Hipertensi dan Penyakit Jantung, Apa Kaitannya?

Jumat, 23 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengupas hubungan kompleks antara hipertensi dan penyakit jantung.

Hipertensi dan Penyakit Jantung, Apa Kaitannya?

Sebagai organ yang bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh, peran jantung sangatlah vital bagi manusia. Di antara berbagai kondisi yang dapat terjadi pada jantung, tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu yang wajib diwaspadai, berapapun usia Anda.


Ketika terjadi hipertensi, jantung menghadapi beban yang lebih berat untuk memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Jika terjadi terus menerus, jantung dapat mengalami perubahan struktural seperti penebalan otot jantung, pembengkakan, jantung melemah, dan menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Performa jantung yang semakin menurun juga dapat berakibat pada beberapa komplikasi, termasuk gagal jantung.


Hipertensi adalah faktor besar yang dapat menyebabkan penyakit jantung, terutama jantung koroner. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang membuat dinding pembuluh darah mengalami inflamasi dan membentuk plak, sehingga meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner. Jika penumpukan plak terjadi pada pembuluh darah besar (aorta), gesekan dari tekanan darah dapat menimbulkan kerusakan dan menyebabkan aneurisma. Komplikasi-komplikasi inilah yang menyebabkan hipertensi mendapatkan reputasi sebagai salah satu silent killer.


Penyebab Hipertensi

Hipertensi terbagi dua, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis yang paling sering ditemukan, tetapi penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, dan berkembang perlahan dalam waktu bertahun-tahun. Sementara hipertensi sekunder disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit lain. Hipertensi sekunder juga dapat terjadi secara mendadak, termasuk pada anak-anak.


Kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain:


  • Obstructive sleep apnea (OSA)
  • Masalah ginjal
  • Tumor kelenjar adrenal
  • Masalah tiroid
  • Penyakit jantung bawaan
  • Obat-obatan terlarang
  • Obat-obatan seperti pil KB, obat flu, dekongestan, dan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas


Baca juga: Hipertensi: The Sillent Killer yang Perlu Anda Waspadai



Gejala Hipertensi

Banyak kasus hipertensi sering ditemukan tanpa gejala. Tanpa gejala berarti, seringkali penderita hipertensi baru mencari pendapat profesional setelah terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal dan otak. Meskipun demikian, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami beberapa gejala berikut ini:


  • Sering sakit kepala
  • Kelelahan
  • Masalah penglihatan
  • Nyeri dada dan sesak napas saat beraktivitas
  • Aritmia (gangguan irama jantung)
  • Telinga berdenging
  • Kaki bengkak
  • Terdapat darah pada urine


Baca juga: Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), Si Pencegah Komplikasi Hipertensi



Pencegahan Hipertensi

Faktor genetik tidak dapat dielakkan bagi penderita yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya. Namun, yang jauh lebih penting adalah menjaga pola hidup sehat sehingga hipertensi dapat dicegah atau dikendalikan. Beberapa caranya antara lain:


  • Menghindari konsumsi garam secara berlebihan
  • Menjaga berat badan normal
  • Membatasi konsumsi kafein
  • Membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi
  • Mengonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah
  • Mengelola stres
  • Mengatur pola istirahat
  • Mengonsumsi obat pencegah hipertensi secara rutin


Tekanan Darah Normal dan Tidak Normal

  • Tekanan darah rendah, ketika berada di bawah angka normal yaitu sekitar 90/60 mmHg atau lebih rendah.
  • Tekanan darah yang normal, pada seseorang berkisar di bawah angka 120/80 mmHg.
  • Tekanan darah tinggi, tekanan darah berkisar antara 130-139 sistolik dan diastolik lebih 80 mmHg.


Jika Anda didiagnosis mengalami hipertensi, maka sudah saatnya untuk segera mengubah pola hidup Anda dengan menjalani pengobatan, rutin berolahraga, dan pola hidup yang baik. Ketiga pilar tadi saling berkaitan dan sangat diperlukan agar hipertensi tetap terjaga dan Anda tetap dapat menjalani hidup yang berkualitas dan terhindar dari masalah jantung.