Oleh Tim RS Pondok Indah
HPV dikenal sebagai penyebab kanker serviks dan kutil. Cari tahu cara mencegah dan mengobati infeksi HPV dalam artikel informatif ini!
Sebagai salah satu virus yang ditularkan melalui kontak seksual, HPV bisa saja menyebabkan gejala pada kulit yang terinfeksi, yakni berupa kutil. Meski tidak selalu berbahaya, infeksi HPV tetap perlu ditangani dengan tepat. Sebab, komplikasi HPV bisa saja berupa kanker, baik kanker serviks (pada wanita), maupun kanker anus (pada pria).
Human papillomavirus (HPV) adalah salah satu jenis virus DNA yang menginfeksi permukaan kulit manusia. Beberapa jenis HPV diketahui menjadi penyebab kanker serviks. Sedangkan sisanya kebanyakan tidak bergejala, atau menyebabkan terjadinya kutil.
Baik pria maupun wanita, dari kelompok umur berapapun, memiliki risiko terinfeksi HPV. Namun, gejala yang ditimbulkan bisa berbeda-beda, tergantung lokasi terinfeksinya.
Infeksi virus HPV lebih banyak asimptomatik, atau tidak menyebabkan gejala. Dari sekitar 200 jenis virus HPV yang sudah diidentifikasi, hanya 4 jenis yang paling sering menyebabkan gejala, yakni tipe 6, tipe 11, tipe 16, dan tipe 18.
Pada kasus yang menyebabkan keluhan, gejala HPV bisa menyebabkan kutil atau tumbuhnya daging di beberapa bagian tubuh tertentu, seperti kulit kepala, leher, lengan, maupun kelamin. Berikut ini gejala HPV berdasarkan lokasi terinfeksinya:
Infeksi HPV pada alat kelamin, baik wanita maupun laki-laki, biasa menimbulkan kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol. Selain di kulit kelamin, munculnya kutil juga bisa terjadi di dubur dan menimbulkan rasa gatal.
Bila yang terinfeksi adalah telapak kaki, gejala HPV biasanya akan tampak sebagai kutil berbentuk benjolan keras dan terasa kasar, sehingga menimbulkan gejala berupa rasa tidak nyaman saat menapak atau menginjak bagian tumbuhnya kutil.
Kutil yang tumbuh pada bagian tubuh ini akan dikenali sebagai kutil datar berupa benjolan yang terasa kasar, dengan atau tanpa rasa sakit, dan lebih mudah berdarah.
Berbeda dengan kutil di bagian tubuh lain, tumbuhnya kutil di wajah memiliki permukaan yang datar (flat warts). Meski bisa saja tumbuh di bagian wajah mana pun, rahang bawah menjadi lokasi paling sering tumbuh kutil wajah pada anak-anak.
Jika Anda mengalami gejala infeksi HPV berupa tumbuhnya kutil, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Kewanitaan
Penyebab infeksi HPV adalah virus human papilloma yang ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit penderitanya. Berikut ini adalah beberapa rute penularan HPV yang bisa terjadi:
Meski kebanyakan terjadi karena kontak langsung, ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang tertular HPV. Beberapa kondisi merupakan faktor risiko infeksi HPV, antara lain:
Agar penanganan yang tepat dapat dilakukan, dokter spesialis kulit dan kelamin akan menegakkan diagnosis HPV dengan melakukan sejumlah pemeriksaan. Dimulai dengan anamnesis untuk mengumpulkan informasi terkait infeksi HPV, termasuk gejala, riwayat aktivitas seksual yang tidak sehat, serta kondisi medis yang pernah maupun tengah dialami.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter sesuai dengan hasil anamnesis bertujuan untuk melihat adanya kutil maupun gejala infeksi HPV yang dikeluhkan pasien. Namun, kutil bisa saja tidak tumbuh di kulit. Bahkan infeksi HPV pada kelamin wanita berisiko menyebabkan kanker serviks (kanker leher rahim).
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai kemungkinan infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks, termasuk tes inspeksi visual asam asetat (IVA), Pap smear, tes HPV DNA.
Sedangkan untuk kasus infeksi HPV pada kelamin pria, tidak ada skrining khusus yang bisa dilakukan. Pap smear anus (anal Pap smear/anal Pap test) yang dilakukan setiap 2-3 tahun sekali hanya akan disarankan untuk mereka yang berisiko mengalami infeksi HPV dan bukan merupakan penderita HIV/AIDS. Sedangkan untuk penderita HIV/AIDS, pemeriksaan disarankan untuk dilakukan lebih sering, yakni 1-2 tahun sekali.
Baca juga: Mengenal Apa Itu ThinPrep untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Lebih Akurat
Kebanyakan kasus infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan khusus. Namun, untuk mengobati kutil yang muncul, dokter dapat memberikan pengobatan HPV berupa:
Dokter spesialis kulit dan kelamin dapat memberikan obat oles yang bertujuan untuk mengikis lapisan kutil secara bertahap.
Pengangkatan kutil hanya akan dilakukan ketika pengobatan dengan salep atau krim tidak berhasil. Berikut ini adalah beberapa metode operasi kutil yang bisa dilakukan:
Meski bisa dihilangkan, penanganan HPV yang dilakukan oleh dokter tidak bisa membunuh virus HPV. Jadi, kemungkinan kambuhnya kutil masih bisa terjadi bila HPV masih ada di dalam tubuh.
Meski kebanyakan bisa sembuh sendiri, infeksi HPV dapat menyebabkan komplikasi sehingga perlu ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi HPV yang tidak mendapatkan penaganan dengan sesuai adalah sebagai berikut ini:
Langkah utama untuk mencegah penularan infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Selain dengan melengkapi status vaksinasi HPV, berikut ini adalah upaya pencegahan infeksi HPV yang bisa Anda lakukan:
Baca juga: Mengenal Kanker Ovarium, dari Penyebab Hingga Penanganannya
Mengingat gejala HPV tidak selalu spesifik, Anda sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Pondok Indah cabang terdekat, terutama bagi yang memiliki risiko tinggi.
Selain pemeriksaan, dokter kulit kami akan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda, termasuk pemberian vaksin HPV, jika diperlukan. Dengan demikian, infeksi HPV dapat dicegah sehingga tidak menyebabkan keluhan yang mengganggu, bahkan hingga menyebabkan komplikasi.
Dalam beberapa kasus, infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) dapat menyebabkan gejala seperti gatal, meskipun tanpa kutil yang terlihat. Infeksi HPV sering kali tanpa gejala, tetapi beberapa tipe virus bisa menyebabkan iritasi atau gatal di area genital.
Kutil yang disebabkan oleh HPV biasanya tampak sebagai benjolan kecil yang berbentuk daging atau berwarna kecoklatan/merah muda. Kutil HPV terkadang menimbulkan rasa gatal atau nyeri. Selain itu, kutil kelamin akibat infeksi HPV biasanya memiliki bentuk mirip kembang kol dan cenderung tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa menular.
Dalam beberapa kasus infeksi ringan, HPV bisa hilang dengan sendirinya. Sistem kekebalan tubuh seringkali dapat mengatasi infeksi ini dalam waktu beberapa bulan hingga dua tahun. Namun, pada beberapa orang, HPV dapat tetap aktif dan menyebabkan masalah kesehatan lebih serius, seperti menimbulkan kanker serviks atau kanker lainnya.
Sabun tidak dapat menghilangkan virus HPV. Sebab HPV pada dasarnya adalah virus yang menginfeksi lapisan kulit atau membran mukosa, sedangkan sabun hanya membantu membersihkan kuman di permukaan kulit.
Referensi: