Kanker hati merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki angka kematian tinggi. Namun, mengenali kondisi ini sedini mungkin akan memperbesar peluang pengobatannya.
Hati atau liver merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, yang juga merupakan salah satu bagian dari organ pencernaan. Selain berfungsi untuk mencerna makanan, hati juga berperan penting dalam menyaring zat beracun, serta memproduksi senyawa untuk pembekuan darah.
Gangguan pada organ ini, terutama kanker hati, tentu akan mengganggu fungsi penting dari organ hati. Meski masih mungkin diobati, penanganan yang diberikan seringkali terhambat, karena kondisi ini baru dikenali ketika sudah parah. Untuk mencegahnya, ketahui informasi seputar kanker hati dengan membaca artikel di bawah ini!
Kanker hati adalah suatu keganasan yang terjadi akibat adanya mutasi genetik pada sel-sel hati. Kondisi ini termasuk salah satu kanker dengan tingkat kematian tertinggi, karena jarang menimbulkan gejala pada tingkat keparahan awal dan perburukannya terjadi sangat cepat.
Oleh karena itu, mengetahui faktor risiko dan penyebabnya merupakan langkah awal untuk melakukan skrining rutin. Sehingga kanker hati bisa lebih cepat terdeteksi dan ditangani.
Baca juga: Mengenal Kelainan Hati Dari Hepatitis Sampai Kanker Hati
Berdasarkan asal terjadinya, kanker hati bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
HCC adalah jenis kanker hati yang paling banyak ditemukan, sedangkan angiosarkoma merupakan jenis kanker yang paling jarang ditemui.
Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik
Ketika terkena kanker hati, tidak semua penderita menyadarinya, terutama pada kondisi awal. Ketika menyebabkan gejala, penderitanya akan menunjukkan beberapa keluhan berikut ini:
Selain itu, penderita kanker hati juga bisa mengeluhkan adanya gatal-gatal, ruam kulit, kelemahan otot, pembesaran payudara, maupun testis yang mengecil.
Baca juga: Tes Fungsi Hati, Langkah Awal Menentukan Kesehatan Hati
Sama seperti kanker pada bagian tubuh yang lain, kanker hati terjadi karena adanya mutasi genetik pada sel hati. Mutasi ini akan menyebabkan sel hati tumbuh secara tidak terkendali yang kemudian menjadi sel kanker.
Meski kebanyakan penyebab mutasi genetik tidak diketahui, infeksi hepatitis kronis menjadi salah satu penyebab yang sudah diketahui dapat menyebabkan terjadinya kanker hati.
Baca juga: Mengenal Hepatitis A, Jenis Hepatitis yang Paling Menular
Meski tidak selalu bisa diketahui, ada beberapa kondisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi genetik dan menyebabkan terjadinya kanker hati. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko kanker hati, yakni:
Baca juga: Kenali Bahaya Kanker Hati, Lakukan Pemeriksaan Sedini Mungkin
Jika Anda mengalami gejala kanker hati, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Gejala awal yang perlu diperhatikan termasuk penurunan berat badan yang tidak direncanakan, kelelahan ekstrem, kehilangan nafsu makan, atau rasa sakit di bagian kanan atas perut.
Selain itu, bila memiliki faktor risiko kanker hati, Anda sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di Executive Health Check Up RS Pondok Indah. Sebab, deteksi dini kanker hati dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Untuk menegakkan diagnosa kanker hati, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang kemudian dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan awal yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi adalah anamnesis, dengan mengajukan pertanyaan seputar keluhan dan gejala, riwayat kesehatan, kondisi kesehatan yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker hati serta riwayat keluhan serupa yang dialami oleh keluarga.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan di daerah perut. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat, meraba, menekan, dan mengetuk perut untuk menilai pembesaran hepar. Stetoskop juga akan digunakan untuk mendengarkan bising usus atau pergerakan saluran cerna.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker hati adalah:
Baca juga: Kunci Hindari Kanker Hati: Pemeriksaan Rutin dan Pencegahan
Pemeriksaan kanker hati tidak sekedar memastikan, melainkan juga menilai derajat keparahan kanker hati atau yang juga dikenal dengan staging penyakit kanker hati. Berikut ini adalah penggolongan stadium kanker hati:
Ketika hanya ditemukan 1 tumor yang berukuran kurang dari 2 cm di dalam hati, dan tidak ada kelainan dari hasil pemeriksaan fungsi hati.
Ketika ditemukan hanya 1 tumor berukuran kurang dari 5 cm atau lebih dari 1 tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm, dan pemeriksaan fungsi hati masih dalam batas normal. Umumnya pada stadium ini, pasien tidak mengeluhkan nyeri, jika ada pun keluhan hanya bersifat ringan-sedang.
Sudah ditemukan beberapa kanker berukuran kecil yang menyebar ke pembuluh darah, maupun beberapa tumor berukuran lebih dari 5 cm tanpa penyebaran ke pembuluh darah. Tidak ditemukan gangguan pada pemeriksaan fungsi hati dan secara umum keadaan pasien masih baik.
Menandakan kanker hati sudah menyebar ke pembuluh darah, kelenjar getah bening, maupun organ di sekitar hati atau organ yang dekat dengan hati. Pada stadium ini, pasien umumnya mulai menunjukkan perburukan kondisi, meskipun fungsi hati mungkin tidak banyak terpengaruh.
Merupakan stadium akhir, di mana kanker sudah menyebar ke organ lain yang lebih jauh, seperti tulang maupun paru-paru, serta ke kelenjar getah bening. Kondisi pasien pada stadium ini umumnya sudah makin buruk dan fungsi hati sangat terganggu.
Penggolongan derajat keparahan kanker hati juga bisa dilakukan berdasarkan jenisnya, yakni dengan menggunakan sistem the Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC), sistem the cancer of the Liver Italian Program (CLIP), maupun sistem Okuda.
Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pengobatan kanker hati akan dilakukan sesuai dengan jenis dan keparahannya, dengan mempertimbangkan usia dan kondisi medis masing-masing pasien. Beberapa metode yang umumnya digunakan untuk menangani kanker hati, meliputi:
Kombinasi dari beberapa terapi bisa saja dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan kondisi masing-masing penderita kanker hati.
Mengingat pentingnya fungsi hati dalam kehidupan sehari-hari, kanker pada organ ini akan menyebabkan beberapa komplikasi berupa:
Selain beberapa kondisi di atas, kanker hati juga bisa menyebabkan terjadinya asites, eritrositosis, hiperkalsemia, dan sakit kuning.
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, risiko terjadinya kanker hati bisa dikurangi dengan mengendalikan beberapa faktor risikonya, seperti:
Pelaksanaan skrining kanker hati tidak diwajibkan bagi semua orang. Namun, mereka yang memiliki faktor risiko, seperti penderita hepatitis B, hepatitis C, maupun sirosis hati, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi untuk memastikan perlu tidaknya dilakukan skrining ini. Pemeriksaan yang dilakukan saat skrining umumnya meliputi tes darah dan USG perut setiap 6 bulan sekali.
Jika Anda merupakan kelompok yang berisiko mengalami kanker hati, atau ingin memastikan hati tetap sehat, jangan ragu untuk menjadwalkan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi di RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga!
Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi
Kanker hati dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang membuat sel-sel hati tumbuh tidak terkendali. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus Hepatitis B atau C, konsumsi alkohol berlebihan, perlemakan hati, dan sirosis hati. Faktor genetik dan faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko kanker hati.
Ya, kanker hati dapat menyebabkan perut membesar, karena aliran darah yang terganggu, sehingga terjadi penumpukan cairan di perut (ascites). Gejala ini seringkali menunjukkan bahwa kanker hati telah berkembang, atau terjadi komplikasi.
Kanker hati primer berasal langsung dari pertumbuhan sel-sel hati yang tidak terkendali. Sedangkan kanker hati sekunder, atau metastasis, terjadi akibat penyebaran sel kanker dari organ lain ke hati.
Tumor hati tidak selalu sama dengan kanker hati. Tumor hati adalah pertumbuhan abnormal di hati, yang bisa bersifat jinak atau ganas. Sedangkan kanker hati adalah tumor ganas yang berkembang dari sel-sel hati. Meskipun tidak semua tumor hati adalah kanker, ada beberapa tumor hati yang berpotensi menjadi kanker hati.
Referensi: