Oleh Tim RS Pondok Indah
Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini memiliki gejala khas berupa demam dan menggigil yang berulang setiap 48–72 jam.
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit malaria ditemukan di negara tropis dan subtropis, termasuk Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Di Indonesia sendiri, kasus positif malaria mencapai 400.000 kasus dengan Papua sebagai daerah dengan endemis tinggi.
Pencegahan dan pengobatan yang tepat menjadi kunci penting dalam mengurangi angka kematian akibat malaria, terutama di daerah endemis tinggi.
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sebelum akhirnya menimbulkan gejala malaria, parasit penyebab penyakit ini memiliki siklus hidup sebagai berikut:
Selain melalui gigitan nyamuk, malaria juga bisa ditularkan lewat transfusi darah, ibu ke janin melalui plasenta, serta berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi.
Baca juga: Kenali DBD, mulai dari Penyebab hingga Penanganannya
Penting diketahui bahwa terdapat lima jenis parasit yang menjadi penyebab malaria, yaitu:
Baca juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit di Musim Hujan
Gejala malaria biasanya timbul berselang 7–30 hari setelah tergigit nyamuk yang terinfeksi, berupa:
Pada kasus malaria yang berat, umumnya pada infeksi Plasmodium falciparum, gejala malaria yang ditimbulkan bisa jadi lebih serius, seperti gangguan fungsi organ, kejang hingga koma, gangguan pembekuan darah maupun perdarahan. Sehingga, tidak heran bila jenis malaria ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di dunia.
Penyakit malaria tidak boleh disepelekan, karena bisa mengancam jiwa bila terlambat ditangani. Oleh sebab itu, bila Anda atau orang terkasih mengalami keluhan yang menyerupai gejala malaria, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Diagnosis dan penanganan dini yang tepat merupakan kunci kesembuhan malaria.
Baca juga: Mengenal Apa itu Infeksi, Mulai dari Cara Penularan hingga Cara Pencegahannya
Meski umum terjadi di wilayah tropis dan subtropis, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena malaria, di antaranya:
Perlu dipahami bahwa malaria tidak menular melalui kontak langsung dengan penderita, berbagi makanan atau minuman, hubungan seksual, atau gigitan serangga selain nyamuk Anopheles betina.
Malaria bisa menyebabkan gejala yang parah, bahkan kematian, jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, jika Anda mengalami demam tinggi yang kambuh setiap 48–72 jam disertai dengan menggigil, keringat berlebih, sakit kepala, atau kelelahan terus-menerus, terutama setelah bepergian ke daerah endemis tinggi malaria, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah cabang terdekat.
Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Untuk menegakkan diagnosis malaria, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang dimulai dengan tanya jawab medis. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, berupa:
Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa
Pengobatan malaria untuk setiap individu bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis Plasmodium yang menginfeksi, tingkat keparahan infeksi, serta kondisi pasien. Umumnya dokter akan memberikan obat antimalaria berupa peresepan klorokuin maupun terapi kombinasi berbasis artemisin (ACT), yang termasuk kombinasi dihydroartemisinin dan piperakuin (DHP).
Pertimbangan dokter dalam memilih pengobatan antimalaria akan disesuaikan dengan keparahan maupun komplikasi yang terjadi, serta kondisi kesehatan, termasuk daya tahan tubuh, penderita malaria.
Baca juga: Cari Tahu Tips Pertolongan Pertama Demam Tinggi pada Orang Dewasa
Jika tidak ditangani dengan tepat, malaria bisa menyebabkan komplikasi yang serius, seperti:
Bagi orang yang tinggal atau akan bepergian ke wilayah endemis malaria, sebaiknya terapkan beberapa langkah pencegahan, sebagai berikut ini:
Selain itu, mengingat malaria adalah penyakit infeksi yang bisa membahayakan jiwa, Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat, jika mengalami gejala-gejala penyakit malaria atau mengalami keluhan ketikan baru kembali dari berpergian ke negara dengan kasus malaria yang tinggi.
Melalui pemeriksaan dan penanganan dari dokter, penyakit malaria akan lebih cepat teratasi dan komplikasi yang mungkin timbul juga bisa dicegah.
Baca juga: Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil
Gejala pertama malaria umumnya meliputi demam tinggi, menggigil, keringat berlebih, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Berbagai gejala ini biasanya muncul 10 hari hingga 4 minggu setelah tergigit nyamuk.
Gejala awal malaria seringkali menyerupai flu atau infeksi virus lainnya, sehingga sulit untuk didiagnosis. Bila mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Sebab, malaria yang terlambat ditangani berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi yang membahayakan jiwa.
Orang yang paling berisiko terkena malaria termasuk mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah endemis, seperti Asia Tenggara. Selain itu, balita, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih rentan terinfeksi penyakit ini.
Pengobatan malaria dapat bervariasi tergantung pada jenis dan keparahan infeksi. Dalam kasus malaria ringan, pengobatan dapat dilakukan secara rawat jalan dengan obat antimalaria. Namun, jika infeksi sudah parah atau mengalami anemia berat hingga terjadi gangguan kesadaran, rawat inap diperlukan untuk mengobati malaria.
Referensi: