Pengelolaan mandiri diabetes bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah sehingga kadar glukosa darah tetap dalam tingkat normal. Simak tipsnya berikut ini!
Tidak ada orang yang ingin terjangkit penyakit, tetapi ketika sudah terjadi, setiap orang tentu berupaya untuk dapat mengendalikan penyakit tersebut. Hanya saja, yang tidak jarang terjadi adalah pandangan bahwa dokter, obat, serta mungkin tindakan medis (seperti operasi) dinilai sebagai solusi utama yang dapat menyelesaikan segala permasalahan kesehatan.
Padahal, setiap orang bertanggung jawab atas kondisi tubuhnya, termasuk dalam upaya pengendalian penyakit yang sedang dihadapi, termasuk penanganan kasus diabetes melitus (DM). Satu kondisi yang kurang baik adalah sistem pelayanan kesehatan masih terfokus pada penanganan berdasarkan gejala (symptom-driven care).
Penting dipahami bahwa kunci utama untuk mengelola diabetes melitus adalah melalui pola hidup sehari-hari. Karenanya, kolaborasi antara pasien, keluarga, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan sangatlah penting untuk membuat penanganan menjadi lebih maksimal.
Pentingnya pemeliharaan terhadap diri dapat dilihat dari data penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat. Berdasar penelitian ini, terjadi peningkatan empat kali lipat terjadinya komplikasi pada penyandang DM yang tidak mendapat edukasi mengenai pemeliharaan terhadap diri sendiri.
Edukasi tata kelola mandiri pada penyandang DM dewasa dapat membantu memperbaiki kontrol gula darah (HbA1C) dalam jangka waktu yang panjang. Hanya saja, pengendalian ini akan menurun pada satu hingga tiga bulan jika tata kelola mandiri dihentikan. Artinya, tata kelola mandiri merupakan usaha yang harus dilakukan secara berkesinambungan.
Jika dilakukan dengan baik, pengelolaan diabetes mandiri akan memberikan dampak positif bagi penyandang DM, seperti:
Baca juga: Apakah Diabetes Bisa Sembuh? Ketahui Kemungkinan Sembuhnya
Mengontrol DM dimulai dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan mendapatkan edukasi dari dokter. Penting bagi pasien DM untuk menerapkan pola hidup sehat sesuai anjuran dokter dalam aktivitas sehari-hari. Seperti pada lazimnya, memulai hal baru akan terasa berat pada awalnya, tetapi jika dilakukan secara konsisten maka akan membentuk kebiasaan dan pasien bisa menjadi terbiasa dengannya. Ada beberapa aktivitas yang perlu diperhatikan penderita DM, yaitu:
Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita DM. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat-obatan ini sesuai dosis dan anjuran dokter.
Jangan melewatkan dosis atau mengubah jadwal tanpa berkonsultasi dengan dokter. Anda juga disarankan untuk berdiskusi dengan dokter apabila merasakan efek samping setelah konsumsi obat.
Pola makan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengontrol kadar gula darah dan mencegah perparahan diabetes melitus. Oleh sebab itu, penting bagi pasien DM untuk menerapkan pola makan yang sehat.
Berikut ini adalah anjuran yang dapat diikuti oleh penyandang diabetes melitus:
Bila Anda masih ragu mengenai pola makan yang tepat, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik. Dokter dapat memberikan saran dan rekomendasi pola makan yang tepat untuk kondisi Anda.
Baca juga: Pilihan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Sehat
Selain membuat tubuh menjaid lebih bugar, berolahraga secara rutin juga efektif meningkatkan sensitivitas insulin dan menstabilkan kadar gula darah pada penderita DM.
Bila Anda tidak terbiasa berolahraga, mulailah dengan jenis olahraga yang ringan dan mudah dilakukan, seperti jalan kaki, yoga, atau berenang. Untuk hasil yang optimal, lakukan aktivitas fisik sebanyak 5 kali seminggu, dengan durasi setidaknya selama 30 menit (dengan total durasi 150 menit/minggu).
Penyandang DM juga wajib memperhatikan asupan cairan sehari-hari dengan minum air putih yang cukup. Mencukupi kebutuhan cairan harian dapat membantu tubuh untuk meregulasi kadar gula darah dan mencegah dehidrasi. Tidak hanya demikian, hal ini juga dapat menjaga fungsi ginjal dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi, seperti nefropati diabetik atau penyakit ginjal diabetes.
Meskipun sekilas tidak langsung berhubungan dengan diabetes melitus, penyandang DM juga dianjurkan untuk menghindari merokok dan konsumsi alkohol.
Sebab, rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes, terutama pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan hati. Selain itu, konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah.
Selanjutnya, penyandang DM juga dianjurkan memantau atau periksa kadar gula darah secara rutin, tidak hanya saat kontrol dengan dokter saja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh pola makan dan aktivitas terhadap kadar gula darah Anda.
Penderita DM disarankan untuk memantau kadar gula darahnya pada waktu-waktu berikut:
Gunakanlah glucometer untuk memantau kadar gula darah Anda. Catat hasilnya untuk melihat pola dan konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam.
Terakhir, penyandang DM harus mewaspadai luka yang mungkin muncul pada tubuh, terutama pada bagian kaki. Sebab, proses penyembuhan luka pada pasien diabetes biasanya lebih lama, meningkatkan risiko terjadinya infeksi, kerusakan saraf (neuropati diabetik), bahkan kematian jaringan (gangrene).
Baca juga: Luka Diabetes, Kenali, Tangani, dan Cegah Komplikasinya!
Selain itu, bagi orang-orang di sekitar penyandang DM, penting juga untuk melakukan beberapa hal yang dapat mendukung suksesnya manajemen penyakit ini. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mendukung penderita diabetes mencakup:
Peran keluarga dan orang-orang sekitar sangatlah penting dalam upaya pengelolaan diabetes melitus. Dukungan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dan memotivasi mereka dalam mengelola penyakitnya.
Sekian informasi mengenai cara pengelolaan diabetes melitus secara mandiri. Tentu saja, pengelolaan diabetes melitus bersifat individual. Kondisi dan kebutuhan antara satu penyandang diabetes akan sangat mungkin berbeda dengan penyandang diabetes lainnya.
Karenanya, penting bagi pasien untuk mengonsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi, metabolik dan diabetes untuk memahami tata kelola mandiri yang sesuai dengan dirinya. Tidak hanya aspek fisik, evaluasi psikisosial, budaya, usia, dan kebutuhan penderita diabetes pun menjadi poin penting yang akan diperhatikan oleh dokter.
Baca juga: Waspadai Penyakit Ginjal Diabetes yang Mengancam
Penderita diabetes melitus tidak dapat sembuh, tetapi gejalanya dapat dikendalikan. Kadar gula darah penderita diabetes bisa dikontrol hingga mendekati normal melalui pola makan sehat, olahraga rutin, dan pengelolaan berat badan.
Kunci untuk mengelola diabetes melitus adalah dengan kontrol rutin ke dokter spesialis penyakit dalam dan menjalani pola hidup sehat.
Jika Anda sudah terkena diabetes, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan mengedukasi diri mengenai diabetes. Kendalikan kadar gula darah dan gejala Anda dengan menjalani pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik secara rutin, menjaga berat badan ideal, dan mengonsumsi diet sehat rendah gula.
Dukungan keluarga membantu penderita diabetes merasa lebih termotivasi dalam menjaga pola makan, berolahraga, dan mematuhi pengobatan. Keluarga juga berperan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung pemulihan.
Untuk mengelola kadar gula darah, penderita diabetes disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah indeks glikemik seperti sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Selain itu, hindari stres, lakukan olahraga secara rutin, dan jagalah berat badan yang ideal. Selain itu, penderita DM juga wajib rutin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam dan mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.