Analisa sperma merupakan pemeriksaan penting untuk menilai kesuburan pria. Tes ini mencakup analisis jumlah, motilitas, morfologi, volume, dan pH air mani pria.
Gangguan kesuburan dapat berasal dari suami maupun istri. Oleh karena itu, sejak awal evaluasi, penting untuk melakukan pemeriksaan lengkap pada kedua pasangan. Analisa sperma direkomendasikan bagi semua pasangan yang belum mendapatkan keturunan setelah satu tahun menikah.
Bagi pria, analisa sperma menjadi langkah awal yang krusial untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi dan faktor yang dapat memengaruhi kesuburan. Analisa sperma bertujuan untuk menilai kualitas sperma berdasarkan beberapa parameter yang telah ditetapkan oleh WHO.
Berikut ini adalah standar normal yang digunakan dalam pemeriksaan ini:
Apabila hasil pemeriksaan dan analisis sperma menunjukkan nilai di bawah standar tersebut, kemungkinan ada gangguan pada kesuburan pria yang perlu dievaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis IVF dan fertilitas.
Baca juga: Operasi Pengambilan Sperma: Harapan untuk Pria dengan Azoospermia
Kualitas sperma pada pria dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk paparan lingkungan, jenis pekerjaan, dan kebiasaan sehari-hari.
Beberapa paparan lingkungan dan jenis pekerjaan yang dapat berdampak buruk pada produksi sperma dan kesuburan pria antara lain:
Selain faktor eksternal, gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari juga berperan dalam menentukan kualitas sperma. Konsumsi alkohol secara berlebihan dan berat badan berlebih (indeks massa tubuh >29) diketahui dapat menurunkan kualitas sperma.
Beberapa suplemen diketahui dapat membantu meningkatkan kualitas sperma, seperti minyak ikan, vitamin C, ubiquinone 10, selenium, glutation, asam folat, zinc, dan vitamin B12. Sebaliknya, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kolkisin dan alopurinol, dapat mengurangi kemampuan sperma dalam membuahi sel telur.
Di sisi lain, olahraga ringan dapat membantu meningkatkan kesuburan, tetapi olahraga berat yang dilakukan lebih dari 5 jam per minggu justru dapat menurunkan tingkat kesuburan pria. Dengan memahami berbagai faktor ini, pria dapat lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas sperma dan kesuburannya.
Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pria yang akan menjalani analisa sperma disarankan melakukan persiapan berikut:
Pada saat pemeriksaan, pengambilan sampel sperma dilakukan di ruang khusus (sperm collection room) di rumah sakit. Sampel kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menilai parameter sperma. Jika hasilnya kurang optimal, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan ulang dalam 2 minggu hingga 1 bulan untuk memastikan akurasi.
Analisa sperma adalah langkah awal yang penting untuk mengetahui tingkat kesuburan pria. Pemeriksaan ini membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghambat kehamilan dan memberikan gambaran mengenai langkah-langkah selanjutnya.
RS Pondok Indah IVF Centre menyediakan layanan konsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas berpengalaman serta alat pemeriksaan yang lengkap, termasuk teknologi canggih untuk menangani berbagai penyebab ketidaksuburan. Jika ingin memastikan kondisi Anda, konsultasikan dengan dokter spesialis untuk mendapatkan rekomendasi pemeriksaan yang sesuai.
Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF
Sebelum melakukan pemeriksaan sperma, biasanya tidak ada keharusan untuk berpuasa. Namun, beberapa dokter mungkin menyarankan agar Anda menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan rokok selama beberapa hari sebelum tes untuk memastikan hasil yang lebih akurat. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk ejakulasi atau berhubungan seksual selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan.
Untuk hasil pemeriksaan yang optimal dan akurat, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter persiapan yang tepat sebelum pemeriksaan sperma dilakukan.
Waktu yang ideal untuk melakukan analisa sperma adalah di pagi hari, antara pukul 8 hingga 10. Pada waktu ini, kadar hormon testosteron umumnya lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi kualitas sperma. Namun, yang lebih penting adalah melakukan tes setelah periode abstinensia yang tepat, yaitu 3-5 hari tanpa ejakulasi.
Prosedur tes sperma dimulai dengan pengambilan sampel air mani, biasanya melalui masturbasi di ruang khusus di laboratorium. Sampel sperma harus segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Setelah sampel diterima, teknisi akan memeriksa tingkat keasaman (pH) air mani, volume, konsentrasi, motilitas sperma, serta morfologi (bentuk sperma).