Kenal Lebih Dekat dengan Tension Type Headache

Selasa, 27 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tension Type Headache (TTH) adalah sakit kepala yang sering digambarkan sebagai sensasi lilitan ketat di sekitar kepala. Simak penyebab dan cara menanganinya!

Kenal Lebih Dekat dengan Tension Type Headache

Dari sekian banyak jenis sakit kepala, tension type headache adalah salah satu jenis yang sering dikeluhkan. Kondisi ini lebih sering dialami oleh orang dewasa pada usia produktif, atau berusia 25-50 tahun, sehingga bisa mengganggu performa mereka dalam bekerja dan beraktivitas.


Tension type headache (TTH), atau sakit kepala tipe ketegangan, lebih mungkin dialami oleh para eksekutif muda yang giat meniti karir, yang memiliki beban kerja berat, maupun bekerja dengan deadline yang ketat setiap harinya. Kondisi yang juga dikenal dengan sakit kepala tegang ini lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki.


Apa Itu Tension Type Headache (TTH)?

Tension type headache, atau sakit kepala tipe ketegangan, adalah kondisi nyeri sekaligus tegang pada bagian dahi dan belakang kepala. Jenis sakit kepala ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot kulit kepala, dahi, dan leher, yang sering kali disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranial.


Terkadang, sensasi nyeri dan tegang juga dapat menyebar ke leher hingga bahu. Bahkan, dalam kasus yang ekstrem, rasa nyeri juga dapat dirasakan seakan menekan tengkorak kepala penderita.


Baca juga: Nyeri Bahu, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya



Gejala Tension Type Headache

Tension type headache memiliki gejala yang khas, bukanlah nyeri berdenyut, melainkan nyeri tumpul yang membuat kedua sisi kepala terasa seperti diikat atau ditekan dengan kuat. Keparahannya bervariasi, bisa saja ringan hingga berat.


Selain itu, nyeri akibat tension headache juga bisa disertai dengan beberapa keluhan berikut:


  • Gejala sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  • Sensitif terhadap suara (fonofobia)
  • Leher dan bahu terasa kaku atau tegang, pada kasus yang berat
  • Tidak diperparah dengan aktivitas fisik, seperti berjalan atau naik turun tangga 
  • Tidak disertai dengan mual


Baca juga: Terapi Akupunktur Tangani Migrain yang Mengganggu


Jenis Tension Type Headache 

Berdasarkan frekuensi kekambuhannya, sakit kepala tipe ketegangan bisa dibedakan menjadi:


  • TTH Sewaktu untuk serangan sakit kepala sesekali tanpa sering berulang.
  • TTH Episodik, bila serangan sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya selama tiga bulan berturut-turut.
  • TTH Kronis, bila serangan sakit kepala lebih dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya selama tiga bulan berturut-turut.


Jika tidak diatasi dengan baik, TTH sewaktu bisa berkembang menjadi TTH episodik, bahkan TTH kronik.


Baca juga: Apakah Penderita Meningitis Bisa Sembuh? Mengetahui Pengobatan untuk Meningitis


Penyebab Tension Type Headache

Penyebab utama terjadinya tension type headache adalah faktor psikis, termasuk stres yang berat akibat tuntutan pekerjaan, kelelahan, maupun masalah pribadi.


Stres dan beban pikiran yang dialami akan mengaktifkan sinyal di otak untuk memicu kontraksi pada otot-otot di area kepala dan menimbulkan nyeri. Proses inilah yang menjadi alasan mengapa otot kepala tegang pada saat mengalami tension type headache.


Komplikasi Tension Type Headache

Jika sudah kronik, TTH sangat mungkin menyebabkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas penderita. Sakit kepala tipe ketegangan juga bisa memicu munculnya keluhan nyeri pada bagian tubuh lain, seperti nyeri bahu, nyeri punggung, dan sebagainya, yang akan membuat proses penentuan penyebab nyeri lebih sulit.


Serangan TTH kronis juga bisa membuat tubuh memproduksi hormon stres (hormon kortisol) secara terus-menerus. Jika dibiarkan berlarut-larut, peningkatan kadar kortisol dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.


Peningkatan produksi hormon kortisol juga memicu pelepasan gula ke dalam darah, sehingga risiko diabetes tipe 2 pun meningkat.


Baca Juga: Kenali Gejala Sakit Kepala, Tangani dengan Tepat



Cara Mengatasi Tension Type Headache

Langkah untuk meringankan tension type headache perlu disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa penanganan medis yang bisa dilakukan:


  1. Obat antinyeri
  2. Terapi pijatan pada otot-otot sekitar kepala yang tegang
  3. Penggunaan essential oils
  4. Obat antidepresan
  5. Terapi akupunktur
  6. Fisioterapi


Selain dengan beberapa penanganan tersebut, menerapkan pola hidup sehat juga penting dilakukan oleh penderita. Pola hidup yang dimaksud, termasuk mengelola stres dengan baik, istirahat cukup, dan rutin olahraga.


Baca Juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang



FAQ


Sakit Kepala Tipe Tegang Apakah Berbahaya?

Sakit kepala tipe ketegangan atau tension type headache biasanya tidak berbahaya, tetapi memang dapat mengganggu aktivitas. Meski bisa mengganggu, sakit kepala ini biasanya bisa diatasi dengan istirahat, relaksasi, atau konsumsi obat pereda nyeri ringan. Namun, jika sakit kepala ketegangan berlangsung lama atau semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis neurologi.


Berapa Lama Sakit Kepala Tipe Tegang Berlangsung?

Sakit kepala tipe tegang biasanya berlangsung antara 30 menit hingga beberapa jam. Namun, dalam beberapa kasus yang lebih parah, sakit kepala tegang ini bisa bertahan hingga beberapa hari. Jika sering terjadi atau berlangsung lama, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi untuk penanganan lebih lanjut.


Apa Penyebab Sakit Kepala dan Leher Tegang?

Sakit kepala dan leher tegang merupakan bentuk dari sakit kepala tegang yang parah, karena otot-otot leher yang tegang memicu rasa nyeri di kepala. Ketegangan otot leher ini bisa dipicu karena postur tubuh yang kurang tepat saat bekerja atau terlalu lama menatap layar gawai. 


Jika kondisi tak kunjung membaik, jangan menunda untuk konsultasi pada Dokter Spesialis Neurologi di RS Pondok Indah. Sebab semakin cepat ditangani, semakin besar pula kemungkinan TTH bisa diatasi hingga tuntas. Jika perlu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk meninjau kemungkinan lain yang menyebabkan sakit kepala, seperti adanya infeksi atau kelainan fisiologis.