih sensitif, sulit fokus ketika beraktivitas, serta bisa mengalami kecelakaan karena berkendaraan saat mata sangat mengantuk.


Baca juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya



Jenis Gangguan Tidur

Gangguan tidur dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:


1. Insomnia

Insomia yaitu gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya susah tidur setiap malam, setidaknya selama 3 bulan. Kondisi ini menyebabkan tubuh terasa sangat lelah dan mudah tersinggung.


2. Sleep apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur di mana penderitanya mendengkur dan berhenti napas secara tiba-tiba ketika tidur.


3. Narkolepsi

Gangguan tidur di mana penderitanya tidak bisa mengatur kapan waktu tertidur dan berapa lama tetap terjaga. Kondisi ini bisa menimbulkan serangan tidur mendadak pada penderitanya.


4. Restless Legs Syndrome (RLS)

Gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya menggerakkan kaki saat istirahat atau sebelum tidur.


5. Parasomnia

Perilaku atau suatu hal yang mengganggu ketika tidur, seperti tidur sambil berjalan atau mengigau.


6. Hipersomnia

Ketidakmampuan untuk tetap terjaga di siang hari meski sudah tidur cukup lama ketika malam hari.


7. Bruxism

Gangguan tidur di mana penderitanya menggesekkan atau menggemeretakkan gigi saat tidur. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit rahang atau kerusakan gigi.


8. Shift work sleep disorder

Kesulitan tidur yang disebabkan oleh jadwal kerja yang tidak teratur, contohnya pekerja shift.


9. Gangguan ritme sirkadian

Gangguan tidur yang terjadi karena jam biologis tubuh atau ritme sirkadian tidak normal. Jadi, penderita gangguan tidur ini tidak bisa tidur dan bangun tidur secara normal.


10. Jet lag

Gangguan siklus tidur akibat perubahan zona waktu yang cepat karena melakukan penerbangan jarak jauh sebelumnya.


Baca juga: Tidur Berkualitas, Aktivitas Lancar


Gejala Gangguan Tidur

Seseorang yang mengidap gangguan tidur akan mengalami gejala berikut ini:


  • Sulit tidur di malam hari
  • Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur
  • Mudah terbangun ketika tidur tetapi sulit untuk tidur kembali
  • Tidur sambil berjalan
  • Memiliki kebiasaan mendengkur, menggeretakkan atau menggesekkan gigi, serta tidur berjalan
  • Tersedak saat tidur
  • Merasa sulit bergerak ketika tidur
  • Sering mengantuk pada pagi dan siang hari
  • Tidur ketika bukan waktu tidur, seperti saat menyetir atau sedang bekerja
  • Berhenti napas sejenak atau terengah-engah saat tidur
  • Kaki atau lengan terasa kesemutan


Jika Anda mengalami semua gejala di atas, sudah saatnya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.


Baca juga: Insomnia Hilang, Tidur pun Tenang


Penyebab Gangguan Tidur

Gangguan tidur bisa disebabkan oleh banyak hal, yaitu:


  • Kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, asma, atau gangguan saraf.
  • Mengalami gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi
  • Faktor genetik 
  • Efek samping penggunaan obat-obatan tertentu
  • Bekerja dalam shift
  • Mengonsumsi kafein atau alkohol dalam jumlah berlebihan sebelum tidur


Selain penyebab di atas, gangguan tidur juga bisa disebabkan oleh rendahnya kadar hormon di otak. Yang menyebabkan Anda tidak bisa tidur meski sudah sangat mengantuk.


Baca juga: Akupunktur untuk Insomnia: Cara Mengatasi Gangguan Tidur Tanpa Obat


Faktor Risiko Gangguan Tidur

Ada beberapa kondisi yang diduga menyebabkan gangguan tidur lebih mudah terjadi. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko gangguan tidur:


  • Memiliki gangguan medis tertentu
  • Mengalami stres
  • Memiliki gangguan mental
  • Bekerja shift
  • Memiliki riwayat gangguan tidur pada keluarga
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, kafein, juga minuman beralkohol
  • Berusia lebih dari 65 tahun


Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat jika sulit tidur setiap hari, sering mengantuk di siang hari meski sudah tidur lelap saat malam, tubuh terasa sangat lelah walau sudah cukup tidur, atau sering mengalami micro-sleep ketika mengemudi, maupun mengalami penurunan kualitas hidup.


Jangan menunda konsultasi, sebab gangguan tidur tidak hanya mengganggu kegiatan sehari-hari, tetapi juga dapat membahayakan diri dan meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti stroke, depresi, maupun serangan jantung.


Baca juga: Gangguan Tidur ke Dokter Apa?



Diagnosis Gangguan Tidur

Melalui pemeriksaan, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait, durasi waktu tidur, sering terbangun saat malam hari atau tidak, serta sering tertidur tanpa sadar saat beraktivitas.


Dokter juga mungkin akan menanyakan kepada pasangan Anda, terkait kebiasaan Anda saat tidur, misalnya mendengkur, tidur berjalan, atau mengigau.


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, antara lain memeriksa saluran pernapasan, mulai dari mulut, hidung, sampai tenggorokan.


Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:


  • Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di otak
  • Polisomnografi untuk menganalisis kadar oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur
  • CT-scan untuk mendeteksi kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur
  • Tes darah untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur


Baca juga: Si Kecil Kerap Mendengkur? Kenali Bahaya Mendengkur pada Anak


Pengobatan Gangguan Tidur

Cara mengobati gangguan tidur sangat tergantung dengan penyebab utamanya. Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi gangguan tidur:


1. Perubahan gaya hidup

Untuk meningkatkan kualitas tidur, Anda perlu melakukan beberapa perubahan gaya hidup, seperti:


  • Rutin berolahraga
  • Hindari aktivitas berat atau olahraga menjelang tidur
  • Kelola stres dengan baik
  • Konsumsi makanan sehat bergizi, seperti aneka buah dan sayuran
  • Buat jadwal tidur harian dan terapkan dengan disiplin
  • Kurangi konsumsi kafein dan minuman beralkohol, khususnya pada malam hari
  • Berhenti merokok
  • Hentikan penggunaan gadget setidaknya 30 menit sebelum tidur


2. Psikoterapi

Salah satu cara untuk mengatasi gangguan tidur adalah dengan melakukan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif. Terapi ini berfokus pada pola pikir dan perasaan penderita gangguan tidur agar bisa mengantuk dan cepat terlelap di malam hari.


3. Obat-obatan

Ada beberapa jenis obat yang bisa dokter berikan untuk mengobati pasien gangguan tidur, antara lain obat penenang, obat tidur, juga obat antidepresan. Selain obat, dokter juga mungkin akan meresepkan suplemen melatonin.


4. Terapi cahaya

Terapi ini bertujuan untuk mengatasi gangguan tidur, seperti insomnia dan jet lag. Untuk melakukannya, dokter akan meminta pasien duduk di kursi, kemudian dokter akan menyalakan alat khusus yang memancarkan cahaya. Pancaran cahaya akan meningkatkan produksi hormon melatonin sehingga siklus tidur dan bangun pasien jadi lebih teratur.


5. Penggunaan alat khusus saat tidur

Bagi penderita gangguan tidur sleep apnea, dokter mungkin akan merekomendasikan pemasangan alat khusus ketika pasien tidur. Alat ini disebut dengan CPAP (continuous positive airway pressure). 

Alat ini bertujuan untuk membuat saluran pernapasan tetap terbuka saat pasien tidur sehingga oksigen bisa masuk ke dalam tubuh. Cara ini mampu meningkatkan kualitas tidur pasien dan mengurangi risiko munculnya penyakit jantung dan stroke.


6. Tindakan operasi

Bagi penderita sleep apnea yang parah, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan operasi untuk menempatkan alat kecil seperti generator di bawah kulit dada bagian atas. Alat ini bertujuan untuk membuka jalan napas.


Baca juga: Bruksisme, Kebiasaan Menggertakkan Gigi yang Perlu Diwaspadai


Komplikasi Gangguan Tidur

Gangguan tidur tidak boleh dibiarkan, karena kondisi ini bisa menimbulkan beragam komplikasi yang mengganggu kesehatan, seperti:


  • Peningkatan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan stroke
  • Mengganggu kesehatan mental
  • Memicu munculnya ide bunuh diri
  • Kehilangan pekerjaan karena sulit fokus
  • Bagi pasien yang masih berada di bangku sekolah, gangguan tidur juga bisa menyebabkan pasien tidak naik kelas karena sulit untuk belajar
  • Mengalami kecelakaan karena tiba-tiba tertidur saat berkendara


Pencegahan Gangguan Tidur

Agar tidak mengalami gangguan tidur, Anda bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan, antara lain:


  • Menghindari minuman beralkohol, kafein, dan merokok
  • Menghindari bekerja hingga larut malam
  • Selalu tidur sesuai jadwal
  • Hindari penggunaan perangkat elektronik menjelang waktu tidur
  • Rutin berolahraga
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Jangan makan berlebih, sehingga perut terlalu kenyang, menjelang waktu tidur
  • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman


Gangguan tidur perlu ditangani dengan tepat oleh dokter berpengalaman agar kualitas hidup tetap terjaga. Jika Anda mengalami gangguan tidur seperti yang sudah dijelaskan, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Penanganan langsung dari dokter berpengalaman akan membuat gangguan tidur teratasi dan hidup senantiasa produktif.


Baca juga: Anxiety Disorder, ketika Kecemasan Sudah Mengganggu Keseharian



FAQ


Berapa Lama Tidur per Malam yang Normal?

Tidur malam yang disarankan adalah antara 7-9 jam untuk orang dewasa. Namun, kebutuhan tidur dapat bervariasi tergantung usia dan kondisi masing-masing. Selain lama tidur, kualitas tidur juga penting. Tidur yang terputus atau tidak nyenyak dapat mengurangi manfaat tidur meski durasinya cukup.


Cara Mengetahui Apakah Kita Terkena Insomnia?

Insomnia ditandai dengan kesulitan untuk tidur, sulit mempertahankan tidur, atau sering terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Jika Anda mengalami gejala ini setidaknya tiga kali dalam seminggu selama sebulan, bisa jadi ini adalah pertanda insomnia yang perlu Anda konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi.


Apa Yang Harus Dilakukan Jika Sulit Tidur?

Jika Anda sulit tidur, coba tetapkan waktu tidur yang konsisten, buat lingkungan tidur menjadi lebih nyaman, hindari konsumsi kafein atau alkohol sebelum tidur, dan batasi penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur. Jika kesulitan tidur terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat.




Referensi:

  1. San L, Arranz B. The night and day challenge of sleep disorders and insomnia: A narrative review. Actas espanolas de psiquiatria. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10926017/). Diakses pada 10 Februari 2025.
  2. Cleveland Clinic. CPAP Machine. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22043-cpap-machine). Direvisi terakhir 11 September 2024. Diakses pada 10 Februari 2025.
  3. Cleveland Clinic. Hypersomnia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21591-hypersomnia). Direvisi terakhir 27 Oktober 2021. Diakses pada 10 Februari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Parasomnia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12133-parasomnias--disruptive-sleep-disorders). Direvisi terakhir 25 Januari 2025. Diakses pada 10 Februari 2025.
  5. Cleveland Clinic. Sleep Disorders. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11429-sleep-disorders). Direvisi terakhir 19 Juni 2023. Diakses pada 10 Februari 2025.
  6. Mayo Clinic. How many hours of sleep are enough for good health? (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/how-many-hours-of-sleep-are-enough/faq-20057898). Direvisi terakhir 1 Februari 2025. Diakses pada 10 Februari 2025.
  7. Mayo Clinic. Teeth grinding (bruxism). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095). Direvisi terakhir 27 Desember 2024. Diakses pada 10 Februari 2025.