Luka Diabetes, Kenali, Tangani, dan Cegah Komplikasinya!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 21 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Luka diabetes tidak bisa diabaikan. Sebab, luka lecet kecil pun berisiko menyebabkan kematian jaringan, yang harus diamputasi, jika tidak ditangani dengan tepat.

Luka Diabetes, Kenali, Tangani, dan Cegah Komplikasinya!

Diabetes atau kencing manis biasa ditandai dengan kadar gula darah tinggi ini bisa menyebabkan berbagai kerusakan organ, terutama bila tidak terkontrol. Komplikasi diabetes bisa saja berupa kerusakan pembuluh darah, kerusakan saraf maupun kerusakan organ.


Luka diabetes merupakan komplikasi yang bisa terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf dan pembuluh darah, serta tingginya kadar gula darah penderita diabetes. Tingginya kadar gula darah dapat menghambat aliran darah, yang menghambat proses penyembuhan luka. Penanganan yang tepat akan menyebabkan luka tidak kunjung sembuh yang bahkan bisa berujung dengan amputasi atau pemotongan bagian tubuh penderita diabetes.


Apa itu Luka Diabetes?

Luka diabetes atau ulkus diabetikum adalah luka yang dialami oleh penderita penyakit diabetes karena infeksi, yang bisa berujung sebagai kematian jaringan (gangrene). Kondisi yang paling sering terjadi sebagai luka di kaki pasien diabetes ini terjadi karena adanya kerusakan saraf (neuropati diabetik) serta pembuluh darah yang dialami penderita kencing manis. 


Pada dasarnya proses penyembuhan luka pada pasien diabetes lebih lama, karena tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah, akibatnya sirkulasi darah memburuk. Diperparah dengan kerusakan saraf, yang membuat penderita diabetes merasakan nyeri, kesemutan, maupun baal atau mati rasa, sehingga mereka tidak sadar tengah mengalami luka pada salah satu bagian tubuhnya.


Selain itu, pasien diabetes juga akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih mudah mengalami infeksi. Ketika penderita diabetes yang kekebalan tubuhnya lemah mengalami luka, risiko infeksi pun lebih tinggi. Gabungan ketiga faktor ini merupakan penyebab luka diabetes yang bisa berujung dengan keputusan pahit, berupa amputasi, jika tidak mendapat penanganan yang tepat.


Baca juga: Cerdas Pantau Diabetes



Ciri-ciri Luka Diabetes 

Untuk bisa memberikan penanganan yang sesuai, Anda perlu terlebih dahulu mengenali ciri luka diabetes. Beberapa ciri luka diabetes yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Luka, lecet, kapalan, maupun perubahan pada permukaan kulit maupun kuku yang terluka
  • Keluarnya cairan atau nanah dari luka
  • Muncul bau tidak sedap dari luka
  • Kulit menjadi kemerahan
  • Daerah yang terluka mengalami pembengkakan
  • Munculnya eschar atau kulit menjadi kehitaman pada luka diabetes yang sudah parah


Derajat Keparahan Luka Diabetes

Sebelum berkembang menjadi gangrene atau luka makin parah, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan penangan sesuai dengan derajat keparahan luka diabetes, yang dikelompokkan menjadi:


  • Derajat 0: tidak ada luka terbuka
  • Derajat 1: luka hanya terjadi di lapisan kulit terluar, tidak berlanjut sampai lapisan kulit yang lebih dalam
  • Derajat 2: luka terjadi pada kulit dan jaringan yang lebih dalam, sampai tulang, tendon, maupun kapsul sendi
  • Derajat 3: luka yang terjadi lebih dalam dari derajat 2, hingga menyebabkan terjadinya nanah (abses), osteomielitis, maupun tendonitis
  • Derajat 4: luka sudah menyebabkan kematian jaringan (gangrene) pada daerah sekitarnya 
  • Derajat 5: terjadi gangrene yang lebih luas, misalnya pada seluruh kaki atau setinggi mata kaki


Baca juga: Apakah Diabetes Bisa Sembuh? Ketahui Kemungkinan Sembuhnya


Perawatan Luka Diabetes

Pengelolaan area luka dengan hati-hati penting dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut (komplikasi).


Agar tidak bertambah parah, bahkan sampai menyebabkan gangren, diperlukan cara merawat luka diabetes yang tepat. Berikut ini adalah perawatan luka diabetes yang dianjurkan:


1. Bersihkan luka setiap hari

Membersihkan luka akan mencegah terjadinya infeksi. Berikut ini adalah langkah membersihkan luka diabetes yang sebaiknya dilakukan:


  • Selalu mulai dengan mencuci tangan sebelum membersihkan luka, lalu kenakan sarung tangan steril selama membersihkan luka. 
  • Kemudian lanjutkan dengan membuka perban pada luka. Jika perban menempel, basahi dengan cairan NaCl 0,9% untuk membantu melepaskan perban dari luka. 
  • Bersihkan luka menggunakan kasa yang telah dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% dari bagian tengah menuju tepi luka, dengan gerakan melingkar. Anda bisa mengulang tahap ini, tetapi menggunakan kasa baru.
  • Keringkan luka dengan menggunakan kasa kering yang baru.
  • Tutup luka menggunakan kasa atau perban, sesuai dengan arahan dokter.


2. Kurangi tekanan pada luka

Penekanan pada daerah yang terluka akan mengurangi sirkulasi darah, yang menghambat proses penyembuhan luka. Jadi, sebaiknya hindari menggunakan baju yang ketat, sepatu yang terlalu ketat, maupun sepatu berhak tinggi untuk perawatan luka diabetes yang optimal


3. Tutup luka diabetes 

Luka diabetes perlu ditutup, agar tidak terinfeksi dan cairan bisa diserap oleh pembalut luka, sehingga proses penyembuhan luka berjalan lebih cepat. Anda bisa menggunakan pembalut luka sesuai dengan yang disarankan oleh dokter.


4. Kontrol kadar gula darah

Kadar gula darah yang terlalu tinggi, bahkan tidak terkontrol, akan mempermudah terjadinya infeksi dan merusak pembuluh darah, sehingga proses penyembuhan luka terhambat. 


Baca juga: Pentingnya Olahraga bagi Penyandang Diabetes


5. Perhatikan tanda-tanda infeksi

Selalu pastikan untuk memperhatikan tanda infeksi pada area yang terluka, karena infeksi dapat menghambat penyembuhan luka, bahkan memperparah kondisi. Segera informasikan ke dokter jika Anda menemukan tanda infeksi pada luka diabetes, agar bisa diberikan penanganan yang sesuai, seperti peresepan salep antibiotik.


6. Konsumsi makanan bergizi

Proses penyembuhan luka memerlukan nutrisi yang seimbang. Protein terutama diperlukan lebih banyak untuk mempercepat proses penyembuhan luka diabetes. Untuk itu, pastikan Anda selalu mencukupi kebutuhan nutrisi harian, atau sesuai dengan yang disarankan oleh dokter.


7. Kontrol luka ke dokter secara rutin

Selain perawatan luka diabetes secara mandiri, kontrol luka ke dokter secara berkala juga penting untuk memantau penyembuhan, serta skrining komplikasi yang mungkin terjadi. Jadi, pastikan untuk melakukan kontrol sesuai dengan arahan dokter dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.



Komplikasi Luka Diabetes

Penanganan luka diabetes sesegera mungkin yang dilakukan dengan tepat sangat penting. Sebab ketika tidak ditangani dengan tepat, luka diabetes bisa menyebabkan komplikasi yang berujung pada amputasi atau pemotongan bagian tubuh yang terdampak. Hampir semua komplikasi luka diabetes terjadi pada kaki, yang akan dijumpai sebagai:


1. Gangrene


Kematian jaringan (gangrene) merupakan kondisi gawat darurat medis karena terhentinya pasokan darah pada suatu anggota tubuh. Berdasarkan gejala yang ditunjukkan secara eksternal, gangrene bisa dibedakan menjadi gangrene basah dan kering. Kondisi ini lah yang dikenal sebagai luka diabetes basah dan luka diabetes kering. Berikut ini adalah penjelasan singkat perbedaan keduanya:


Gangrene basah atau luka diabetes basah

Kondisi ini akan dikenali dengan kulit pada daerah yang mengalami luka menjadi bengkak, melepuh, dan terlihat basah, serta muncul nanah. Infeksi menjadi penyebab jenis luka diabetes ini. Risiko terjadinya penyebaran luka diabetes basah lebih juga tinggi.


Gangrene kering atau luka diabetes kering 

Kondisi ini ditandai dengan kulit yang lebih kering dan mengerut dibandingkan dengan bagian lain yang sehat. Selain itu, akan dijumpai perubahan warna kulit yang awalnya kemerahan, menjadi kecoklatan, keunguan, hingga akhirnya menghitam. Gejala gangrene kering ini terjadi secara perlahan dan jarang menimbulkan infeksi.


Yang jelas, Anda diharuskan untuk segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit terdekat bila mengalami gejala gangrene apapun itu jenisnya. 


2. Kaki Charcot

Meski relatif jarang, kaki charcot (yang dikenal juga dengan neuropati Charcot atau arthropati Charcot) dapat menyebabkan sendi daerah yang terluka menjadi hancur dan mengganggu fungsi bagian tubuh yang terdampak secara permanen. Komplikasi luka diabetes ini juga bisa memperparah infeksi yang terjadi, bahkan meluas ke bagian tubuh yang lain. 


Baca juga: Kenali Gejala dan Penanganan Diabetes Mellitus Pada Anak


Kapan Harus ke Dokter?

Luka diabetes terbilang sulit sembuh dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi penderitanya. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala, seperti:


  • Adanya pembengkakan pada area yang terdampak
  • Nyeri hebat pada daerah yang mengalami luka
  • Kulit di sekitar luka mengalami perubahan warna, biasanya tampak kemerahan
  • Daerah yang terluka akan terasa dingin jika dibandingkan dengan yang sehat


Cara Mencegah Luka Diabetes

Untuk itu diperlukan penanganan sesegera mungkin dengan tepat, serta kontrol rutin ke dokter, terutama jika penderita diabetes mengalami luka. Selain kontrol dan perawatan luka, perlu dilakukan upaya pencegahan munculnya luka diabetes yang baru. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah munculnya luka diabetes yang baru:


  • Selalu mengenakan alas kaki
  • Memotong kuku dengan hati-hati
  • Melakukan pemeriksaan dan perawatan kaki setiap hari
  • Jangan merokok
  • Kontrol rutin diabetes sesuai dengan arahan dokter



FAQ


Kenapa Luka Orang Diabetes Susah Sembuh?

Luka pada penderita diabetes sulit sembuh karena kadar gula darah yang tinggi memperlambat proses penyembuhan. Aliran darah yang buruk ke area luka mengurangi suplai oksigen dan nutrisi, sehingga memperburuk penyembuhan. Selain itu, diabetes juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi pada luka.


Apakah Luka pada Penderita Diabetes Bisa Sembuh?

Ya, luka pada penderita diabetes bisa sembuh, tetapi prosesnya lebih lambat. Perawatan yang tepat, seperti menjaga kebersihan luka, kontrol gula darah, dan rutin memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam, sangat penting untuk mencegah komplikasi. Dengan penanganan yang baik, luka pada penderita diabetes bisa sembuh dengan optimal.


Apakah Luka diabetes Harus Ditutup?

Luka diabetes harus ditutup untuk melindunginya dari infeksi. Penggunaan perban steril sangat penting untuk menjaga kebersihan luka dan mempercepat penyembuhan. 


Apakah Luka Diabetes Bisa Menyebar?

Luka diabetes bisa menyebar dan meningkatkan risiko komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Untuk mengurangi risiko infeksi dan penyebarannya, luka perlu dirawat dengan tepat. Perawatan luka yang tepat dan kontrol gula darah yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.


Apakah Luka Diabetes Harus Dibersihkan Setiap Hari?

Luka diabetes harus dibersihkan setiap hari untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Gunakan air hangat dan sabun ringan, lalu keringkan dengan lembut. Setelah itu, tutup luka dengan perban steril. Perawatan rutin sangat penting untuk menghindari komplikasi serius. Jika ada tanda infeksi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam.


Bagi Anda yang telah terdiagnosa mengalami diabetes, lakukan kontrol rutin ke dokter spesialis penyakit dalam untuk memastikan tidak terjadi kerusakan saraf, maupun komplikasi diabetes yang lain, termasuk terjadinya luka diabetes. Sebab dengan kadar gula darah yang terkontrol, komplikasi ini dapat dicegah. 


Bila Anda tengah mengalami luka diabetes, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan perawatan luka dari tenaga medis yang terlatih. Tidak hanya perawatan luka, dokter spesialis maupun tenaga medis, kami akan mengajarkan cara merawat luka, supaya tidak makin parah.  




Referensi:

  1. Jais S. Various types of wounds that diabetic patients can develop: a narrative review. Clinical Pathology. 2023. (https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/2632010X231205366). Diakses pada 8 Agustus 2024.
  2. Raja JM, Maturana MA, et al,. Diabetic foot ulcer: A comprehensive review of pathophysiology and management modalities. World Journal of Clinical Cases. 2023. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10037283/). Diakses pada 8 Agustus 2024.
  3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mengenal Luka Diabetes. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2486/mengenal-luka-diabetes). Direvisi terakhir 24 Mei 2023. Diakses pada 8 Agustus 2024.
  4. DermNet. Diabetic foot ulcer. (https://dermnetnz.org/topics/diabetic-foot-ulcer). Direvisi terakhir Januari 2021. Diakses pada 8 Agustus 2024.
  5. Cleveland Clinic. Diabetes-Related Foot Conditions. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21510-diabetic-feet). Direvisi terakhir 21 Maret 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  6. Cleveland Clinic. Charcot Foot. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15836-charcot-foot). Direvisi terakhir 30 Juli 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  7. Mayo Clinic. Gangrene. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gangrene/symptoms-causes/syc-20352567). Direvisi terakhir 17 Juni 2022. Diakses pada 9 Agustus 2024.
  8. Orthobullets. Diabetic Foot Ulcers. (https://www.orthobullets.com/foot-and-ankle/7046/diabetic-foot-ulcers). Direvisi terakhir 20 Februari 2024. Diakses pada 9 Agustus 2024.