Mengenal Apa Itu Infeksi, Mulai Dari Cara Penularan hingga Cara Pencegahannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 04 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Mari cari tahu gejala, penanganan hingga pencegahannya!

Mengenal Apa Itu Infeksi, Mulai Dari Cara Penularan hingga Cara Pencegahannya

Infeksi bisa terjadi dimana saja, baik di kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, sampai saluran kemih. Beda jenis infeksi maka beda pula penanganan yang diberikan. Secara garis besar, infeksi yang menimbulkan gejala ringan, seperti penyakit flu, umumnya bisa sembuh sendiri dengan beristirahat yang cukup dan perawatan di rumah dalam beberapa hari tanpa pengobatan yang serius. 


Sementara infeksi yang diiringi dengan gejala berat, seperti meningitis, tidak bisa dianggap sepele dan harus segera mendapatkan penanganan medis dan rawat inap karena bisa mengancam nyawa penderitanya.


Apa Itu Infeksi?

Infeksi adalah suatu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kuman, baik oleh bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Semua kuman yang berukuran kecil (mikroorganisme) ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui banyak cara, misalnya melalui kontak fisik langsung maupun melalui kontak dengan percikan air liur atau ingus yang sudah terinfeksi mikroorganisme tersebut.


Baca juga: Perawatan Infeksi pada Luka akibat Terjatuh



Jenis Infeksi

Infeksi bisa disebabkan oleh beragam jenis mikroorganisme, yakni virus, bakteri, jamur, atau parasit. Berikut adalah berbagai jenis infeksi berdasarkan penyebabnya:


1. Infeksi virus

Infeksi virus merupakan infeksi yang paling sering terjadi. Virus merupakan mikroorganisme yang memiliki DNA maupun RNA, yang merupakan materi genetik. Sehingga bisa menggandakan diri dan menyebabkan infeksi. Namun, untuk memungkinkan penggandaan diri, virus membutuhkan sel tubuh dari makhluk hidup lain. Oleh karena itu, virus hanya bisa bertahan hidup ketika berada dalam tubuh makhluk hidup, termasuk manusia.


Umumnya infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga dikenal dengan self limiting disease. Namun, ada beberapa infeksi virus yang bertahan seumur hidup, dengan gejala yang membaik dan akan kambuh ketika sistem kekebalan tubuh melemah. 


Ada juga infeksi virus yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan, tetapi jumlah virusnya bisa dikurangi.


Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus adalah penyakit flu, hepatitis, cacar air, COVID-19, dan HIV/AIDS. 


2. Infeksi bakteri

Di Indonesia, infeksi bakteri juga banyak dijumpai. Infeksi akibat bakteri bisa disembuhkan hanya dengan mengonsumsi obat antibiotik. 


Gejala mungkin akan membaik setelah beberapa hari mengonsumsi obat, tetapi pastikan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dengan arahan dokter. Sebab, meski keluhan sudah membaik, bukan berarti bakteri sudah musnah seutuhnya. 


Konsumsi obat antibiotik sesuai arahan dokter diperlukan untuk memastikan bakteri telah dibunuh dan dimusnahkan seutuhnya. Dengan demikian, tidak akan menyebabkan bakteri menjadi kebal dengan antibiotik (resistensi antibiotik), yang berisiko menimbulkan kekambuhan bahkan menjadi komplikasi yang lebih parah.


Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu batuk rejan, radang tenggorokan, infeksi telinga, dan infeksi saluran kemih (ISK).


3. Infeksi jamur

Secara alami, sebenarnya jamur hidup di tubuh manusia. Namun, apabila jumlah jamur meningkat atau ada jamur berbahaya masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, atau luka di kulit, Anda bisa mengalami infeksi akibat jamur. 


Infeksi jamur paling umum terjadi di kulit. Namun, jamur juga bisa menginfeksi berbagai organ lainnya, antara lain kuku, kelamin, rambut, juga paru-paru.


Sebagian kasus infeksi jamur bisa sembuh dalam hitungan hari setelah mendapatkan obat antijamur. Namun, infeksi jamur di paru-paru yang cukup parah mungkin memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama, hingga beberapa bulan. 


Beberapa contoh penyakit infeksi jamur, yaitu Candidiasis, ringworm (jamur kulit), atau kurap.


4. Infeksi parasit

Parasit merupakan mikroorganisme yang menjadikan tubuh penderita sebagai inang atau rumahnya untuk berkembangbiak. 


Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit bisa sembuh dengan mengonsumsi obat antiparasit. Terkadang, beberapa kasus infeksi parasit juga perlu mendapatkan kombinasi pengobatan antijamur juga antibakteri. Pengobatan infeksi parasit biasa memakan waktu beberapa hari bahkan minggu. 


Beberapa contoh penyakit infeksi parasit adalah cacingan, toksoplasmosis, dan malaria.


Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan


Gejala Infeksi

Gejala infeksi sangat beragam, tergantung dari lokasi yang terdampak. Misalnya, infeksi jamur di kulit biasanya menimbulkan gejala berupa gatal dan muncul ruam. 


Namun, secara umum, orang yang terinfeksi bisa mengalami keluhan sebagai berikut ini:


  • Demam
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Gangguan pencernaan, termasuk mual, muntah, dan diare


Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa



Cara Penularan Infeksi

Infeksi dapat menular melalui beberapa cara berikut ini:


1. Kontak fisik

Cara penularan infeksi yang paling umum adalah melalui kontak fisik antara penderita dengan orang lain, seperti berjabat tangan, bersentuhan, berciuman, maupun berhubungan seksual. Penyebaran penyakit infeksi juga bisa terjadi dari ibu hamil ke bayi di dalam kandungan.


Selain itu, Anda juga bisa terinfeksi penyakit jika berbicara dengan penderita tanpa menggunakan masker. Penularan ini terjadi ketika Anda menghirup udara yang mengandung droplets atau percikan air liur penderita yang mengandung mikroorganisme.


2. Kontak tidak langsung

Selain melalui kontak fisik atau kontak langsung langsung, organisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui kontak tidak langsung.


Contohnya, ketika Anda menyentuh benda yang terkontaminasi. Mikroorganisme akan menempel pada tangan dan bisa menyebabkan infeksi ketika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan sebelumnya.


3. Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi

Mengonsumsi daging atau telur setengah matang bahkan mentah, dapat menyebabkan infeksi, karena mengandung kuman yang dapat menyebabkan infeksi.


Selain makanan, minuman yang tidak diolah dengan higienis juga bisa terkontaminasi mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.


4. Gigitan hewan

Infeksi penyakit melalui gigitan hewan atau gigitan serangga, seperti nyamuk, lalat, atau tungau. Beberapa contoh penyakit infeksi yang menular melalui gigitan hewan adalah demam berdarah, malaria, maupun skabies.  


Baca juga: Kenali DBD, mulai dari Penyebab hingga Penanganannya 


Faktor Risiko Infeksi

Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit infeksi, yaitu:


  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, atau mengidap penyakit tertentu yang melemahkan sistem imun, seperti penyakit autoimun, HIV, maupun diabetes
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mungkin bisa menurunkan daya tahan tubuh
  • Berusia lebih dari 60 tahun atau balita
  • Ibu hamil
  • Tenaga kesehatan, seperti dokter dan perawat
  • Sedang bepergian ke daerah endemis


Baca juga: Batuk, Kondisi yang Mengganggu Meski tidak Selalu Mengancam


Diagnosis Infeksi

Jika Anda mengalami gejala infeksi, yang tidak membaik setelah 3 hari, segera periksakan diri ke Dokter Umum di RS Pondok Indah cabang terdekat. Selama pemeriksaan, dokter akan melakukan sesi tanya jawab seputar gejala yang Anda rasakan, riwayat kesehatan, juga lamanya gejala terjadi.


Dokter kemudian akan memeriksa Anda melalui pemeriksaan fisik. Kemudian hasil pemeriksaan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang, termasuk tes darah, urine, feses, dahak, maupun cairan tubuh lainnya. 


Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti rontgen, CT scan, MRI, atau biopsi. 


Semua pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menegakkan diagnosis, sehingga penyakit infeksi bisa diobati dengan tepat.


Baca juga: Nyeri Perut, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Meredakannya


Penanganan Infeksi

Beda jenis infeksi maka beda pula pengobatan yang akan dokter berikan. Pengobatan harus diberikan sesuai dengan penyebab utama infeksi. Berikut ini adalah penjelasannya:


  • Infeksi virus, seperti flu, bisa diobati dengan mengonsumsi obat bebas di apotek terdekat. Sebab pengobatan infeksi ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan meringankan keluhan. 
  • Obat antiretroviral juga bisa diresepkan oleh dokter untuk mengobati infeksi oleh virus tertentu, termasuk pada kasus infeksi HIV/AIDS.
  • Obat antijamur juga dapat diresepkan untuk mengobati infeksi jamur. Obat ini dapat dioleskan, diminum, maupun disuntikkan, sesuai dengan keparahan infeksi dan kondisi masing-masing pasien.
  • Obat antiparasit, seperti obat mebendazol, diresepkan untuk mengobati infeksi parasit.
  • Obat antibiotik diberikan untuk mematikan bakteri penyebab infeksi. 


Dokter juga bisa meresepkan obat-obatan lain untuk meredakan keluhan, seperti obat analgetik untuk meredakan demam, obat antiemetik untuk mengatasi muntah, maupun vitamin serta suplemen yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh.


Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya


Lalu, Apakah Infeksi Penyakit Berbahaya?

Penyakit infeksi bisa saja jadi kondisi yang berbahaya, jika gejala yang ditimbulkan cukup parah dan tidak mendapatkan penanganan dengan tepat. Beberapa kasus infeksi bahkan bisa merenggut nyawa, seperti COVID-19, meningitis, serta HIV/AIDS. 


Jadi, jangan anggap sepele infeksi yang Anda alami dan segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.


Baca juga: Apakah Penderita Meningitis Bisa Sembuh? Mengetahui Pengobatan untuk Meningitis


Komplikasi Infeksi

Sebagian besar kasus infeksi bisa sembuh dengan penanganan yang tepat, dan jarang menyebabkan komplikasi. Namun, sebagian kasus infeksi yang tidak mendapatkan penanganan dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan mengancam nyawa, seperti:



Tidak hanya infeksi pada paru, sebenarnya kebanyakan infeksi bisa berakhir sebagai sepsis, jika tidak ditangani dengan tepat sedini mungkin.


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa


Tips Mencegah Infeksi

Kendati bisa membahayakan kesehatan, Anda bisa mengurangi risiko tertular penyakit infeksi dengan menerapkan beragam tips berikut ini:


  • Menjaga kebersihan peribadi
  • Rutin cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun sebelum makan, setelah BAB dan BAK, serta sebelum menyentuh wajah.
  • Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk.
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang terinfeksi.
  • Hindari penggunaan alat makan secara bergantian.
  • Hindari penggunakan alat pribadi, seperti sikat gigi, handuk, dan pisau cukur, secara bergantian.
  • Jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan orang lain.
  • Gunakan masker ketika sedang batuk atau flu, dan sebisa mungkin perbanyak waktu istirahat ketika sedang tidak enak badan.
  • Cuci bahan makanan sebelum dimasak.
  • Masak makanan sampai matang sempurna sebelum mengonsumsinya.
  • Hindari membeli makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya. Bila dibutuhkan, bawa makanan atau minuman sendiri jika tidak yakin dengan higienitas makanan maupun minuman yang tersedia.
  • Terapkan perilaku seks yang aman, dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta menggunakan kondom.
  • Lengkapi jadwal imunisasi agar tubuh lebih kebal terhadap kuman penyebab infeksi.


Beda penyebab infeksi maka beda pula pengobatannya. Jadi, segera lakukan pemeriksaan ke Dokter Umum di RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala infeksi, seperti demam, panas dingin, sakit kepala, batuk, tubuh terasa sangat lelah, nyeri otot, mual, muntah, dan diare.


Melalui pemeriksaan secara menyeluruh, dokter bisa menegakkan diagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat. Dengan demikian, Anda bisa lebih cepat pulih, serta terhindar dari risiko komplikasi akibat infeksi.


Baca juga: Mengenal Hepatitis A, Jenis Hepatitis yang Paling Menular



FAQ


Berapa Lama Tubuh Melawan Infeksi?

Lama tubuh melawan infeksi tergantung jenis infeksi, penyebab infeksi, dan kondisi imun seseorang. Umumnya, tubuh Anda membutuhkan 3-10 hari untuk melawan infeksi ringan seperti flu atau pilek. Namun, infeksi serius bisa memerlukan waktu lebih lama atau bahkan memerlukan bantuan obat.


Kenapa Infeksi Bisa Menyebabkan Demam?

Infeksi menyebabkan demam karena tubuh merespons dengan meningkatkan suhu untuk melawan mikroorganisme. Saat patogen masuk, sistem kekebalan tubuh mengeluarkan zat kimia seperti pirogen yang memicu otak menaikkan suhu tubuh. Kondisi ini membuat lingkungan kurang nyaman bagi patogen, sehingga membantu mempercepat penyembuhan.


Jadi, demam adalah tanda bahwa tubuh sedang bekerja untuk melawan infeksi agar cepat pulih.


Apakah Infeksi Bisa Sembuh Total?

Ya, infeksi bisa sembuh total jika ditangani dengan tepat, baik melalui pengobatan antibiotik, antivirus, atau perawatan lain sesuai jenis infeksinya. Konsultasikan ke Dokter Umum untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Kapan Harus Pergi ke Rumah Sakit Jika Terjadi Infeksi Bakteri?

Segera pergi ke rumah sakit jika infeksi bakteri menyebabkan gejala serius seperti demam tinggi, nyeri hebat, mual, atau pusing yang berkepanjangan. Infeksi yang tidak membaik setelah beberapa hari atau semakin parah meski sudah diobati juga butuh perhatian medis segera.




Referensi:

  1. Dillon CF, Dillon MB. Multiscale airborne infectious disease transmission. Applied and Environmental Microbiology. 2021. (https://journals.asm.org/doi/full/10.1128/aem.02314-20). Diakses apda 17 Oktober 2024.
  2. National Library of Medicine MedlinePlus. Common Cold. (https://medlineplus.gov/commoncold.html). Direvisi terakhir 16 November 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  3. National Health Service UK. Infections in pregnancy that may affect your baby. (https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/infections-that-may-affect-your-baby/). Direvisi terakhir 9 April 2024. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  4. Healthdirect Government Australia. What is the difference between bacterial and viral infections? (https://www.healthdirect.gov.au/bacterial-vs-viral-infection). Direvisi terakhir September 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  5. Healthdirect Government Australia. Food poisoning. (https://www.healthdirect.gov.au/food-poisoning). Direvisi terakhir Mei 2023. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  6. Cleveland Clinic. Viral Infection. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24473-viral-infection). Direvisi terakhir 23 November. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  7. Cleveland Clinic. Candidiasis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23198-candidiasis). Direvisi terakhir 6 Juni 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  8. Cleveland Clinic. Fungal Infections (Mycosis). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24401-fungal-infections-mycosis). Direvisi terakhir 25 Oktober 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  9. Cleveland Clinic. Infectious Diseases. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17724-infectious-diseases). Direvisi terakhir 6 Juni 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  10. Cleveland Clinic. Parasitic Infection. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24885-parasitic-infection). Direvisi terakhir 7 April 2023. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  11. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Infectious diseases. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infectious-diseases/symptoms-causes/syc-20351173). Direvisi terakhir 18 Februari 2022. Diakses pada 17 Oktober 2024. 
  12. Mayo Clinic. Disease & Conditions. Meningitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/meningitis/symptoms-causes/syc-20350508). Direvisi terakhir 4 Oktober 2023. Diakses pada 17 Oktober 2024.
  13. Mayo Clinic. Sepsis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214). Direvisi terakhir 10 Februari 2023. Diakses pada 17 Oktober 2024.