Mengupas hubungan kompleks antara hipertensi dan penyakit jantung.
Sebagai organ yang bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh, peran jantung sangatlah vital bagi manusia. Di antara berbagai kondisi yang dapat terjadi pada jantung, tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu yang wajib diwaspadai, berapapun usia Anda.
Ketika terjadi hipertensi, jantung menghadapi beban yang lebih berat untuk memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Jika terjadi terus menerus, jantung dapat mengalami perubahan struktural seperti penebalan otot jantung, pembengkakan, jantung melemah, dan menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Performa jantung yang semakin menurun juga dapat berakibat pada beberapa komplikasi, termasuk gagal jantung.
Hipertensi adalah faktor besar yang dapat menyebabkan penyakit jantung, terutama jantung koroner. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang membuat dinding pembuluh darah mengalami inflamasi dan membentuk plak, sehingga meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner. Jika penumpukan plak terjadi pada pembuluh darah besar (aorta), gesekan dari tekanan darah dapat menimbulkan kerusakan dan menyebabkan aneurisma. Komplikasi-komplikasi inilah yang menyebabkan hipertensi mendapatkan reputasi sebagai salah satu silent killer.
Hipertensi terbagi dua, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis yang paling sering ditemukan, tetapi penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, dan berkembang perlahan dalam waktu bertahun-tahun. Sementara hipertensi sekunder disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit lain. Hipertensi sekunder juga dapat terjadi secara mendadak, termasuk pada anak-anak.
Kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain:
Baca juga: Hipertensi: The Sillent Killer yang Perlu Anda Waspadai
Banyak kasus hipertensi sering ditemukan tanpa gejala. Tanpa gejala berarti, seringkali penderita hipertensi baru mencari pendapat profesional setelah terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal dan otak. Meskipun demikian, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami beberapa gejala berikut ini:
Baca juga: Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), Si Pencegah Komplikasi Hipertensi
Faktor genetik tidak dapat dielakkan bagi penderita yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya. Namun, yang jauh lebih penting adalah menjaga pola hidup sehat sehingga hipertensi dapat dicegah atau dikendalikan. Beberapa caranya antara lain:
Jika Anda didiagnosis mengalami hipertensi, maka sudah saatnya untuk segera mengubah pola hidup Anda dengan menjalani pengobatan, rutin berolahraga, dan pola hidup yang baik. Ketiga pilar tadi saling berkaitan dan sangat diperlukan agar hipertensi tetap terjaga dan Anda tetap dapat menjalani hidup yang berkualitas dan terhindar dari masalah jantung.