Cari Tahu Penyebab Mabuk Perjalanan dan Tips Mengatasinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 22 Januari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mabuk perjalanan terjadi ketika mispersepsi antara rangsang yang diterima telinga dengan yang diolah otak. Kondisi ini memang tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu.

Cari Tahu Penyebab Mabuk Perjalanan dan Tips Mengatasinya

Tubuh akan mempersepsikan suatu gerakan maupun perubahan posisi melalui sinyal dari beberapa bagian tubuh yang kemudian diolah oleh otak. Saat masukan dari mata, telinga, otot, maupun sendi berbeda, otak akan mengalami ‘kekacauan’ penafsiran sinyal. Kondisi inilah yang dikenal dengan mabuk perjalanan.


Apa itu Mabuk Perjalanan?

Mabuk perjalanan adalah kondisi yang terjadi ketika mispersepsi antara rangsang yang diterima oleh telinga dengan yang diolah oleh otak sebagai pusat keseimbangan. Akibatnya, penderita mabuk perjalanan atau motion sickness akan merasakan pusing, mual, bahkan muntah, ketika sedang dalam perjalanan. Selain saat berkendara, motion sickness juga bisa dialami oleh mereka yang sedang bermain, terutama VR (virtual reality). 


Kondisi ini bisa saja terjadi pada siapa pun, tetapi ada beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih berisiko mengalaminya. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini tidak berbahaya dan ada beberapa upaya untuk mengatasi mabuk kendaraan serta mencegah kekambuhannya.


Baca juga: 9 Makanan untuk Mabuk Perjalanan yang Bisa Meredakan Mual dan Muntah



Gejala Mabuk Perjalanan

Gejala mabuk perjalanan bisa saja terjadi secara bertahap, satu per satu, maupun langsung terjadi secara bersamaan. Beberapa gejalanya antara lain:


  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Keringat dingin
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Gelisah, lebih mudah tersinggung atau mudah marah
  • Produksi air liur yang lebih banyak dari biasanya
  • Peningkatan frekuensi pernapasan, atau napas jadi terengah-engah


Baca juga: Tips Agar Puasa Tidak Lemas dan Tetap Semangat saat Beraktivitas


Penyebab Mabuk Perjalanan


Mabuk perjalanan terjadi akibat ketidaksesuaian informasi yang diterima oleh otak dari berbagai sinyal yang dikirimkan oleh bagian tubuh. Kondisi ini dipicu oleh beberapa kegiatan, termasuk menaiki wahana di taman hiburan, bermain video game (terutama yang menggunakan VR), maupun melakukan perjalanan (terutama dengan moda transportasi darat). 


Contohnya saja, saat berkendara dengan mobil, tubuh Anda sebenarnya tetap diam, karena yang bergerak adalah mobil. Namun, mata Anda melihat kondisi sekeliling bergerak. Selain itu, telinga dalam juga akan menerima rangsang pergerakan ketika mobil sedang melaju. 


Perbedaan persepsi antara tubuh yang tidak bergerak dengan informasi dari mata dan telinga yang mengisyaratkan sedang dalam perubahan posisi inilah yang membuat mispersepsi di otak dan menyebabkan terjadinya mabuk perjalanan. 


Munculnya gejala mabuk perjalanan yang Anda alami adalah merupakan jawaban otak dari berbagai respon yang berbeda ini. Otak akan mencapai kesimpulan bahwa Anda mengalami keracunan atau ada benda asing yang masuk dan mengacaukan berbagai persepsi tersebut. Sehingga terjadilah berbagai respon tubuh untuk mengeluarkan racun tersebut dari dalam tubuh.


Baca juga: Atasi Sakit Gigi Saat Puasa dengan Cara yang Tepat agar Ibadah Tidak Batal



Faktor Risiko Mabuk Perjalanan

Meski bisa dialami oleh siapa pun, mabuk perjalanan lebih mungkin dialami oleh orang dengan beberapa kondisi berikut ini:


  • Anak-anak, terutama yang berusia 2-12 tahun
  • Mengalami perubahan hormonal, baik karena konsumsi obat kontrasepsi, sedang hamil maupun sedang dalam periode menstruasi 
  • Mengalami migraine
  • Mengalami gangguan pada telinga tengah, termasuk vertigo (BPPV)
  • Menderita penyakit Parkinson
  • Mengalami kecemasan atau ketakutan terhadap perjalanan jauh
  • Memiliki keluarga dengan riwayat keluhan serupa


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda


Diagnosis Mabuk Perjalanan

Tidak ada langkah diagnosis yang spesifik untuk memastikan Anda mengalami mabuk perjalanan. Dokter hanya cukup melakukan anamnesis mengenai keluhan atau gejala yang Anda alami, serta riwayat kesehatan. Baru kemudian dokter mengkonfirmasinya dengan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan telinga.


Pada kasus yang dicurigai terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang menggunakan CT-Scan maupun CT angiografi.


Penanganan Mabuk Perjalanan

Bila mengalami kondisi ini, Anda bisa menerapkan beberapa cara mengatasi mabuk perjalanan secara mandiri, seperti berikut ini:


  • Menghirup udara segar, dengan membuka jendela atau berhenti sejenak
  • Menghirup minyak aromaterapi, termasuk minyak kayu putih maupun minyak lavender
  • Alihkan pandangan, coba memandanglah jauh ke depan maupun melihat pemandangan yang ada di depan
  • Jangan membaca atau melihat gawai, termasuk menonton maupun bermain game di hp
  • Berbaringlah, bila perlu sambil pejamkan mata untuk sementara waktu
  • Minumlah wedang jahe atau teh jahe
  • Isap permen mint atau permen jahe


Jika terjadi saat bermain game, hentikan permainan bisa menjadi solusi untuk mengurangi keluhan mabuk perjalanan yang Anda rasakan. 


Bila beberapa perawatan mabuk perjalanan tidak cukup efektif meredakan keluhan, Anda bisa mengonsumsi obat mabuk perjalanan yang dijual bebas. Agar kerjanya maksimal, konsumsilah obat anti mabuk kendaraan ini 1-2 jam sebelum bepergian. Namun, karena efek sampingnya adalah menyebabkan rasa kantuk, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini ketika akan mengemudikan kendaraan.


Baca juga: Cara Efektif Atasi Sakit Kepala Saat Puasa Agar Tetap Fokus di Bulan Ramadan


Pencegahan Mabuk Perjalanan

Meski tidak sepenuhnya bisa dicegah, beberapa tips berikut bisa membantu mengurangi kemungkinan Anda mengalami mabuk perjalanan, yaitu:


  1. Pastikan untuk istirahat dengan cukup sebelum bepergian
  2. Jangan mengonsumsi makanan yang berlemak atau berminyak, pedas, asam, maupun makan terlalu banyak, sebelum melakukan perjalanan
  3. Pilihlah posisi duduk di depan, saat berkendara dengan transportasi darat, baik dengan mobil maupun bus
  4. Usahakan untuk duduk dengan nyaman di dekat jendela, ketika bepergian menggunakan pesawat terbang, kapal, maupun kereta api
  5. Coba berbaring dengan menutup mata, bahkan tidur, maupun memandang jauh ke depan, jika memungkinkan
  6. Pastikan asupan cairan tetap terpenuhi dengan minum air putih
  7. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol maupun berkafein sebelum dan saat bepergian
  8. Pastikan untuk tetap makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering
  9. Jangan merokok, selama bepergian
  10. Jangan membaca buku dan batasi penggunaan telepon genggam selama perjalanan berlangsung
  11. Alihkan perhatian dengan aktivitas yang menyenangkan selama berkendara, misalnya dengan mendengarkan musik maupun bernyanyi
  12. Konsumsi permen pelega tenggorokan maupun permen jahe selama perjalanan


Umumnya mabuk perjalanan tidak berbahaya, tetapi kondisi ini tetap berisiko menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat atau keluhannya sangat parah. Dehidrasi bisa menjadi komplikasi akibat mual dan muntah yang hebat pada penderita mabuk perjalanan. Jika dibiarkan dehidrasi bisa berujung pada hipotensi (tekanan darah rendah).


Oleh karena itu, jika pernah atau sering mengalami mabuk perjalanan dan akan bepergian, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter umum untuk mencegah kondisi berulang. Dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, Anda akan mendapatkan saran pencegahan mabuk perjalanan yang sesuai, termasuk peresepan obat-obatan yang mungkin perlu dikonsumsi.


Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh di RS Pondok Indah cabang terdekat juga bisa Anda lakukan sebelum melakukan perjalanan. Dengan demikian, perjalanan bisa Anda jalani dengan aman dan tetap sehat, tanpa perlu mengkhawatirkan mabuk perjalanan yang menghantui. Sebab pemeriksaan yang dilakukan di RS Pondok Indah dilakukan oleh dokter kompeten dengan memanfaatkan fasilitas medis berteknologi terkini.


Baca juga: Pahami Pentingnya Cek Kesehatan Sebelum Mudik Lebaran



FAQ


Berapa Lama Mabuk Perjalanan Akan Hilang?

Gejala mabuk perjalanan biasanya hilang dalam beberapa menit hingga jam setelah perjalanan selesai. Namun, dalam beberapa kasus, rasa pusing dan mual bisa menetap hingga satu hari. Jika gejala mabuk perjalanan tidak kunjung membaik atau bahkan bertambah parah lama setelah perjalanan berakhir, konsultasikan dengan dokter umum untuk memastikan penyebabnya.


Apa yang Harus Dilakukan saat Mabuk Perjalanan?

Jika mengalami mabuk perjalanan, sebisa mungkin posisikan diri Anda untuk duduk atau berbaring dengan nyaman di tempat yang stabil. Kemudian, fokuskan pandangan ke objek tetap di kejauhan dan bernapaslah dengan teratur. Anda juga bisa minum air putih dan mengonsumsi permen jahe atau mint untuk membantu mengurangi mual.


Bagaimana Cara Agar Merasa Lebih Baik setelah Mabuk Perjalanan?

Segera setelah perjalanan berakhir, beristirahatlah di tempat yang tenang dan stabil. Hindari aktivitas yang memicu pusing, seperti membaca buku atau menatap layar gadget. Bila perlu, Anda bisa minum air hangat atau teh jahe untuk mengurangi mual.


Apakah Mabuk Perjalanan Sama dengan Pusing?

Mabuk perjalanan dan pusing merupakan dua kondisi berbeda. Namun, salah satu gejala mabuk perjalanan yang biasa muncul adalah rasa pusing. Mabuk perjalanan sendiri disebabkan oleh ketidaksesuaian informasi yang dikirimkan ke otak oleh indera penglihatan maupun sistem keseimbangan tubuh yang lain.


Di sisi lain, pusing dapat disebabkan oleh mabuk perjalanan maupun berbagai kondisi lain, seperti tekanan darah rendah.


Haruskah Saya Menemui Dokter THT Karena Mabuk Perjalanan?

Jika mabuk perjalanan terjadi sangat sering, parah, atau disertai gejala lain seperti vertigo berkepanjangan, bahkan kehilangan keseimbangan, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter THT untuk penanganan lebih lanjut.



Referensi:

  1. de Faletans CD, Watelain E, et al,. Motion sickness and visual impairment. Brain Research Bulletin. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0361923024001977). Diakses pada 20 Januari 2025.
  2. Kaufeld M, De Coninck K, et al,. Chewing gum reduces visually induced motion sickness. Experimental brain research. 2022. (https://link.springer.com/article/10.1007/s00221-021-06303-5). Diakses pada 20 Januari 2025.
  3. CDC. Motion Sickness. (https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/motion-sickness). Direvisi terakhir 28 Januari 2022. Diakses pada 20 Januari 2025.
  4. Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tips Mengatasi Mabuk Perjalanan. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1107/tips-mengatasi-mabuk-perjalanan). Direvisi terakhir 5 Agustus 2022. Diakses pada 20 Januari 2025.
  5. Cleveland Clinic. Motion Sickness. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12782-motion-sickness). Direvisi terakhir 8 April 2024. Diakses pada 20 Januari 2025.
  6. Mayo Clinic. Motion sickness: First aid. (https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-motion-sickness/basics/art-20056697). Direvisi terakhir 7 Januari 2023. Diakses pada 20 Januari 2025.