Pertolongan pertama pada cedera tendon Achilles yakni istirahat, kompres es, elevasi kaki dan perban kompresi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Meski memiliki kemampuan menahan bobot hingga sepuluh kali berat tubuh manusia, tendon achilles tetap berisiko mengalami cedera.
Dalam legenda Yunani, Achilles merupakan sosok yang perkasa. Begitu pula dengan salah satu tendon pada tubuh manusia. Tendon achilles mampu menahan bobot hingga sepuluh kali berat tubuh manusia. Walau begitu, bukan berarti tendon satu ini bisa terhindar dari cedera.
Cedera tendon achilles dapat disebabkan oleh beberapa hal:
Pada tahap awal, cedera pada bagian ini ditandai dengan timbulnya nyeri di sekitar tendon achilles, dari tulang calcaneus (tempat tendon achilles menempel). Rasa nyeri disertai kaku dirasakan pada pagi hari dan akan menurun setelah beraktivitas.
Saat berolahraga, disertai kombinasi dengan adrenalin, nyerti dapat tidak terasa. Jika penderita sudah mengalami proses degeneratif, dapat terjadi benjolan di tendon achilles. Sementara, pada kasus trauma tanpa luka, bila terjadi sobekan, penderita tidak mampu berjinjit dengan kaki yang mengalami trauma (meski pada posisi duduk masih dapat berjinjit). Pada kasus tertentu, ditemukan legokan di area tendon ini.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika seseorang mengalami kondisi seperti tersebut. Pada kasus sobekan total, penderita dapat melakukan RICE (rest, ice, compression, elevation). Setelahnya, periksakan kondisi ke dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi.
Sementara bila yang terjadi kasus kronis, pasisen disarankan menambah pemanasan sebelum beraktivitas/berolahraga, dikombinasikan dengan obat anti–inflamasi. Jika masih mengalami keluhan, segera periksakan ke dokter.
Cedera tendon achilles dapat didiagnosa dengan MRI, atau USG jika MRI tidak tersedia. Jika terbukti terdapat cedera pada tendon ini, terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan, yaitu:
Namun, yang terpenting adalah menjaga agar tendon terkuat di tubuh ini tidak sampai mengalami cedera. Melakukan pemanasan agar tendon menjadi elastis dapat mengurangi risiko cedera. Pemanasan yang menjadi pilihan adalah calf stretching (berdiri dan jinjit di pinggir tangga).
Menjaga berat badan ideal juga menurunkan risiko terjadinya cedera pada bagian ini. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan mengganti jenis olahraga dari yang kontak menjadi non-kontak.