Mengenal 4 Jenis Komplikasi Diabetes pada Mata, Waspadalah!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 12 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Komplikasi diabetes pada mata terjadi karena kadar gula darah tinggi merusak pembuluh darah dan sistem saraf mata. Ada beberapa jenis komplikasi yang dapat terjadi.

Mengenal 4 Jenis Komplikasi Diabetes pada Mata, Waspadalah!

Diabetes ditandai dengan tinggi kadar gula dalam darah. Kondisi ini bersifat kronis, dan tidak bisa disembuhkan, tetapi penanganan yang tepat bisa membantu mengelola keluhan serta mencegah komplikasi.


Salah satu komplikasi diabetes bisa memengaruhi penglihatan. Adanya komplikasi diabetes pada mata ini lebih mungkin terjadi ketika tidak mendapatkan penanganan yang tepat yang ditandai dengan kadar gula darah tidak terkontrol.


Pengaruh Diabetes pada Kesehatan Mata

Pembuluh darah di mata lebih rentan mengalami kerusakan akibat tingginya kadar gula darah, karena bentuk anatominya yang lebih kecil. Secara umum gangguan mata pada diabetes dapat dibedakan berdasarkan waktu terjadinya, yakni untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 


Tingginya kadar gula darah pada jangka pendek dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur, karena dapat menyebabkan perubahan kadar air atau membengkaknya jaringan pada retina. Kondisi ini bisa terjadi ketika dokter baru mengubah penanganan maupun pengobatan diabetes Anda, selama beberapa hari hingga minggu.


Namun, ketika kadar gula darah yang tinggi tidak terkontrol dengan baik akan terjadi peradangan yang merusak pembuluh darah, serta sistem saraf di mata Anda. Kerusakan pada pembuluh darah ini kemudian menyebabkan pembengkakan yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam bola mata.


Selain itu, terbentuknya pembuluh darah baru di mata yang lebih rapuh juga bisa mengalami perdarahan pada retina, yang kemudian menyebabkan jaringan parut, dan akhirnya juga meningkatkan tekanan dalam bola mata.


Kerusakan pada pembuluh darah bahkan bisa terjadi ketika Anda masih dalam fase prediabetes, dimana kadar gula darah lebih tinggi dari nilai normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosa sebagai diabetes.


Baca juga: Pilihan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Sehat



Komplikasi Diabetes pada Mata

Berikut ini adalah beberapa penyakit mata karena diabetes, antara lain:


1. Edema makula diabetik

Tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes dapat menyebabkan pembengkakan jaringan di mata, termasuk pada makula, yang dikenal dengan istilah edema makula diabetik (diabetic macular edema). 


Pembengkakan bagian mata akibat diabetes ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami penglihatan kabur atau buram. Jika tidak ditangani dengan tepat, komplikasi diabetes pada mata ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan sebagian bahkan kebutaan.


Edema makula diabetik lebih banyak dialami oleh mereka yang menunjukkan gejala retinopati diabetik. 


2. Katarak

Lensa mata memang normalnya akan bertambah keruh seiring dengan pertambahan usia. Namun, penderita diabetes lebih cepat mengalami keluhan katarak serta perburukannya. Kondisi ini diperkirakan berkaitan dengan tingginya kadar gula darah yang mempercepat keruhnya lensa mata.


Penderita katarak umumnya akan mengeluhkan pandangan yang berkabut, melihat lingkaran (halo) saat memandang sumber cahaya, kesulitan melihat dengan jelas pada pencahayaan minimal (khususnya malam hari), maupun adanya perubahan saat melihat warna, yakni menjadi kurang cerah atau terlihat pudar.


3. Retinopati diabetik

Retina merupakan lapisan di dalam bola mata yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah. Bagian dalam bola mata ini sangat penting dalam proses penglihatan. 


Tingginya kadar gula darah akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah pada retina, yang dikenal dengan istilah retinopati diabetik. 


Pada awal terjadinya, retinopati diabetes umumnya tidak bergejala. Jika ada pun, keluhannya sangat ringan, karena pada tahap yang dikenal dengan istilah retinopati diabetik non proliferatif ini, pembuluh darah hanya mengalami pembengkakan, jadi lebih lemah, bahkan kebocoran pembuluh darah yang terjadi masih kecil.


Namun, kondisi kerusakan pada pembuluh darah mata akan terus terjadi, bahkan semakin parah seiring dengan berjalannya waktu, pada penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Sebagai akibatnya, bisa terbentuk pembuluh darah baru pada permukaan retina yang mengganggu penglihatan, dan dikenal sebagai retinopati diabetik proliferatif.


4. Glaukoma 

Adanya kerusakan pada pembuluh darah di mata bisa menyebabkan pembengkakan jaringan maupun timbulnya jaringan parut yang akan meningkatkan tekanan dalam bola mata. Peningkatan ini kemudian menyebabkan penekanan serta kerusakan permanen pada saraf mata, yang membuat penderitanya mengalami gangguan penglihatan. 


Penderita diabetes memiliki risiko 2 kali lipat lebih besar mengalami glaukoma yang bahkan dapat memicu terjadinya kebutaan jika tidak ditangani dengan tepat sesegera mungkin.


Jika Anda mengidap diabetes dan mulai merasakan munculnya gangguan pada penglihatan, seperti buram, atau melihat lubang gelap, silau, maupun ada bintik-bintik hitam, segera lakukan periksakan ke dokter spesialis mata. Diagnosis dan penanganan dini dapat mencegah kondisi ini bertambah parah.


Baca juga: Apakah Diabetes Bisa Sembuh? Ketahui Kemungkinan Sembuhnya



Penanganan Komplikasi Diabetes pada Mata

Penanganan yang diberikan oleh dokter spesialis mata akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, tergantung dari komplikasi yang dialami. Hal ini meliputi gejala, keparahan, maupun riwayat kesehatan penderita diabetes, yang akan digali dalam proses anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang.


Setelah ditentukan, dokter bisa saja memberikan pengobatan penyakit mata akibat diabetes yang Anda alami dengan menyuntikkan obat langsung ke dalam bola mata, memberikan terapi laser, operasi, maupun kombinasi dari beberapa metode tersebut. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Penyuntikan obat ke dalam bola mata

Dokter bisa menyuntikkan obat anti-VGEF (anti-vascular endothelial growth factor) langsung ke dalam bola mata untuk mencegah pembentukan pembuluh darah baru. Selain itu, obat suntik ini juga akan menghentikan kebocoran cairan dalam bola mata yang juga bisa meredakan edema makula. 


2. Terapi laser

Terapi laser yang juga dikenal sebagai fotokoagulasi ini dilakukan dengan memfokuskan tembakan sinar pada pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Dengan demikian, kebocoran cairan maupun darah dalam bola mata bisa teratasi, sehingga pembengkakan serta tekanan dalam bola mata bisa berkurang.


3. Operasi vitrektomi

Tindakan bedah ini dilakukan dengan mengambil sebagian cairan dalam bola mata kemudian menghilangkan jaringan parut serta mengeluarkan darah dari dalam mata. Operasi vitrektomi biasa disarankan untuk penderita retinopati diabetik proliferatif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, termasuk kebutaan.


4. Operasi katarak

Penderita komplikasi diabetes berupa katarak juga bisa menjalani operasi katarak untuk mengganti lensa yang telah keruh dengan lensa buatan. Dengan demikian, penglihatan yang berkabut pun bisa kembali seperti sediakala. 


Baca juga: Katarak: Berbahayakah dan Bagaimana Penanganannya?


Pencegahan Komplikasi Diabetes pada Mata

Meski tidak mutlak, Anda bisa memperkecil risiko terjadinya komplikasi diabetes pada mata dengan menerapkan beberapa langkah berikut ini:


  • Selalu kontrol gula darah, khususnya kadar HbA1C
  • Pastikan tekanan darah tetap dalam rentang normal
  • Upayakan kadar kolesterol selalu dalam batas normal
  • Jangan merokok
  • Lakukan pemeriksaan mata, khususnya pemeriksaan retina, setiap 1-2 tahun sekali, sesuai dengan arahan dokter mata
  • Olahraga secara rutin, setidaknya selama 30 menit sebanyak 5 hari dalam 1 minggu


Selain melakukan langkah pencegahan, Anda juga diwajibkan untuk melakukan kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam guna memaksimalkan upaya mencegah komplikasi diabetes pada mata.

Sebab, pengobatan yang tepat baru bisa diberikan melalui pemeriksaan langsung yang dilakukan oleh dokter, sesuai dengan kondisi Anda. Selain itu, kontrol rutin ini juga bertujuan mendeteksi adanya kemungkinan komplikasi akibat diabetes yang Anda alami, serta mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.


Oleh karena itu, pilihlah rumah sakit yang memberikan pelayanan komprehensif dengan mengutamakan kesehatan pasiennya. RS Pondok Indah merupakan jawaban dan pilihan terbaik bagi Anda dalam mengelola diabetes, serta mencegah komplikasinya. Sebab dokter spesialis kami telah berpengalaman dalam memberikan pelayanan medis yang komprehensif bagi Anda maupun orang tersayang.


Baca juga: Jangan Sepelekan Mata Merah



FAQ


Apakah Diabetes Berpengaruh pada Penglihatan?

Ya, diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi penglihatan karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi seperti retinopati diabetik dan katarak, yang mengganggu penglihatan, bahkan kebutaan, jika tak ditangani dengan tepat.


Mengapa Diabetes Menyerang Mata?

Diabetes bisa menyerang mata karena kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, yang ukurannya lebih kecil, serta sistem saraf di mata. Kerusakan ini lah yang dapat mengganggu fungsi mata dan menyebabkan gangguan penglihatan.


Apakah Penyakit Diabetes Menyebabkan Kebutaan?

Jika tidak diobati, diabetes bisa menyebabkan kebutaan. Sebab diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada mata, seperti retinopati diabetik, edema makula, katarak, dan glaukoma. Penyakit-penyakit tersebut bisa menimbulkan hilangnya penglihatan secara permanen bila terlambat ditangani.


Bisakah Diabetes Menyebabkan Penglihatan Ganda pada Satu Mata?

Dalam beberapa kasus, diabetes dapat menyebabkan penglihatan ganda atau kabur jika kadar gula darah tak terkontrol. Kondisi ini bisa muncul akibat kerusakan saraf otot mata atau pembengkakan pada lensa.


Untuk mencegah berbagai komplikasi, Anda yang sudah terdiagnosis dengan penyakit diabetes diwajibkan untuk melakukan kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam.




Referensi:

  1. Rai BB, van Kleef JP, et al,. Early diabetic eye damage: Comparing detection methods using diagnostic power. Survey of Ophthalmology. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0039625723001145). Diakses pada 4 November 2024.
  2. Chen SN, Chen SJ, et al,. Refining vitrectomy for proliferative diabetic retinopathy. Graefe's Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1007/s00417-023-06134-w). Diakses pada 4 November 2024.
  3. Olvera-Barrios A, Owen CG, et al,. Ethnic disparities in progression rates for sight-threatening diabetic retinopathy in diabetic eye screening: a population-based retrospective cohort study. BMJ Open Diabetes Research and Care. 2023. (https://drc.bmj.com/content/bmjdrc/11/6/e003683.full.pdf). Diakses pada 4 November 2024.
  4.  Xu W, Liang Y, et al,. Proteomic study of aqueous humour in diabetic patients with cataracts by TMT combined with HPLC-MS/MS. BMC ophthalmology. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1186/s12886-023-03162-2). Diakses pada 4 November 2024.
  5. Centers for Disease Control and Prevention. Treatments for Diabetes Eye Complications. (https://www.cdc.gov/diabetes/data-research/research/eye-complications.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 4 November 2024.
  6. Centers for Disease Control and Prevention. Vision Loss and Diabetes. (https://www.cdc.gov/diabetes/diabetes-complications/diabetes-and-vision-loss.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 4 November 2024.
  7. American Academy of Ophthalmology. Diabetic Eye Disease. (https://www.aao.org/eye-health/diseases/diabetic-eye-disease). Direvisi terakhir 23 September 2024. Diakses pada 4 November 2024.
  8. Mayo Clinic. Diabetic retinopathy. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-retinopathy/symptoms-causes/syc-20371611). Direvisi terakhir 21 Februari 2023. Diakses pada 4 November 2024.